13. Pesona Seorang Jennie

5K 573 120
                                    

Rio yang paling akhir menyelesaikan makan malam nya, jadi dia yang mendapat tugas untuk mencuci bekas makan mereka berempat, tapi Brandon, bocah itu membantu Rio mengeringkan piring dan gelas sambil duduk di samping wastafel.



"Hyung, kapan kita akan membuat baju lagi seperti tempo hari?" Tanya Brandon sambil menerima piring basah yang Rio ulurkan.



"Hyung pikirkan dulu desaign nya ya" jawab Rio, selesai mencuci Brandon mendahului Rio keluar dari dapur, pemuda itu menyeduh kopi, malam belum begitu larut, Rio membawa kopi nya ke teras depan, dan tanpa sengaja, Rio mendengar Brandon sedang mengobrol dengan sang mommy di kamar nya, jendela yang tidak tertutup membuat suara kedua nya terdengar begitu jelas dari luar.



"Momm, Brandon bertemu daddy tempo hari di restauran" cerita sang bocah.


"Lalu?" Jennie mulai penasaran



"Daddy hanya memanggil Brandon, aunty itu akhir nya mendatangi Brandon dan Rio hyung, tapi Brandon lari" lanjut Brandon


"Kenapa lari?" Selidik Jennie.



"Entah, Brandon rasanya ingin menangis, dan menangis di depan mereka Brandon malu" jawab sang putra.



"Tapi menangis di depan Rio hyung tidak malu?" Goda Jennie, Brandon terkikik.


"Tidak, karena Brandon percaya, Rio hyung tidak akan mengadukan nya pada mommy dan aunty" Rio tersenyum mendengar celotehan Brandon sambil menyesap kopi nya, setelah itu tak ada suara lagi, tapi. . .



Set


Deg



Rio menoleh ke sumber suara, dimana Jennie sedang berusaha menutup jendela kamar nya, tatapan mereka tak sengaja bertemu.



Glek

Rio kesusahan menelan kopi nya melihat Jennie hanya mengenakan pakaian dalam berwarna putih tengah menatap nya canggung.

Rio kesusahan menelan kopi nya melihat Jennie hanya mengenakan pakaian dalam berwarna putih tengah menatap nya canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio mengangkat mug nya menyapa Jennie, yang pipi nya sudah merona menahan malu.

Dug


Jennie menutup jendela kamar nya lalu menyandarkan punggung nya di dinding kamar.


"Jennie paboya" rutuknya pada diri sendiri, malu karena Rio melihatnya hanya memakai baju dalaman saja.


Dan Rio, dia sudah di atas sofa depan tv, tapi dia gelisah, matanya enggan terpejam, karena saat dia mulai menutup kedua matanya, bayangin Jennie tadi tiba-tiba muncul kembali, dan itu di sertai dengan desiran aneh di jantung nya, Rio membekap kepala nya dengan bantal untuk mengusir bayangan Jennie, tapi gagal.


"Damn you Jennie" rutuk Rio dalam hati sambil menghela nafas panjang, akhirnya Rio bisa terlelap juga setelah lewat dari jam tiga dini hari.


I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang