Angkasa Pov
Aku sedang melajukan mobil ku ke arah apartemen milik Pelangi. Saat ini jam di pergelangan tangan ku masih menunjukan pukul 5 pagi, tapi aku dan Pelangi harus pergi ke Bandung sepagi ini. Karna ada proses syuting salah satu program acara tv yang harus kami datangi.
Mobil ku sudah memasuki area tower apartemen milik Pelangi. Aku memarkinkan mobil di dekat pintu masuk ke arah lobby. Setelah memarkirkan mobil, aku keluar dan bersandar di samping mobil Rubicon hitam milik ku ini.
Lalu aku mengeluarkan satu bungkus rokok dari saku celana ku dan menyalakan satu batang rokok. Setelahnya aku mengeluarkan Hp ku dan mencoba menghubungi nomer Pelangi.
"Ya Mas" jawab Pelangi.
"Aku udah di bawah Ngi. Depan lobby ya" kata ku sambil sesekali menghisap rokok yang ada ditangan kiri ku.
"Oh iya, tunggu sebentar ya. Aku ini bentar lagi sampe di lobby" jawab Pelangi lalu dia memutuskan sambungan telpon kami.
Udara pagi ini sedikit dingin dan membuat ku ingin menghisap rokok. Selama menunggu Pelangi aku memainkan Hp ku, sambil sesekali melihat ke arah lobby untuk melihat apakah Pelangi sudah terlihat atau belum.
Ku lihat Pelangi keluar dari lift dan berjalan ke luar untuk menghampiri ku. Dia tersenyum sambil menyapa security yang sedang berjaga pagi ini.
Aku memperhatikan penampilan Pelangi dari jauh. Pagi ini Pelangi menggunakan hoodie berwarna kuning dan celana jeans panjang berwarna hitam, yang dipadukan dengan sneakers berwarna putih. Rambut Pelangi yang panjangnya hanya sebatas bahu ia biarkan tergerai begitu aja.
Jika melihat penampilan Pelangi yang seperti sekarang, dia terlihat jauh lebih muda dari usianya. Kadang aku semakin merasa usia kami benar-benar terpaut sangat jauh. Ya sebenarnya memang cukup jauh. Usia kami terpaut 13 tahun.
Pelangi sedikit berlari saat jaraknya sudah lebih dekat dengan ku. Saat Pelangi akan bergerak untuk memeluk ku, aku mengangkat tangan dan memperlihatkan rokok yang sedang ku hisap. Ia lalu berhenti tepat di depan ku sambil memainkan tas yang sedang ia gendong.
"Kok pagi-pagi udah ngerokok sih?" Tanya pelangi sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Dingin, tumben bangetkan Jakarta dingin begini" jawab ku sambil menarik tas pelangi untuk ku simpan di jok belakang.
"Ini mobil siapa?" Tanya pelangi menunjuk Rubicon hitam di depannya.
"Mobilnya Sam." Jawab ku berbohong.
"Ooh" kata Pelangi sambil berjalan ke arah pintu penumpang.
Pelangi selalu seperti ini. Dia hanya akan bertanya satu kali dan ga akan menanyakan hal-hal lain yang menurutnya ga penting.
"Masuk Ngi" kata ku sambil membukakan pintu untuk Pelangi.
Aku menyuruh pelangi untuk masuk kedalam mobil lebih dulu, sedangkan aku masih berada di luar untuk menghisap dan menghabiskan rokok ku.
"Ko masih diluar? Telat nanti" kata Pelangi yang sudah membuka jendela mobil ku.
Aku tersenyum dan buru-buru mematikan rokok ku yang tinggal sedikit lagi. Setelah masuk kedalam mobil, aku menyemprotkan handsinitizer ke tangan ku dan berusaha menghilangkan bau rokok di sekitar ku.
Pelangi gak suka bau rokok. Dia akan cemberut kalau mencium tangan ku yang ada bekas bau rokok. Setelah membersihkan tangan ku dan meminum air mineral yang ada di dalam mobil, aku mendekat ke arah Pelangi dan menarik kepala Pelangi agar lebih dekat ke arah ku, lalu mencium keningnya untuk beberapa detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Untuk Pelangi
RomancePelangi Arkadewi Hanafi sedang berusaha untuk "mengembalikan" sosok Narendra Lesmana seperti dulu, sebelum mimpi buruk mendatangi kehidupan Narendra. Angi berusaha bertahan dan menghadapi segala perlakuan kasar Narendra, karna ia yakin Narendranya y...