11. Guilty

4.5K 562 90
                                    

"Kamu benar-benar membuatku marah Rio" kesal Rose dengan kedua tangan nya menjambak rambut dongsaeng nya.

"Kamu tak tahu bukan apa yang dialami oleh Brandon" saking kesal nya, Rose sampai menangis sekarang, dan Rio yang baru kali ini menyaksikan kemurkaan kembaran nya pun hanya bisa diam.

"Kamu tidak lupa kan, jika kita kembar? Kenapa kamu tega sejahat itu pada bocah yang tak berdosa seperti Brandon" rancau Rose dalam tangis nya, akhirnya dia menceritakan semua yang apa yang terjadi dengan Jennie dan Brandon, siapa Jisoo dan Sebastian pada Rio.

Secuek apa pun Rio pada Brandon, tapi dia masih punya hati, dia mendengar semua cerita Rose yang akhirnya menjadikan nya diserang perasaan bersalah pada sang bocah, andai dia tahu dari awal, mungkin Rio akan membantu Brandon semaksimal mungkin demi mengalahkan ayah dan saudara tiri Brandon itu, semua sudah terjadi, Rio sudah membuat sang bocah kecewa, dan mungkin juga hati Brandon terluka karena nya.

Rose melepaskan cengkeraman nya, dia kemudian meninggalkan Rio di dapur masih sambil terisak, Rio sendiri masih terdiam mencerna semua cerita yang Rose ungkapkan pada nya, pemuda itu melamun.



Jennie terkejut saat mendapati Rio masih di dapur, dia hendak mengambilkan air minum untuk sang putra, wanita itu melewati Rio dengan langkah sungkan nya.

"Terima kasih, sudah menemani Brandon hari ini" ucap Jennie sebelum meninggalkan dapur, Rio mengangguk cepat, menatap punggung Jennie yang menghilang dibalik pintu, pemuda itu menghela nafas penuh sesal.

Pagi nya, seperti biasa mereka sarapan bersama, Brandon masih menunjukan wajah kecewa nya, tapi dia tetap makan apa yang di siapkan oleh Rose, sereal kesukaan nya, Rio melirik bocah itu, merasa bersalah sendiri.

Rio pun mengantar Rose, dan Jennie berangkat dengan Brandon.

"Bilang Jennie, Brandon biar aku yang jemput" ucap Rio acuh pada Rose yang hendak keluar dari mobil nya.

"Bilang sendiri" ketus Rose yang masih marah pada Rio.

"Aku tak punya nomor nya" alasan Rio.

"Akan ku kirim nomor nya pada mu" acuh Rose meski dalam hati dia ingin bersorak karena Rio tiba-tiba ingin menjemput Brandon, dia tahu alasan nya.

"Ck" Rio berdecak kesal, padahal di luar mobil Rose terkikik menertawakan Rio.

Sore pun tiba, Rio memenuhi ucapan nya untuk menjemput Brandon di sekolah, bocah itu duduk sendirian di halaman sekolah menunggu seseorang yang akan menjemput nya, dia menunduk sambil menggoyang-nggoyangkan kedua kaki nya.

Jreng

Brandon menghentikan gerakan kaki nya saat netra nya menangkap sepasang kaki bersneakers putih berdiri tepat menghadap kearah nya, bocah itu mendongak pelan penasaran dengan si empunya sepatu.

"Hyung" batin Brandon, bocah itu melompat dari bangku hendak melarikan diri tapi. . .

Hap

Rio berhasil menangkap tubuh Brandon dan kembali mendudukan nya dibangku tadi.

"Dengarkan hyung bicara terlebih dahulu" pinta Rio, Brandon pun menurut, pemuda itu berdiri menyilangkan kedua lengan nya di depan dada, berdiri menghadap Brandon, bocah itu mendongak memincingkan matanya menatap Rio karena terpaan matahari sore hari.

