PART 23

3.9K 430 40
                                    

Eleena Pov

Aku sedang duduk di atas ranjang yang berada di dalam kamar ku. Satu jam yang lalu harusnya aku sudah bersiap-siap untuk datang ke acara pembukaan salah satu store butik milik ku.

Tapi ternyata badan ku demam dan kepala ku sedikit terasa pusing. Jadi aku memutuskan menunda keberangkatan ku untuk beberapa jam.

Hari ini Ara dan Angkasa akan pergi ke Yogya. Dua hari yang lalu Angkasa sudah menghubungi ku, Angkasa bilang dia ada pekerjaan di Yogya selama 3 hari.

Dia meminta izin pada ku untuk membawa Ara ke Yogya. Tentu aku mengizinkannya, karna Ara bilang dia rindu Laras dan juga rumah Eyangnya.

Sejak Ara pindah ke Jakarta, dia memang belum pernah mengunjungi rumah Eyangnya lagi. Jadwal ku terlalu padat dan Angkasa juga cukup sibuk dengan pekerjaannya.

Aku mengambil Hp ku yang tergeketak di meja samping tempat tidur ku. Tangan ku bergerak mengetik no Angkasa, yang sampai saat ini masih ku ingat dan segera menghubunginya.

"Hmm" ku dengar suara Angkasa saat sambungan telpn kami sudah terhubung.

Jantung ku selalu berdetak lebih cepat saat aku mendengar suara berat milik Angkasa.

"Kamu sama Ara jadi ke Yogya?" Tanya ku sambil berusaha mengatur detak jantung ku.

"Iya" jawab Angkasa.

"Kalian tidur dirumah Bapak?" Tanya ku.

"Ara tidur disana. Aku di hotel." Jawab Angkasa.

Dia selalu seperti ini, menjawab pertanyaan ku seperlunya.

"Kenapa di hotel?" Tanya ku lagi

"Ada kerjaan yang harus diselesaikan" jawab Angkasa.

"Pesanan Mas"

Aku mendengar suara perempuan yang tentunya sudah ku kenal selama beberapa bulan terakhir ini.

"Makasih sayang" ku dengar suara Angkasa berubah menjadi sedikit melembut.

Nada suara yang selalu aku rindukan. Beberapa tahun yang lalu Angkasa selalu berbicara dengan ku dengan suara yang lembut seperti itu.

"Pelangi ikut?" Tanya ku berusaha mengalihkan lamunan ku.

"Iya, pekerjaan ku cukup banyak tapi waktu ku cuman sebentar di Yogya. Jadi aku minta bantuan Pelangi" Jawab Angkasa.

"Oh, okay kalau gitu. Salam buat Ara dan Pelangi" kata ku.

"Hmm" jawab Angkasa dan langsung memutuskan sambungan telpn kami.

Beberapa tahun yang lau aku dan Angkasa sudah resmi bercerai. Kami sebelumnya berpacaran cukup lama. Tapi ternyata itu ga menjamin memudahkan kehidupan pernikahan kami.

Semuanya terasa jauh lebih sulit saat kami sudah menikah. Angkasa yang sibuk dengan pekerjaannya, menjadi sering meninggalkan ku sendirian dirumah.

Aku harus keluar dari dunia yang selama ini menjadi mimpi ku. Mengurus rumah sambil mengurus Ara sendirian. Aku yang tidak terbiasa diam dirumah menjadi menghabiskan semua waktu ku dirumah.

Kehadiran Ara membuat ku semakin ga memiliki waktu untuk mengurus diri ku sendiri. Aku yang sebelumnya selalu dibantu dalam segala hal, tiba-tiba harus mengurus semua hal seorang diri.

Sampai akhirnya aku dan Angkasa sering bertengkar dan diluar dugaan ku, aku mengatakan hal yang sangat menyakitkan untuk Angkasa.

Karna aku merasa hubungan kami semakin ga sehat, akhirnya aku memutuskan untuk menggugat cerai Angkasa. Namun ternyata aku benar-benar dibuat menyesal setelah berpisah dari Angkasa.

Dunia Untuk PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang