Sudah seminggu lebih Rio di Korea dan tinggal bersama Rose, tapi belum menampakan perkembangan dari hubungan nya dengan Jennie dan Brandon, Rio seolah menutup diri dari dua orang yang menurutnya asing itu, dan Jennie yang sungkan pada Rio pun juga tak berani memulai obrolan lebih dahulu, dia takut ekspektasi nya tidak akan sesuai dengan realita, apalagi melihat selama ini Rio begitu acuh dan tak mau mengalah pada Brandon yang masih lah seorang anak-anak.
Masih dengan muka bantal nya, Rio menyusul Brandon yang sedang menikmati sereal nya, Rose menyodori nya mangkuk kosong, sendok serta segelas orange jus, tanpa berkata apa-apa Rio langsung menuang sereal dari box nya sampai penuh ke dalam mangkok nya, lalu menyiram nya dengan susu cair, Brandon terbelalak melihat itu, dia membandingkan mangkok Rio yang isinya dua kali lipat lebih banyak dari miliknya karena mangkuknya yang juga lebih kecil, bocah itu membuka mulut nya hendak memprotes Rio.
"Brandon, cepat habiskan sarapan mu boy, kita akan segera berangkat" sela Jennie yang tak ingin sang putra berbuat kurang ajar pada Rio adik kandung si pemilik rumah yang ditumpangi nya
"Ne momm" jawab Brandon lesu, dia tak bersemangat melihat sereal nya harus di bagi dengan Rio.
Di mobil dalam perjalanan nya ke sekolah, Jennie pun menasehati sang putra.
"Ingat Brandon, bagaiman pun dia dongsaeng nya aunty, jangan melawan nya, kita cuma menumpang di rumah aunty, jangan cari masalah okey boy?" Tutur Jennie sambil mengusap rambut putra nya.
"Ne momm" jawab Brandon tak pernah membantah sang mommy, dia selalu mengiyakan apa pun ucapan Jennie atau pun Rose, dua wanita yang Brandon sayangi.
Pulang sekolah, Brandon di jemput oleh Rose.
"Ayo aunty, Brandon ingin cepat-cepat sampai di rumah" ajak sang bocah semangat.
"Kenapa harus buru-buru boy?" Tanya Rose penasaran.
"Brandon ingin segera menikmat es krim dan roti tawar yang kita beli semalam aunty" cengir sang bocah polos.
"Ok, lets go" seru Rose mulai melajukan mobil nya.
Hap
Sesampai di rumah, Brandon langsung melompat keluar dari mobil dan berlari mendahului Rose masuk ke rumah, menuju dapur, mengabaikan Rio yang sedang menonton kartun di ruang tengah, dia meletak kan tas sekolah nya dimeja makan, lalu membuka kulkas.
"Hah?" Kaget Brandon karena kotak es krim nya tidak berada disana, bocah itu pun keluar hendak bertanya pada Rose, saat melewati Rio, matanya tertuju ke pangkuan pemuda itu, dimana kotak es krim nya bertengger di sana, Brandon mendekati pemuda itu yang duduk bersila fokus pada layar di depan nya itu, dimeja sebungkus roti tawar tinggal menyisakan setengah nya.
"Hyung" panggil Brandon, Rio menoleh acuh.
"Itu es krim Brandon" tunjuk sang bocah ke arah pangkuan Rio, pemuda itu menunduk.
"Oh" acuh nya, dia kemudian menyodorkan kotak itu pada Brandon, bocah itu menerima nya, menengok isi nya yang telah kosong.
Brandon membawa kotak es krim itu ke kamar nya, duduk diatas ranjang, menangis dalam diam sambil memeluk wadah es krim yang tak tersisa sedikitpun isi nya itu.
Sementara diluar, Rose mengobrol dengan Jennie yang juga baru datang dari mengajar.
"Cuaca cukup menyengat hari ini" ucap Jennie.
"Iya unnie, itulah kenapa Brandon buru-buru agar cepat sampai rumah, dia ingin segera memakan es krim nya" kekeh Rose, mereka berjalan menuju dapur dan mendapati tas Brandon disana, tapi tidak dengan sang bocah.
"Ke mana Brandon membawa pergi es krim nya?" Bingung Rose.
"Ke teras belakang mungkin Rose" jawab Jennie, kedua wanita itu pun kembali pada keperluan masing-masing.
"Rio, dimana Brandon?" Tanya Rose pada dongsaeng nya, yang ditanya hanya menggedikan kedua bahu nya acuh, Jennie ke kamar nya hendak menyiapkan baju dan mandi.
Ceklek
Jantung nya berdenyut nyeri melihat sang putra menangis sendirian diatas ranjang nya, Jennie panik dengan wajah cemas nya.
"Brandon" lirih nya.
"Dia menghabiskan es krim Brandon momm, hyung itu mencuri nya" rancau Brandon dalam dekapan sang mommy, baru kali ini Jennie melihat sang putra menangis hebat, dan itu membuat dia merasakan kesakitan yang sama dengan Brandon.
"Ssstt. . . Sudah ya boy, kita akan membelinya lagi nanti" hibur Jennie menggosok punggung Brandon untuk meredakan tangis nya.
"Apa pun itu, yang ada dalam kulkas, selama yang membeli nya bukan Brandon atau mommy, siapa pun berhak untuk memakan nya, termasuk Rio hyung, dia tidak tahu es krim ini milik Brandon, jadi dia memakan nya, karena dia pikir itu milik Rose aunty, noona nya" Jennie berusaha memberi pengertian pada sang putra agar tak membenci Rio.
"Brandon?" heran Rose yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Jennie karena pintu nya tidak tertutup.
"Kenapa menangis?" Tanya nya perhatian, dia lalu mendekat dan mengusap air mata bocah itu.
"Katakan pada aunty siapa yang berani membuat Brandon menangis?" Desak Rose dengan wajah iba nya.
"Rio hyung menghabiskan es krim Brandon, tapi its okey aunty, hyung mungkin tak tahu jika es krim ini milik Brandon" jawab sang bocah kembali memasang senyum di wajah sembab nya.
"Oh boy" sesal Rose menanggapi kedewasaan Brandon.
"Nanti biar aunty marahin Rio hyung nya, sekarang mandi ne, kita beli lagi es krim nya" hibur Rose, Brandon mengangguk, bocah itu menyerahkan kotak didekapan nya pada sang mommy lalu berlari keluar menuju kamar mandi di dekat dapur.
"Rose, jangan marahi Rio, ini bukan kesalahan nya, dia juga penghuni rumah ini, jadi hak dia pun sama di sini" ucap Jennie melarang Rose menegur sang dongsaeng.
"Untuk kali ini, aku menuruti mu unnie, tapi, jika lain kali dia kembali membuat Brandon menangis, aku tak akan segan untuk menghajar nya" jawab Rose sambil terkekeh.
"Oh ya unnie, Brandon bilang, tadi disekolah nya ada murid baru, pindahan dari Daegu katanya, nama nya Kim Sebastian" beritahu Rose pada Jennnie.
Duar
Mendengar cerita Rose, Jennie rasanya bagai tersambar petir, karena tak menyangka Jisoo tega menyekolahkan kedua anaknya ditempat yang sama.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
Fanfictionterkadang, untuk menemukan cinta sejati, kita harus diberi luka terlebih dahulu, sampai akan datang nya seseorang yang mampu mengobati luka di hati kita, dan memberi kita cinta yang sesungguhnya.