Tujuan Rany keluar rumah hanya satu,
Yaitu ingin membeli buku untuk melengkapi pengetahuannya.Dia sekolah kan?
Iya dia sekolah! Tapi bukan sekolah umum.
Rany di sekolahkan di rumah dengan guru yang di sewa Ayahnya.Bukan tidak mampu untuk menyekolahkan Rany di sekolah umum.
Tapi karna memang orang tuanya tidak ingin Rany sampai keluarJika Rany tetap kekeh untuk sekolah di tempat umum maka orang tuanya akan memutuskan untuk tidak menyekolahkan Rany sama sekali.
Di rumah maupun umum!"Bu, ini harganya berapa?" tanya Rany antusias pada seorang ibu-ibu yang menjaga kasir.
"100.000 neng." jawab Ibu kasir setelah mengecek harga dari buku itu menggunakan sebuah alat.
"Lah kok mahal sih Bu? Kemarin saya liat di internet harganya gak sampai se mahal ini."
Percaya atau tidak.
Sekarang anak pengusaha terbesar ini sedang merengekkan sebuah buku yang harganya bukan apa-apa."Maaf ya neng, ini itu memang udah harga yang pas! Karna baru aja di kirim jadi harganya melonjak tinggi dari sebelumnya." jawab Ibu kasir tersenyum.
"Bu saya ambil ini"
Lagi!
Suara lantang dan datar itu muncul tiba tiba di samping Rany."Ih sih mas! Ya ngantri dulu dong mas! Saya yang duluan di sini." sinis Rany
Mana ada sih orang yang mau di langkahin apalagi soal antrian. Jadi Rany gak salah kan?
Lagi!
Lagi-lagi cowok itu seperti tidak menganggap Rany ada. Dia tidak menggubris perkataan Rany, padahal jarak mereka itu dekat."Nih Jang! Terimakasih!" suara dari Bu Kasir menengahi mereka berdua. Bu Kasir juga mengulurkan sebuah paper bag kecil dan benda tipis, berbentuk persegi panjang, berwarna biru pada Cowok di sebelah Rany
"Kok ibu malah ngelayanin dia sih! Kan saya duluan yang ke sini." ujar Rany sinis pada cowok di sampingnya
"Ya sih eneng, soal bayar membayar aja lama pisan! Jadi saya ladenin dulu si ujang kasep" balas Bu Kasir
"Kasep? Kasep artinya ganteng kan? Hah?"
Rany mengoreksi setiap kata-kata yang keluar dari mulut Bu Kasir.
Tak mau berlama lama! Cowok itu pergi tanpa ada sepatah kata yang keluar setelah membeli bukunya.
"Bu, itu harganya gak bisa kurang? 70.000 aja ya! Kan yang saya tau harganya segitu" rengek Rany.
Rany membawa uang di dompet cukup banyak! Tapi entah kenapa dia takut sekali untuk memakainya banyak. Dia takut kalau sampai Mama atau Papanya akan mengecek uang yang ada di dompetnya.
"Aduh neng! Ini tuh udah harga tetap. Kalau gak ada duit teh nya usah beli atuh." ucap Bu Kasir mengunakan logat sunda
"Tapi saya perlu banget buku ini! Ayolah Bu, saya baru kali ini loh nawar. Masa gak ada kurang-kurangnya sih!" ujar Rany dengan keringat dingin
Keringat dingin yang di timbulkan Rany ini hanya karna takut tidak mendapatkan buku pelajarannya.
Sementara di sore nanti buku itu mau dia pakai."Nih"
Lagi!
3 kali sebuah suara itu terdengar.
Siapa lagi kalau bukan cowok yang Rany temui di halte, angkot, dan sekarang di toko buku!"Ha? ... mas ... tadi ... sekarang ..." ucap Rany menunjuk pintu keluar dan diri cowok di hadapannya
"Ini!" cowok itu menyodorkan selembar uang berwarna merah! 100.000!
"Ini?" tanya Rany mengerutkan dahinya menunjuk uang berwarna merah di tangan cowok itu.
"Gue cuman gak tega sama orang kere yang udah mau nangis hanya karna gak di kasih diskon." jelas Cowok itu datar.
DATAR!
KAMU SEDANG MEMBACA
LIBERTY ✅
Teen Fiction"Aku telah mengorbankan semua masa masa pertumbuhan ku di rumah Mama. Aku ingin kebebasan, aku ingin bebas dari semua kekangan Mama!" Rany, gadis yang menghabiskan hidup terkurung di dalam penjara besar milik Ibu kandungnya sendiri. Gadis itu pern...