Rio kembali ke rumah Rose setelah diminta oleh Jennie dan di jemput pada malam hari nya, dan Jennie sendiri masih malu-malu kucing menunjukan kemanjaan nya pada Rio, dia juga masih gengsi untuk menunjukan kemesraan nya dengan Rio di hadapan Rose.
Sore itu Rio sedang sibuk mendesain kaos baru, Rose yang sudah pulang pun membuatkan roti panggang dengan selai kacang dan teh hangat untuk camilan dongsaeng nya, Brandon dan sang mommy pun masuk, mereka baru pulang.
"Hyung" girang Brandon menyapa Rio, menghampiri dan berhigh five.
"Mandi ne, ganti seragam sekolah mu" pesan Rio mengacak rambut sang bocah.
"Uhum" jawab Brandon santai, dia lalu meraih roti panggang Rio yang baru 2x di gigit sang pemilik, bocah itu menghabiskan nya, beserta teh yang sudah nyaris dingin dan tinggal menyisakan setengah mug saja, Rio pun acuh, membiarkan Brandon sibuk sendiri, dia kembali menggambar, Jennie terpaku menatap sang putra, dalam hati dia iri pada Brandon yang bisa seenak nya memakan dan meminum milik Rio.
"Momm, Brandon mau lagi, seperti milik Rio hyung tadi, sang bocah mengulurkan piring kecil dan mug bekas tempat roti dan teh milik Rio tadi, Jennie mengangguk cepat, dia lalu ke dapur untuk membuatkan apa yang sang putra mau.
Selesai dengan roti panggang dan teh nya, Jennie mengintip dari balik pintu dapur, dia tak melihat sang putra di dekat Rio, wanita itu buru-buru mendekati sang kekasih, duduk disamping Rio, menyodorkan roti panggang yang masih hangat ke mulut sang pemuda.
"Gigit" pinta Jennie, Rio mengerutkan kening nya tak mengerti dengan ucapan sang kekasih.
"Cepat" ulang Jennie sambil celingukan seolah takut tertangkap basah oleh Brandon, Rio pun menurut, dia mengigit roti yang disuapkan oleh Jennie, dan setelah nya.
"Minum ini" Jennie menyodorkan mug ditangan kiri nya, sambil menggigit roti bekas gigitan Rio, meski sang pemuda tak mengerti dengan tingkah aneh Jennie, tapi dia tetap menuruti permintaan nya, wanita itu juga kemudian meminum teh tepat dibekas Rio menempelkan bibir nya di mug, lalu meletak kan nya di tempat tadi, Rose ternyata menyaksikan tingkah absurd Jennie, dia menggeleng sambil terkikik.
Brandon keluar dari kamar nya, mandi lalu langsung menyusul Rio kembali, mengambil roti dan mug teh yang sudah terisi kembali, dia tak curiga mendapati roti nya sudah berbekas gigitan, pikir Brandon Rio lah yang memakan nya, dia tetap cuek menikmati nya, Jennie bernafas lega sang putra tak bertanya.
Bruk
Rose tiba-tiba duduk disamping Jennie dengan santai nya.
"Kasihan Brandon, ada yang mencuri roti nya" sindir Rose pura-pura menatap iba pada bocah yang tengkurap disamping Rio sambil menggambar itu, Jennie menganga menoleh pada Rose.
Blush
Pipi nya langsung merona, saat dia menyadari jika sahabat nya itu melihat kelakuan konyol nya.
Jennie mempeotkan bibir nya melihat Rio dan Brandon saling menyuapi saat makan malam bersama.
Dia juga ingin melakukan itu, tapi tidak mungkin, karena ada Rose dan sang putra, tentu saja dia malu, jadi nya dia malah kesal sendiri, dan Brandon sendiri, kehilangan sosok sang ayah sedari kecil karena Jisoo yang mengabaikan nya, membuat dia mencari pengganti nya pada Rio, dia berubah sangat manja dengan Rio yang mampu mengimbangi nya.
Rio menyetting sofa nya menjadi ranjang, ketika mata nya mulai hendak terpejam, tiba-tiba ada yang menyingkap selimut, lalu ikut berbaring disamping nya, keduanya terlelap bersama sampai pagi, sebelum penghuni rumah yang lain bangun, sang wanita sudah beranjak terlebih dahulu, agar tak ketahuan Rose atau pun Brandon, pasangan itu seperti pencuri yang melakukan nya secara sembunyi-sembunyi.
Brandon tak pernah tahu, jika selama ini dia selalu tidur sendirian, karena sang mommy akan meninggalkan nya saat sudah tengah malam, sampai suatu hari, mungkin Jennie terlalu lelah, Brandon keluar kamar sambil mengucek kedua mata nya, berjalan mencari keberadaan sang mommy dan. . .
Jeng. . . Jeng. . .
Bocah itu mendapati sang mommy masih tertidur sambil berpelukan dengan Rio di sofabed depan tv, Brandon pun tanpa berkata apa-apa ikut tidur dibalik punggung Rio, mencari kehangat disana, merasa terusik, Rio pun terjaga, dia kaget dengan kehadiran Brandon yang tertidur lagi dibelakang nya.
"Jenn. . .Brandon sudah bangun" bisik Rio di kuping sang kekasih yang langsung terbelalak, dia kemudian beranjak untuk memulai aktivitas nya, dan Rio memutar tubuhnya untuk memeluk Brandon, karena hari minggu jadi mereka bebas bangun siang.
Dan malam pun kembali datang, Rio sedang ke kamar Rose mengambil selimut dan bantal nya, di saat dia kembali ke depat tv, Rio terkekeh, Brandon sudah berbaring disana dan sang mommy duduk disofa yang lain.
"Ayo boy, kita tidur dikamar" bujuk Jennie pada sang putra.
"No, Brandon mau tidur dengan Rio hyung" tolak sang putra.
"Biarkan saja dia tidur disini" bela Rio, Brandon mengangguk setuju karena ada yang membela nya, Jennie yang kesal pun kembali ke kamar nya, dia tak bisa tidur, lalu keluar dari kamar nya, duduk dibelakang Rio dengan wajah cemberut nya, kesal.
Set
Rio menahan tangan kanan Jennie yang hendak kembali ke kamar nya.
"Jangan marah, sini, tidur dengan kami" ajak nya, dan berhasil, Jennie tersenyum sambil berbaring berbantalkan lengan kiri Rio, sementara lengan kanan pemuda itu ada Brandon yang sudah tertidur pulas sedari tadi, yaa, ibu dan anak saling berebut perhatian Rio, karena di dekat pemuda itu, keduanya menemukan kenyamanan dan keamanan, Rio mampu mengisi kekosongan yang selama ini di tinggalkan oleh Jisoo, dan bersama Rio juga, Jennie yang sekarang mulai berubah, dia kembali bersemangat dan kembali berdandan secantik mungkin setiap hari nya, untuk Rio, demi Rio, dia ingin terlihat sempurna di depan sang kekasih, meski pemuda itu tak pernah meminta nya.
Pagi itu Jennie mengantar sang putra ke sekolah, dan tanpa sengaja dia berpapasan dengan Jisoo yang mengantar Sebastian.
Deg
Jisoo terkejut melihat sang mantan istri yang sekarang tampil beda, terlihat lebih muda, fresh dan tentu saja cantik, Jennie memasang wajah dingin nya melewati Jisoo begitu saja tanpa menyapa nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
Fanfictionterkadang, untuk menemukan cinta sejati, kita harus diberi luka terlebih dahulu, sampai akan datang nya seseorang yang mampu mengobati luka di hati kita, dan memberi kita cinta yang sesungguhnya.