3. Firasat Seorang Istri

5.2K 553 92
                                    

"Daddy" seru Brandon kala sang ayah menjemputnya ke sekolah, dia berlari girang menuju ke arah Jisoo yang tersenyum hangat pada sang putra.

"Daddy" seru Brandon kala sang ayah menjemputnya ke sekolah, dia berlari girang menuju ke arah Jisoo yang tersenyum hangat pada sang putra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hap

Brandon melompat ke dalam dekapan Jisoo dan memeluk erat leher ayah nya.

"I miss you daddy" ungkapnya.

"Miss you too boy" balas Jisoo mendekap tubuh Brandon dalam gendongan nya.

"Apa ada oleh-oleh untuk Brandon dadd?tanya sang bocah penuh harap, Jisoo terkejut, dia lupa,dan tak menyangka sang putra akan menagih nya.

"I-iam sorry boy, daddy tidak sempat keluar jalan-jalan karena harus menemani boss daddy di sana" gugup Jisoo berbohong.

"Its okey dadd" ucap Brandon tersenyum menutupi kekecewaan nya.

"Kita ganti dengan jalan-jalan bersama mommy saja bagaimana? Kita ke pasar malam Dongdaemun" ajak Jisoo.

"Okey, ayo kita jemput mommy dadd" girang Brandon yang sudah melupakan kekecewaan nya tadi.

Dan malam nya, Jisoo menepati janji nya untuk membawa keluarga kecilnya ke pasar malam, dia berjalan sambil merangkul bahu Jennie dan sang istri melingkarkan lengan nya dipinggang Jisoo, sementara Brandon berjalan di depan sambil melihat-lihat barang yang dia inginkan.

"Dadd" bocah itu tiba-tiba berhenti, menoleh pada sang ayah dan menunjuk sebuah toko mainan, Jisoo mengangguk, dan saat Jennie sedang sibuk memilih mobil-mobilan yang diinginkan oleh Brandon, Jisoo justru sibuk dengan ponsel nya.

"Oppa"

"Ya J-jenn" gugup Jisoo mengalihkan tatapan nya dari ponsel ke sang istri.

"Brandon mau ini" ucap nya menunjukan sebuah mobil remote.

"Okey" Jisoo kemudian berjalan menuju kasir untuk membayar apa yang di minta putra nya, Jennie menatap curiga pada sang suami yang sangat terlihat meski raga nya sedang berada di hadapan sang istri, tapi pikiran nya tidak berada dimana seharuanya dia berada.

"Oppa sakit?" Tanya Jennie, Jisoo gugup, tak menyadari sang istri ternyata sudah berdiri diambang pintu keluar toko mainan.

"Tidak" jawab Jisoo, Jennie mengulurkan tangan kanan nya untuk mengechek suhu tubuh sang suami, tapi tidak hangat, karena Jisoo memang tidaklah sakit.

"Kita pulang saja, mungkin oppa kelelahan" ajak Jennie yang tak tega karena baru pagi tadi sang suami kembali dari Australia.

"Brandon, ayo kita pulang boy" ajak Jennie.

"But momm. . . " tolak sang bocah masih belum mau pulang.

"Daddy lelah, Brandon tahukan daddy baru pulang tadi pagi" jelas Jennie.

"Okey" pasrah Brandon, berjalan menunduk mengikuti sang mommy dan daddy nya menuju ke parkiran mobil.

"Brandon bisa memainkan nya sesampai di rumah nanti" hibur Jennie merasa bersalah pada sang putra.

"Yess momm" jawab Brandon lesu, memangku mobilnya, duduk bersandar di jok penumpang belakang, Jisoo yang menyetir mobil tampak gelisah karena ponselnya terus bergetar, Jennie melirik curiga, firasatnya pun mulai tak enak, karena merasa aneh dengan sang suami.

Sesampai di rumah

Brandon langsung membongkar mainan nya.

"Dadd. . . "

"Daddy mau istirahat dulu ya boy" belum sempat sang putra mengucapkan sesuatu, Jisoo sudah lebih dulu menyela, dia lantas masuk ke dalam kamar nya, berbaring sambil mengutak-atik ponsel nya.

"Momm" panggil Brandon pada sang ibu yang sedang minum di dapur.

"Yess boy?" Jennie menoleh pada putra nya.

"Bagaimana cara memasang batrai nya?" Tanya Brandon, Jennie berjalan menghampiri sang putra lalu mengambil alih remote mobil-mobilan dan batrai nya.

"Mommy juga tidak tahu, kemana daddy?" Tanya Jennie

"Daddy istirahat dikamar momm" jawab Brandon.

"Ya sudah, kita telpon bala bantuan kalau begitu" kekeh Jennie, dia lantas mengambil ponsel nya dan menelpon seseorang via video call.

"Oppa, apa kamu tahu cara memasang batraai ini?" Tanya Jennie menunjukan benda dikedua tangan nya .

"Kamu harus mencari obeng dulu Jenn" intruksi sang pria.

"Gumawo Hanbin uncle" pamit Brandon begitu selesai bertelpon via video dengan Hanbin, Jisoo mematung mendengar nama pria yang dibenci nya itu disebut oleh sang putra.

Hari pun berganti hari, sikap Jisoo semakin mencurigakan, dan Jennie tak tahu harus berbuat apa, jadi, semua dia pendam sendiri.

Dan suatu hari, Brandon sedang menemani Rose belanja kebutuhan sehari-sehari, bocah kecil itu Rose dudukan dalam sebuah troly besar lalu gadis itu mendorong nya.

"Kita kemana dulu boy?" Tanya Rose pada sang bocah

"Terserah aunty, tapi jangan ke daging dulu, itu belakangan saja, karena daging beku akan cepat mencair nanti" sang bocah seperti begitu paham tentang belanja kebutuhan karena sering ikut sang mommy.

"Ide bagus" Rose mengacak gemas rambut sang bocah yang tercengir dengan reaksi aunty nya.

"Aunty jangan lupa ya, sereal dan susu Brandon juga sudah habis" sang bocah mengingatkan.

"Okey" Rose dan Brandon pun melanjutkan belanja nya, setelah membeli sayur, bumbu serta aneka saos dan sereal untuk Brandon, mereka pun menuju ke lemari pendingin untuk mengambil daging beku, dan es krim.

Deg

Rose terkejut mendapati pemandangan di depan nya, yang menampak kan Jisoo juga tengah berbelanja dengan seorang wanita dan bocah laki-laki seumuran Brandon, senyum dan tawa bahagia nampak terukhir jelas diwajah ketiga nya, Rose melirik Brandon yang sedang sibuk memilih es krim, dia tak melihat keberadaan sang daddy, hanya Rose yang tahu, dan hati wanita itu berdenyut nyeri meski tak tahu siapa wanita dan anak kecil yang sedang bersama Jisoo itu.

"Sudah boy?" Tanya Rose

"Brandon bingung aunty, antara yang vanilla atau yang coklat?" Tanya sang bocah memegang dua kotak es krim berukuran sedang.

"Ya sudah ambil saja dua-dua nya" ujar Rose yang kemudian buru-buru mengakhiri acara belanja nya dengan Brandon, karena tak ingin sang bocah melihat keberadaan daddy nya.

"Aunty, kenapa kita terburu-buru?" Tanya Brandon yang membawakan satu kantong kecil berisi belanjaan mereka tadi.

"Aunty lupa, jika hari ini ada janji untuk menghubungi saudara aunty di Australia" bohong Rose.



"Aunty punya saudara?" Tanya Brandon ingin tahu.


"Aunty ini sebenarnya kembar boy" beritahu Rose sambil menyetir mobil nya.


"Kembar?" Kaget Brandon


"Iya, kembar" angguk Rose tersenyum bangga.



"Seperti apa kembaran aunty? Apa dia jyga secantik aunty?" Tanya Brandon lagi, Rose terbahak mendengar keingintahuan sang bocah.





#TBC

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang