Kedua kendaraan berbeda ukuran tersebut melaju kencang, membelah kota mati yang entah kemana isinya. Mungkin sebagian telah menjadi mayat-mayat hidup yang terus merasa lapar atau berkumpul di stasiun kereta yang berada di pusat.
Soobin tetap berfokus pada jalanan. Mengabaikan kebisingan yang terjadi di belakang. Ia sempat hilang fokus karena teriakan menggelegar Taehyun yang menjambak rambut Hyunjin. Sedangkan Ryujin dan Changbin menyoraki agar Taehyun menjambaknya lebih kuat hingga Hyunjin botak.
Hueningkai tengah sibuk memakan kacang kulitnya. Begitu pun Yuna yang menyomot. Dia tak kapok walaupun Hueningkai berteriak dan memukulnya. Di paling belakang, Yeonjun tengah merawat Sehun yang kondisinya mulai membaik. Interaksi keduanya membuat Soobin memanas. Hatinya serasa diguyur lelehan lahar pijar.
Namun Soobin tak memusingkan hal tersebut. Sebenarnya dia heran sama namja yang duduk di jok samping pengemudi. Namja yang lebih tiang darinya asyik menyelam alam mimpi tanpa terusik akan keributan yang terjadi.
"Ini tidur apa pingsan?" Gumam Soobin sembari menggelengkan kepala karena melihat Chanyeol yang memejamkan matanya dengan tenang. Kemudian atensinya beralih ke seseorang yang memandangnya sembari menyilangkan kedua lengannya ke depan dada. Kepala orang tersebut menggeleng, lalu berlari saat zombie mendekat.
Soobin mengerutkan dahi. Namun dia tetap acuh akan maksud orang tersebut. Soobin melihat mobil Suga telah tiba duluan. Ia hendak memarkirkan minibus nya. Akan tetapi ada perasaan tidak enak menghampiri benaknya.
"Kalian turun duluan. Aku di sini dulu sebentar." Katanya kepada yang lain. "Kenapa?" Tanya Changbin heran. "Aku mau bersiap dan membangunkan Chanyeol hyung yang tidur kaya orang mati." Jawab Soobin asal. Lainnya mengangguk kemudian turun dengan membawa senjata mereka masing-masing.
Saat mereka masuk ke dalam stasiun. Beberapa petugas keamanan meminta untuk menyerahkan senjata mereka. "Ya nggak gitu, Pak." Tolak Hyunjin sembari menepis tangan seorang petugas yang hampir merebut senapan milik Ryujin.
"Sudah peraturannya. Mohon kerjasamanya." Ujar salah satu dari petugas menyebalkan tersebut. Sehun menepuk pundak Hyunjin. "Sudahlah, kan keamanan di sini terjamin. Tak akan ada bahaya yang mengancam nyawa kita semua." Ucapnya meyakinkan Hyunjin.
Hyunjin mengehela napas kasar dan menyerahkan senjata mereka. Namun Yeonjun memiliki firasat buruk, jadi dia menyisakan pistol dan sebilah pisaunya di balik jaketnya. Mereka bertujuh menghampiri Suga, Jungkook, Jimin, Taehyung, dan Beomgyu yang telah tiba duluan.
Yeonjun merangkul pundak Beomgyu, lalu berbisik. "Ada yang aneh." Beomgyu mengangguk setuju. "Aku juga merasa begitu." Balasnya.
Tiba-tiba seseorang melepaskan rangkulan Yeonjun secara paksa. Taehyun lah pelakunya. "Jangan bisik-bisik tetangga. Nanti mulut mengeluarkan busa." Ujarnya. Yeonjun langsung menjitak kepala Taehyun yang eror sebelah. Mungkin karena diberi perhatian lebih oleh Soobin.
Taehyun mengerucutkan bibirnya lalu memeluk Beomgyu. Sedangkan jantung Beomgyu berdisko karena dipeluk sama penghuni hatinya. Dia membalas pelukan tersebut. "Yeonjun hyung kasar padaku, Beomgyu hyung." Adu Taehyun.
Yeonjun mengikuti pengucapan Taehyun dengan nada mengejek. Taehyun ingin sekali memutilasi Yeonjun biar nggak ada yang ngerebut Soobin darinya. Dia menggenggam baju Beomgyu erat hingga robek sedikit.
Beomgyu menggelengkan kepalanya. Sabar aja dia, melihat Taehyun yang senang sekali merobek bajunya ketika sedang kesal.
"Yeuh malah pacaran ni duo pendek." Ucap Suga. Di sampingnya ada Jimin yang mangut-mangut. "Ngaca dong. Kalian juga pendek malah lebih pendek dari kita." Timpal Taehyun sembari mengacungkan jari tengahnya. Loh dia nggak elak soal pacaran sama Beomgyu(?)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Afraid [Soojun]
Fanfiction[LENGKAP] Suasana yang awalnya tenang kian memburuk saat berita menyebar tentang wabah zombie yang perlahan melahap seisi kota. Apakah mereka semua selamat atau justru akan menjadi sekumpulan pemakan daging manusia itu? Soojun Shipper-!! Homophobic...