28. My Biological Father(END)

6.7K 641 75
                                    

"Tuan Limario" panggil seorang perawat.

"Saya" Rio mengangkat tangan kanan nya menjawab panggilan sang perawat.


"Ikut saya, hasil test darah anda cocok dengan pasien" beritahu nya pada Rio.


"Yess" girang Rio haru, Yoong menepuk-nepuk bahu dongsaeng nya itu, ikut senang.


"Unnie" Rose dan Jennie berpelukan lega, karena ini berarti, nyawa Brandon akan terselamatkan

Rio berbaring disebuah bangsal, dan seorang perawat pun mulai menyiapkan alat untuk mengambil darah, Jennie datang menyusul, duduk disebelah kanan Rio, dan menggenggam tangan kanan suami nya itu, sang pria kaget, dia menoleh, lalu tersenyum, Jennie menempelkan punggung tangan sang suami ke pipi kanan nya, dan menatap nya penuh cinta.


"Terima kasih oppa" bisik Jennie


"Jangan bilang begitu, dia juga putra ku" balas Rio.

Darah Rio diambil 250 Ml, untuk di transfusikan ke tubuh Brandon, pihak rumah sakit tak menemukan stock darah dimana pun, dan beruntung darah Rio cocok dengan Brandon, bocah itu masih belum sadar, tapi dia sudah di pindahkan ke ruang vvip, Rose dan Yoong ikut menginap menemani Rio dan Jennie, dua wanita itu tidur di ranjang ekstra bagi keluarga pasien, sementara Rio dan Yoong di sofa.

Rio terus menatap wajah Brandon yang masih terpejam, sesekali dia mendekat untuk memastikan bahwa sang putra masih bernafas, sebagai seorang ayah, Rio sekarang jadi mudah diserang rasa khawatir jika menyangkut Brandon.

"Eengg. . . Papa" rintih Brandon, Rio langsung terjaga, berjalan menghampiri Brandon yang mulai sadarkan diri



"Hey boy, papa disini" Rio menenangkan sang putra yang mulai membuka mata.


"Sakit" adu Brandon manja


"Besok ini akan sembuh, tahan okey, sini papa obati" Rio menggosok punggung Brandon untuk mengalihkan rasa sakit yang bocah itu keluhkan, yang lain masih terlelap, hanya Rio yang masih terjaga karena Brandon mengeluh sakit, jadi dia harus menenangkan dan menghibur nya.


Dan pagi nya, Jennie dan Rose beradu tatap heran, melihat Rio berbaring diatas ranjang bersama Brandon dan masih sambil mengusap punggung anak nya.



"Oppa" Jennie menahan pergerakan tangan suami nya.

"Hey" Rio membuka mata nya.


"Dia mengeluh sakit semalam" ucap Rio, pelan dia turun dari ranjang agar Brandon tak terbangun.

"Biar aku minta obat pereda nyeri jika perawatnya datang nanti" balas Jennie, Rio mengangguk.

"Lanjutkan tidur mu di ranjang oppa" Jennie menuntun Rio dan membaringkan nya di ranjang yang semalam dia tempati bersama Rose.

"Unnie, aku beli sarapan dengan Yoong oppa dulu ne" pamit Rose.

"Ne Rosie, hati-hati" pesan Jennie, pasangan pengantin baru itu pun berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan sang wanita yang memeluk posesif lengan suami nya.


"Aku kagum dengan Rio" ucap Yoong.


"Kagum kenapa oppa?" heran Rose.


"Kagum pada perjuangan nya demi Brandon, melihat nya memohon pada Jisoo sampai mengemis, dan menangis hebat menyalahkan dirinya sendiri karena penolakan Jisoo membuatku makin salut pada nya" jelas Yoong.



"Rio, mengemis pada Jisoo?" Rose tak percaya.

"Uhum" Yoong mengangguk mengiyakan pertanyaan sang istri.



I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang