Angkasa Pov
Saat ini aku dan tim ku sedang bersiap-siap untuk menyelam. Kami semua sedang mempersiapkan keperluan untuk menyelam. Kebetulan aku selalu membawa alat selam pribadi dan aku sedang memastikan alat-alat selamku masih berfungsi dengan baik.
Oya, aku sudah mendapatkan lisensi dive master. Jadi kemampuan menyelamku sudah ga perlu diragukan lagi.
Aku melihat ke arah Pelangi, sejak kejadian tadi malam Pelangi benar-benar menghindari ku. Saat sarapan pagi tadi bahkan ia lebih memilih sarapan sendiri, ga bergabung bersama kami.
Aku berusaha mendekat kearahnya dan membantunya untuk memeriksa perlengkapan menyelamnya. Tetapi Pelangi masih tetap diam. Dia ga memperdulikan kedatangan ku.
"Kamu udah punya lisensi diving Ngi?" Tanya ku.
Dia hanya menganggukan kepalanya.
"Ikut pelatihan selam dimana?" Tanya ku lagi.
"PADI" jawab pelangi tanpa menatap ku.
"Mas semuanya udah siap. Kita bisa langsung masuk ke kapal" kata Bagas.
"Oh okay, mulai masuk aja kalau gitu Gas" jawab ku.
Saat aku akan membantu membawakan perlengkapan milik Pelangi, dia menepis tangan ku dan membawa sendiri semua alat-alat selamnya.
Pelangi sepertinya benar-benar marah dengan ucapan ku semalam. Maksud bukan merendahkan Pelangi. Aku hanya ga habis pikir dengan sikap Pelangi yang masih mau bertahan dengam kondisi seperti itu.
Kami sudah berada di tengah lautan dan sedang memasangkan perlengkapan selam kami masing-masing, sambil dibantu oleh peselam lokal yang hari ini menemani kami. Saat semua sudah siap di posisinya masing-masing, instruktur sekaligus tour guide kami saat ini sudah mulai turun kedalam air. Satu persatu tim ku pun mulai masuk kedalam air.
Setelah melihat Pelangi turun kedalam air, aku menyusul untuk turun dan mulai menyelam. Acara menyelam kami berjalan cukup baik dan saat ini kami sudah menyelam selama 30.
Sejak turun kedalam air, aku selalu memperhatikan gerak gerik Pelangi. Rasanya hari ini aku punya firasat yang kurang baik untuknya. Tapi setiap aku mendekat kearahnya, Pelangi selalu berusaha menjauh.
Tiba-tiba aku melihat pelangi yang kesulitan bergerak, ia juga membuka regulatornya beberapa kali. Gerak-gerik Pelangi terlihat mulai panik. Aku buru-buru mendekat kearahnya. Setelah berada didekat Pelangi, aku buru-buru memegang lengannya.
Telapak tangan Pelangi membentuk garis horizontal di lehernya. Lalu iya menunjuk ke arah regulator atau alat bantu nafasnya. Dia meberikan tanda bahwa ada masalah dengan regulator yang ia pakai.
Ya tuhan, saat ini kami sedang berada di kedalaman 12 meter dan Pelangi ga bisa bernafas dengan benar. Aku menarik Pelangi untuk lebih dekat dengan ku. Saat posisi kami sudah cukup dekat, aku melepaskan regulator milik ku dan mengarahkannya pada Pelangi.
Setelah memeberikan tanda ke arah tim ku, aku secara perlahan membawa Pelangi untuk naik ke permukaan. Aku berusaha untuk membuat Pelangi tenang, karna akan berakibat sangat fatal saat Pelangi bersikap panik.
Saat kami sudah berada beberapa meter ke permukaan air, kaki pelangi tiba-tiba ga bergerak. Tangannya memegang bahuku dengan kencang.
Sial, dia keram! Aku berusaha menariknya. Wajah pelangi sudah semakin pucat. Sebisa mungkin aku membawa Pelangi ke permukaan.
Saat sudah berada di permukaan, Pelangi tiba-tiba ga sadarkan diri. Aku berteriak meminta bantuan ke arah tim ku yang ga ikut menyelam dan ada beberapa tim penyelam lain juga yang menunggu di kapal. Mereka mendekat dan membantu ku mengangkat pelangi keatas kapal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Untuk Pelangi
RomantizmPelangi Arkadewi Hanafi sedang berusaha untuk "mengembalikan" sosok Narendra Lesmana seperti dulu, sebelum mimpi buruk mendatangi kehidupan Narendra. Angi berusaha bertahan dan menghadapi segala perlakuan kasar Narendra, karna ia yakin Narendranya y...