Cup
Jennie menciumi punggung Brandon yang masih meringkuk dibawah selimut tebal nya.
"Wake up boy, waktu nya kesekolah" bisik Jennie.
"Eengg. . . " Brandon hanya mengerang tak bereaksi sama sekali
"Brandon" panggil Rose dari ambang pintu, ikut membantu Jennie membangunkan putra nya, tapi tetap tak berhasil.
"Ya sudah, sereal yang tinggal sedikit itu buatku saja ya unnie" goda Rose, Brandon langsung membuka lebar kedua matanya.
"Aunty no, itu milik Brandon" teriak sang bocah langsung bangkit dari tidurnya.
"Siapa cepat, dia yang dapat" kekeh Rose mendahului lari ke dapur.
"Tidak!" Teriak Brandon melompat dari kasur mengejar Rose, Jennie terkekeh melihat tingkah kedua nya, beruntungnya Jennie, disaat keterpurukan nya, ada Rose yang selalu membantu nya dan Brandon, Rose sudah bagaikan saudara kandung bagi Jennie, yang sudah menjadi yatim piatu kala Brandon berusia 1 tahun.
Di suatu sore yang cerah
Jennie menunggu kedatangan Rose dan Brandon yang sedang keluar membeli daging untuk makan malam mereka, wanita itu duduk santai di depan rumah Rose, tiba-tiba sebuah mobil jasa angkut lewat di hadapan nya, Jennie pun menatapnya datar, lalu di susul sebuh mobil pribadi.
Deg
Hati Jennie terasa seperti ditusuk belati berkarat, melihat penumpang di dalam mobil pribadi yang tak lain adalah Jisoo, dia memboyong Irene dan Sebastian ke rumah yang dulu pernah dia tempati bersama Brandon juga itu, luka yang belum mengering pun harus kembali berdarah, sampai Rose dan Brandon datang, Jennie masih terus memperhatikan rumah lama nya.
"Unnie" tegur Rose.
"Oh, hey, sudah dapat daging nya boy?" Sambut Jennie gugup karena ketahuan terus menatap mantan suami dan keluarga baru nya.
"Dapat momm" Brandon mengulurkan daging beku berbungkus plastik putih itu pada sang ibu, yang pura-pura tersenyum.
"Ayo, bantu mommy membuat daging masak merah" ajak Jennie, Brandon melirik ke arah rumah sang ayah sebelum masuk ke rumah Rose, tatapan nya begitu datar.
Paginya, Jennie, Rose dan Brandon pun sarapan bersama.
"Brandon mau berangkat dengan aunty atau mommy?" Tanya Jennie
"Dengan aunty saja momm" jawab Brandon, Rose mengangguk tak keberatan.
"Baiklah, mommy duluan ne" pamit Jennie, dia lalu mencium kedua pipi Brandon.
"Bye Rosie" pamitnya pada sang sahabat.
"Hati-hati unnie" balas Rose, Jennie hendak keluar dari pekarangan rumah dengan mobil nya, tapi dia harus memberi jalan terlebih dulu untuk mobil tetangga nya yang tak lain adalah Jisoo, yang berangkat ke kantor bersama Sebastian, Jennie menghela nafas dalam-dalam, menelan perih nya sendiri, dalam hati dia bersyukur karena Brandon lebih memilih berangkat dengan Rose, jadi bocah itu tak harus ikut sakit hati melihat sang ayah dengan anaknya yang lain.
Hari-hari Jennie kacau kembali semenjak Irene pindah ke rumah Jisoo, dia jadi sering menangis sendirian ditengah malam.
Prank
Rose terperanjat dari tidur nya mendengar suara pecahan kaca, dia segera keluar dari kamar nya untuk mengechek keadaan, takut jika ada penjahat masuk ke rumah nya.
Duar
"Unnie!" Teriak Rose berlari ke wastafel dapur dimana Jennie berada.
Plak
Rose memukul kasar tangan kanan Jennie yang memegang kaca pecahan piring dan hendak dia sayatkan di nadi pergelangan tangan kiri nya.
"Ini sakit Rose, ini sakit, biarkan aku mati, dan mengakhiri kesakitanku Rose" tangis Jennie pilu sambil memukuli dada kiri nya sendiri.
Set
Rose lalu memeluk Jennie, melihat sang sahabat begitu terpuruk membuat Rose ikut menangis iba.
"Unnie jangan bodoh, Brandon masih sangat membutuhkanmu unnie, hanya unnie yang dia punya sekarang, apa unnie tega meninggalkan nya juga, lalu apa bedanya unnie dengan Jisoo oppa jika begitu?" marah Rose dalam tangis nya
"Kuatlah unnie demi Brandon, unnie cantik, unnie sexy, unnie juga mapan, carilah yang jauh lebih baik dari pada Jisoo" lanjut Rose
Sejam kemudian, Rose dan Jennie menikmati coklat hangat diteras belakang sambil bercerita panjang lebar.
Jennie menghela nafas lelah, masih dengan wajah sembab nya, dia mulai bergumam.
"Tak semudah itu melupakan Jisoo oppa, apalagi ada Brandon yang merupakan darah daging nya, melupakan mantan suami dan mantan kekasih itu beda Rose" ucap Jennie
"Tapi dia tidak mencintaimu unnie, dia hanya melukai mu dan Brandon, sungguh perpisahan ini tak seharusnya unnie sesali apalagi sampai membuatmu berpikir untuk bunuh diri, unnie bodoh jika melakukan nya, jangan biarkan dia merasa menang unnie, tunjukan kamu juga bisa tanpa nya" geram Rose.
"Lakukan demi Brandon unnie, jadikan dia sebagai motivasi mu, penyemangatmu" lanjut Rose lagi.
"Air matamu terlalu berharga untuk seorang pria brengsek seperti dia, buat dia menyesal telah meninggalkan unnie" ujar Rose berapi-api, Jennie tersenyum kecut meski membenarkan apa yang Rose ucapkan.
"Yaa, waktunya aku bangkit, demi Brandon, untuk Brandon" balas Jennie menyemangati dirinya sendiri.
Pagi nya
Brandon bangun tanpa menunggu sang mommy membangunkan nya, dengan wajah setengah mengantuk dan mata terpejam, bocah itu langsung duduk di bangku meja makan, sang mommy dan aunty nya sedang menyiapkan sarapan.
"Morning Brandon" sapa Rose terkekeh lucu melihat wajah sang bocah yang masih mengantuk.
"Morning aunty, morning momm" balas nya.
"Morning boy, mandi sendiri ya?" Perintah Jennie menghampiri sang putra lalu mengusap kepalanya.
"Uhum" angguk Brandon, Jennie lalu membantu sang putra membuka baju nya, lalu menyiapkan air hangat, Rose melanjutkan pekerjaan Jennie dengan menyiapkan nasi serta sayur dan lauknya dimeja makan.
Setelah kejadian semalam, Jennie kembali pada mood positifnya, dia lebih banyak tersenyum dan itu berimbas pada Brandon, dia juga memasang wajah penuh senyuman, seolah tanpa beban, bahkan tak menanyakan tentang daddy nya, bocah itu makan dengan lahap nya.
"Brandon berangkat dengan mommy ne, aunty ada pekerjaan pagi ini" ucap Rose disela acara sarapan nya.
"Yess aunty" patuh Brandon.
"Oh iya unnie, lusa dongsaengku datang dari Australia, dia akan menetap di Korea" beritahu Rose mendadak.
"Dongsaeng?" Kaget Jennie.
"Uhum" jawab Rose santai.
"Kembaran aunty itu?" Tanya Brandon
"Kembar?" Lagi Jennie terkejut, Brandon terkikik melihat keterkejutan mommy.
"Iya unnie, aku memiliki kembaran laki-laki" kekeh Rose.
Jennie semakin terbelalak mendengar pengakuan Rose, dan akan seperti apa suasana rumah Rose nanti setelah kehadiran seorang Rio? Kita lihat nanti.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
Fanfictionterkadang, untuk menemukan cinta sejati, kita harus diberi luka terlebih dahulu, sampai akan datang nya seseorang yang mampu mengobati luka di hati kita, dan memberi kita cinta yang sesungguhnya.