Hari telah berganti! Sudah beberapa Hari ini Rany tidak bicara dengan Kai-nya, tidak bicara dengan kebahagiannya. Dimana dia sekarang? Apa yang terjadi dengannya sekarang? Apa dia baik baik saja? Sejak kemarin segala macam pertanyaan muncul di benak Rany. Sungguh dia tidak ingin hidup saja.
Pagi hari di awali Rany dengan mengecek HP-nya. Berharap Kai-nya menelfon atau memberi kabar tapi harapannya hilang saat sebuah notifikasi muncul dari kakak tirinya. Siapa lagi kalau bukan Bella. Bella mengirim pesan bertuliskan bahwa hari ini adalah hari pertunangan Rany. Tidak ada tanggapan apapun dari Rany karna percuma membantah ucapan ibu tirinya apalagi ayahnya sendiri.
Rany mendudukkan bokonganya ke kursi rias. Dia hanya bisa melamun menghadap pantulannya sendiri. Rany sekarang seperti sudah bukan Rany yang dulu. Rany yang punya banyak cara untuk tersenyum, Rany yang selalu merasa bahagia walau masalah seberat apapun. Kini, lahir Rany baru! Rany yang seperti mayat hidup. Yang tak berekspresi, untuk menangisi takdirnya saja dia sudah tak mampu.
Beberapa detik kemudian, terdengar ketukan pintu. Rany tidak menoleh ataupun mencari tau siapa yang mengetuk pintunya. Dia hanya melamun dan tetap diam. Masuklah Anto, mau apalagi ayah ini?
"Rany, kamu belum bersiap nak? Sebentar lagi Bima ke sini loh! Ayo sana mandi"ujar si bapak.
"Apa Rany terlalu buruk ya Pa? Sampai kisah cinta Rany saja harus seperti ini?"
"Maksud kamu apa?"tanya Anto
"Rany gak suka di jodoh jodoin! Rany sayang sama Papa tapi Rany juga gak mungkin ninggalin Kai! Selama Papa gak ada di samping Rany, Kai lah yang jagain Rany! Sekarang? Sekarang Rany harus menikah dengan orang yang gak Rany suka sama sekali. Rany hanya bahagia kalau sama Kai Pa! ... hiks ... Rany ... Rany gak mau ninggalin dia!"seketika tangis Rany pecah. Tangan si ayah terulur memeluk anaknya.
"Maafin Papa nak! Maaf maaf maaf maaf maaf. Papa gak bisa buat apa apa nak, papa hanya berdoa semoga Bima bisa jaga kamu sama halnya Kai menjaga kamu. Sudah! Sekarang bersiap. Acaranya akan segera dimulai"ujar Anto melepas tautan mereka.
Anto berjalan keluar kamar menyisakan Rany yang masih menangis. Rany bisa melihat kalau ayahnya juga menitikkan airmata.
"Gak, ini bukan Rany, ini bukan Rany-nya Kai, senyum, ini yang terbaik. Kai udah lihat semuanya, Kai udah punya pandangan sendiri, biarlah pandangan itu salah untuk selamanya. Maafin aku Kai! Maaf!"Rany menghapus air matanya, tersenyum, tersenyum, menangis lagi!
Nyatanya, sekuat apapun seorang Rany sekarang untuk tersenyum itu sulit. Lalu bagaimana dengan Kaisar sekarang?
♡
Kaisar terbangun dari tidurnya. Sama halnya dengan Rany, Kaisar juga membuka benda pipih itu. Terdapat banyak sekali notif dari Andi CS. Mulai dari telfon, SMS, WA, IG, dan lain lain.
Tapi tak ada niatan Kaisar untuk membalasnya. Justru dia malah mengingat hal yang membuat dia sakit hati lagi."Raaaan! Kenapa sakit banget nerima kenyataan iniii! Kenapaaa! Aaaarrrrggghhhh"lirih Kaisar diakhiri teriakan frustasi.
Prangg
Lagi! Benda yang terletak di lantai di tendang Kaisar sampai membentur tembok.
♡
"Lo sih Vi, pake acara berantem dulu sam Andre kita sampe kesiangan kan ke rumah Rany!"omel Slify
"Ya maap! Ini juga gak siang siang amat lah. Baru juga jam 10!"bela Vivi
![](https://img.wattpad.com/cover/229606980-288-k350145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIBERTY ✅
Fiksi Remaja"Aku telah mengorbankan semua masa masa pertumbuhan ku di rumah Mama. Aku ingin kebebasan, aku ingin bebas dari semua kekangan Mama!" Rany, gadis yang menghabiskan hidup terkurung di dalam penjara besar milik Ibu kandungnya sendiri. Gadis itu pern...