"Hyung ingin meminta maaf pada Brandon" ungkap Rio serius, Brandon masih menatap polos pada pria muda itu, Rio menunduk untuk meyakinkan sang bocah.

"Andai hyung tahu dari awal, kita pasti yang akan mememangkan perlombaan itu, Brandon bersedia memafkan hyung kan?" Rio mengulurkan tinju nya pada sang bocah, dan Brandon menyambutnya dengan kepalan tangan kanan nya, beradu tinju ringan dengan tangan Rio, keduanya terkekeh senang.

"Teman?" Rio menengadahkan telapak tangan kanan nya.

Plak

"Teman" jawab Brandon setelah menepuk telapak tangan kanan Rio.

"Ayo kita rayakan pertemanan kita" ajak Rio, Brandon melompat turun dari bangku, berjalan beriringan menuju ke mini market terdekat.

Tak lama, mobil yang Jennie dan Rose tumpangi tiba di sekolah Brandon, mereka saling beradu tatapan melihat mobil Rose terparkir disana.

"Bukankah mobil mu dibawa Rio?" Tanya Jennie.

"Dia tak menghubungi unnie?" Rose malah balik bertanya, Jennie menggeleng.

"Dia tadi pagi bilang padaku untuk menjemput Brandon, dan aku memintanya untuk mrnghubungi unnie" jelas Rose, kedua nya pun cemas.

"Ayo kita cari" ajak Jennie, mereka bingung, tak menemukan keberadaan dua pria beda usia itu di area sekolah, dimobil juga tak ada, di saat Jennie mulai putus asa, dia terdiam mematung, menatap Rio memegangi stick es krim ditangan kanan nya, tangan kiri nya masuk kedalam kantong celana Jeans yang dipakai nya, dan disebelah nya Brandon juga memegang es krim yang sama, mereka sibuk menjilat es krim sambil bercerita.

"Rosie" panggil Jennie menunjuk ke arah Rio dan Brandon datang, yang dipanggil menoleh, dua wanita itu bernafas lega.

Rose berkacak pinggang pura-pura marah pada Rio dan Brandon.

"Untuk aunty mana?" Tagih nya pada Brandon, bocah itu hanya tersenyum.

"Tidak ada, karena ini es krim spesial" jawab Brandon bahagia.

"Spesial apa? Sini, bagi juga buat aunty" paksa Rose, dia mengejar Brandon yang berlari sambil mengggit es krim nya buru-buru, tapi terlambat, Rose sudah menangkap tubuh nya dari belakang, wanita itu memaksa menarik stick es krim dari mulut Brandon, tak kuat karena terpingkal bocah itu pun melepas nya.

"Yak" teriak Rose karena ternyata es nya sudah habis di mulut Brandon, Jennie terpingkal, melihat Rose dan sang putra bercanda.

"Terima kasih" tutur nya menatap Rio yang juga sedang memperhatikan noona nya berkejaran dengan Brandon.

"Tidak, aku yang salah, tapi aku sudah meminta maaf pada Brandon" balas Rio

"Boy, ayo kita pulang" teriak Rio, Brandon langsung berlari memasuki mobil Rose dan mengunci nya dari dalam, menjulurkan lidah nya mengejek pada sang aunty.

"Boy, ayo kita pulang" teriak Rio, Brandon langsung berlari memasuki mobil Rose dan mengunci nya dari dalam, menjulurkan lidah nya mengejek pada sang aunty

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka pun pulang dengan Brandon bersama Rio, dan Rose dengan Jennie.

Semenjak itu, Rio pun berubah, dia mulai dekat dengan Brandon, meski masih sedikit kaku, tapi dia mau mengalah, dan tak sembarangan mengambil makanan di kulkas, jika dia ingin, Rio akan bertanya pada Rose terlebih dahulu, begitu juga Brandon, bocah itu tetap menaruh rasa hormat pada Rio layaknya pada hyung nya sendiri.



#TBC

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang