20.

308 83 108
                                    

Sedih banget, readersnya banyak tpi yg dukung bisa diitung pake jari.

Wajar sih klo gue jadi males mikir untuk lanjutin 3 cerita yg belum kelar.

Happy Reading.

Jaehwa menatap dirinya di cermin besar kamarnya. Setelah puas melihat penampilannya, gadis itu segera meraih tas dan berjalan cepat menuju pintu.

Saat membuka pintu, gadis itu dikejutkan dengan kehadiran Sehun yang berada tepat dipintu masuk, pria itu tersenyum sembari melambaikan tangannya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya setelah menetralkan rasa terkejutnya.

"Mengantarmu bekerja." balasnya sembari tersenyum.

Sudah seminggu ini, Jaehwa bekerja disebuah Cafe. Awalnya ia sama sekali tidak berniat untuk keluar rumah, namun mengingat tidak ada yang membiayainya lagi.

Membuat dirinya sadar, dan segera mencari pekerjaan. Beruntung, ia diterima disebuah Cafe yang terletak tak jauh dari tempat tinggalnya.

Meskipun Jaemin sering menawarkan diri untuk mengirimkan uang bulanan, Jaehwa menolaknya.

Gadis itu merasa tidak berguna jika Jaemin memberikan uang padanya. Bukankah seharusnya ia yang membiayai adiknya?

"Tidak perlu. Tempat kerjaku dekat, kau pulang saja." tolak Jaehwa mendorong Sehun agar pria itu menjauh darinya.

"Aku jauh-jauh datang kemari hanya ingin mengantarmu." ucapnya sembari menatap Jaehwa yang sedang mengunci pintu.

"Aku tidak memintanya."

"Hei, ini bentuk perjuanganku yang pertama. Sekarang, cepat masuk mobil. Kita berangkat." balas Sehun seraya menarik gadis itu.

"Sehun!" seru Jaehwa saat pria itu memaksanya untuk masuk ke mobil.

Pria itu menulikan pendengarannya dan mulai melajukan mobil itu dengan kecepatan sedang.

"Dimana tempatmu bekerja?" tanya Sehun sembari menatap sekilas kearah gadis itu.

"Berhenti disini saja."

"Aku harus mengantarmu sampai depan Cafe itu." kukuhnya menatap serius kearah Jaehwa.

"Yak, kau ingin membunuhku?"

Sehun ingin dirinya mati atau bagaimana?
Jika orang-orang melihat, tamat sudah riwayatnya hari ini.

"Noona, aku menyukaimu. Tidak mungkin jika aku membunuhmu." balasnya kalem.

"Jangan gombal disituasi seperti ini!" seru Jaehwa kesal.

Sehun terkekeh,"Noona, kau memang marah. Tapi, kenapa kedua pipimu memerah?"

Mendengar ucapan Sehun, membuat Jaehwa segera menyentuh kedua pipinya kemudian memilih memunggungi pria itu.

Sehun tertawa, melihat reaksi lucu dari gadis yang ia sukai itu.

"Sudah sampai." ujar Sehun setelah ia berhasil memberhentikan mobilnya tepat didepan Cafe.

"Terimakasih, Sehun-ah." balas Jaehwa buru-buru, kemudian langsung berjalan cepat menuju tempatnya bekerja.

"Noona, aku akan menjemputmu!" seru Sehun sedikit kencang agar gadis itu mendengar suaranya.

Gadis itu menutupi wajahnya dengan tas, kemudian berlari masuk kedalam.

Jaehwa bernapas lega ketika mobil pria itu sudah pergi, ia menatap banyaknya gadis-gadis yang melirik kearahnya dengan sinis.

Sehun's Fangirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang