Epiolg

175 10 0
                                    

Bagai matahari yang selalu menerangi kegelapan. Seperti itulah Kamu (Kaisar) di mata aku. Datang tanpa terduga, hadir membawa kebahagian untuk gadis sepertiku. Kau mengubah banyak perbedaan yang ada dalam hidupku. Aku tau! Aku tidak pantas untuk laki laki sempurna seperti mu. Tapi, cinta yang sudah mengubah ketidak pantasan itu. Aku bersyukur hadirnya kamu di sisi aku. Termakasih atas perjuangan mu selama ini, bukan aku tidak mau berjuang bersama. Tapi aku ingin melihat bagaimana keseriusan kamu. Maaf, kemarin! Aku tidak berjuang bersamamu tapi setelah ini. Aku janji, apapun hal yang memisahkan kita. Aku akan berusaha untuk bertahan dan berjuang bersama.

Aku senang. Hari ini telah tiba, hari dimana cinta kita akan diabadikan. Aku senang bukan Laki laki lain yang duduk di sampingku bersanding dengan ku. Aku berharap kebahagian ini akan terus bertahan sampai maut menjadi pemisah.

Terimakasih...
Terimakasih untuk perjuangan dan cinta yang selalu kamu tunjukan untukku.

***

"Ayo sayang! Itu calon pria-nya udah gak sabar!" ujar Lia pada Rany yang sudah siap dengan dengan gaun putih panjang ala princess.

"Ibu bisa aja!" Rany tersipu malu.

"Papa datang gak Bu?" tanya Rany

Lia hanya tersenyum mengangguk

"Bella?"

"Udah! Kamu lihat aja di depan" titah Ibunya.

Hubungan keduanya sudah bisa di katakan baik.

Rany di tuntun menuruni tangga dan berjalan mendekati meja yang menjadi saksi ke-sah-an-nya hubungan mereka.

Semua mata melirik ke arah pengantin wanita. Tak terkecuali Kai yang sepertinya sudah tidak sabar mempersunting Rany.

"Itu Rany?" tanya Andre.

"Kenapa bisa secantik itu sih?" ucap Andre takjub.

Seketika, ucapan itu menarik mata Kai untuk melempar tatapan mematikan untuk Andre

"Lo tau kan dia siapa?" tanya Kai datar.

"Iya iya! Sensi amat lu"

"Tapi sumpah Kai, Rany tampil beda" timpal Rehan.

"Bilang apa tadi?"

"Aww! Ehh! Sayang. Enggak, gak bilang apa apa!"

"Lo bilang apa tadi Ndre?" kini Vivi yang bertanya

"Kok lo dateng sih? Tadi pake bilang gak mood dateng!"

"Gue tergiur sama tudung saji di depan!"

"Dih! Kalau soal makan gercep lu!" dumel Andre

"Gue kangen sama tempat makan ala catering" timpal Vivi

"Gue heren deh sama lo pada. Punya hobby makan tapi gak naik tuh berat badan." Rara tiba menimbring

"Jangan salah. Vivi gini gini berat kalau di gendong sama gue!"

"Ohh jadi pernah di gendong nih yaa?" goda Rehan

"Jangan mulai!" ujar Vivi dan Andre bersamaan

LIBERTY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang