PART 14

4.3K 454 18
                                    

Pelangi Pov

Mobil Mas Angkasa sudah keluar dari salah satu tempat wisata yang jadi lokasi syuting hari ini. Aku ga ngerti lagi dengan tingkah laku seseorang yang lagi nyetir disebelah ku. Bisa-bisanya dia ngelakuin hal-hal yang bakal bikin orang lain curiga sama hubungan kami.

Tapi Mas Angkasa ga merasa panik atau jadi ga nyaman saat Mas Dimas dan Timnya memandang kami dengan tatapan sejuta tanya. Dia bersikap biasa saja, seolah ga melakukan hal yang ga akan bikin orang lain curiga dengan hubungan kita.

Aku kembali memperhatikan Mas Angkasa. Hari ini dia memakai kaos berwarna hitam. Ga ketinggalan dengan topi dam kacamata hitamnya yang selalu setia menemani penampilannya.

Kadang aku bingung sama diri ku sendiri. Kok bisa aku baru sadar kalau laki-laki di sebelah ku ini menarik banget. Bisa-bisanya dulu aku ga memperhatikan Mas Angkasa dan ga naksir sama bos ku ini. Padahal hampir setiap jam aku harus ketemu sama dia.

"Kenapa Ngi?" Tanya Mas Angkasa yang sedang fokus memperhatikan jalan.

"Baru nyadar atasan mu ini ganteng banget?" Tanyanya lagi.

Aku refleks memukul bahunya, sedangkan Mas Angkasa hanya tersenyum sambil menarik tangan ku untuk dia genggam.

Image Mas Angkasa yang super ketus udah ga pernah ku lihat lagi skarang. Yanh ada hanya Mas Angkasa yang super jahil, yang sering muncul di depan ku.

"Mau makan dulu apa langsung aja?" Tanya Mas Angkasa.

"Langsung aja Mas. Kasian Ara kan udah nungguin kamu" jawab ku sambil mengusap punggung tangannya.

Aku tertawa melihat tangan ku yang tertutup habis oleh tangan Mas Angkasa. Tubuh Mas Angkasa ini tinggi banget, kalau aku berdiri di belakangnya, udah pasti ga akan keliatan sama orang lain.

Mobil Mas Angkasa sudah memasuki daerah Villa yang kami tuju. Saat akan kemasuki gerbang masuk, tiba-tiba seorang security menghentikan mobil dan menanyakan beberapa hal.

"Mau kesiapa Pak?" Tanya security tersebut.

"Pak Hidayat" jawab Mas Angkasa.

"Udah buat janji?" Tanya security lagi.

"Saya putranya Pak Rama." Jawab Mas Angkasa.

"Oh maaf Pak, silahkan langsung masuk aja" kata security itu sambil menundukan badannya beberapa kali.

Mas Angkasa sudah memarkirkan mobilnya di halaman villa. Kami sedang berjalan ke dalam villa sambil sesekali memperhatikan suasana sore ini.

Rasanya disini sangay nyaman dan sejuk sekali. Mas Angkasa menarik ku untuk mendekat dan dia merangkul ku. Kami berjalan ke arah pintu utama dalam diam.

Ternyata pintu villa ini ga tertutup dan aku bisa mendengar suara obrolan dari dalam sana. Sesekali aku mendengar suara Ara yang sedang tertawa.

"Assalammualaikum" kata Mas Angkasa begitu kami memasuki villa ini.

"Waalaikumsalam" jawab orang-orang yang sedang duduk di sofa.

"Tante Angi" teriak Ara sambil berlari untuk memeluk ku.

"Hai Ara" kata ku sambil mengusap rambutnya.

"Ayok sini masuk Angkasa" kata laki-laki yang usianya hampir sama dengan Pak Rama.

Mas Angkasa menuntunku untuk mendekat ke arah keluarganya. Tangan kanannya merangkul pundak ku dan tangan kirinya menggandeng tangan kecil milik Ara.

"Sore Pak Hidayat" sapa Mas Angkasa sambil mengulurkan tangannya.

"Apakabar Angkasa?" Tanya Pak Hidayat.

Dunia Untuk PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang