Epilog

379 66 57
                                    

Ini adalah kisahku.
Ah, lebih tepatnya kisah kami berdua.

Setelah Sehun membaca seluruh kisah kami yang sudah menjadi buku, pria itu memelukku dengan erat.

Ia berkata, jika semua yang kutulis menyentuh hatinya.

Aigoo, padahal peran utama dalam buku itu adalah dirinya.

Kalian tahu apa yang membuat kami lebih bahagia?

Tepat hari ini, aku melahirkan seorang anak laki-laki bernama Oh Yeonseok.

Sehun memberikan nama itu sebagai hadiah karena bayinya lahir dengan sempurna.
Yeonseok berarti anugerah.

Anugerah terindah dalam hidup Sehun dan Jaehwa.

Bukankah cerita kami membosankan?

Kurasa begitu, sudah setahun kami menikah. Tidak ada yang spesial diantara kami.

Sehun tetaplah sama, seorang anak kecil yang berkedok seperti orang dewasa.

Aku bilang begini karena sudah hidup dengannya.

Kalian tidak percaya? Mampir saja kerumahku, aku akan menceritakan semuanya pada kalian.

Jika kalian tanya apakah aku bahagia? Jawabannya sudah pasti, iya.

Aku benar-benar bahagia karena Sehun. Pria itu merawat dan menjagaku dengan baik, Sehun selalu pulang tepat waktu demi tidak membuatku menunggu lebih lama.

Jangan lupakan hadiah kecil yang nyaris bisa ia berikan setiap minggu, pria itu melakukannya seperti sebuah kebiasaan.

Sehun membiarkanku untuk melakukan apa saja, selama yang ku lakukan tidak berbahaya bagiku.

Dan ya, pria itu tidak banyak melarangku.
Satu hal yang membuatku benar-benar menjadi diri sendiri.

Melihat dari kepribadian kami yang berbeda, Sehun lebih banyak mengalah.

Yak, pria itu mencintaiku lebih dari apapun.
Sehun benar-benar layak dijuluki pria sejati, aku mengakui hal itu.

Lalu, saat aku masih mengandung Yeonseok.
Sehun benar-benar protektif, pria itu tidak mengizinkanku untuk keluar kamar.

Ia menyuruhku untuk tetap berbaring, padahal usia kandunganku waktu itu masih berusia satu bulan.

Sehun memang berlebihan, aku juga mengakui hal itu.

Lalu, setelah anak pertama kami lahir. Sehun menangis, ia berulang kali mengucap syukur hingga terimakasih kepadaku karena telah melahirkan seorang putra yang sehat.

Melihat bagaimana pria itu menangis, membuatku menangis juga. Aku bisa merasakan ketulusan seorang Ayah ketika Sehun perlahan menggendong bayi kami.

Pemandangan ini benar-benar membuatku emosional, aku bahkan tidak percaya jika kami sekarang sudah memiliki buah hati.

Mata Yeonseok terlihat sepertiku, dan kulitnya persis seperti Sehun. Sangat putih dan lembut.

Kurasa Yeonseok lebih mirip Sehun, dari bentuk wajahnya pun sama persis.

Wah, kurasa Yeonseok akan menjadi pria tampan seperti Ayahnya.

Untuk kalian yang sudah membaca kisahku dari awal, aku ucapkan terimakasih.

Benar kata orang,"jangan terlalu benci. Nanti cinta."

Sepertinya kalian semua harus berhati-hati ketika membenci seseorang, bisa jadi orang yang kalian benci itu adalah jodoh kalian dimasa depan.

Ingat, takdir tidak ada yang tahu.

Aku ingin bercerita lebih, namun nampaknya tidak bisa.
Sepertinya sampai sini saja aku bercerita, maaf jika ini membosankan untuk kalian dengar.

Aku harus pergi sekarang, Yeonseok sedang menangis dan Sehun terlihat kebingungan karena tidak bisa menghentikan tangisan anaknya.

Begitu payah, tapi mau gimana lagi pria itu adalah suamiku.

Sampai jumpa lagi semuanya. Saat aku ada waktu luang, aku akan bercerita lagi kepada kalian.

Terimakasih dan selamat tinggal~💙

Sehun's Fangirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang