Part 20 - Daniel Hilang

961 148 11
                                    

Soobin Pov.

Kedua kelopak mata ku membuka perlahan. "Aishh.. " Keluh ku saat melihat jam dinding yang menunjukkan angka 3. Yang lain masih seru-seruan menyelam alam mimpi, bahkan Taehyung sampai tersenyum sendiri.

"Kok berat." Ucap ku saat merasakan bagian paha sangat berat untuk digerakan. Aku menatap wajah Sehun yang terpejam. Sialan anak ayam ini, main tidur di paha orang. Dikira tidak kebas. Aku pun mengambil bantal yang tak jauh dari jangkauan.

Setelah itu memindahkan posisi kepala Sehun ke bantal. "Merepotkan." Cibir ku lalu melihat lainnya. Aku mengerutkan dahi saat si zombie itu tak ada batang hidungnya.

"Daniel kemana ya?" Gumam ku. "Dia.. keluar." Aku terkejut mendengar suara serak khas orang bangun tidur tersebut. "Sehun. Kau mengagetkan ku, bodoh." Ucap ku.

Sehun terkekeh dan berdiri. "Mau cari Daniel?" Tawarnya. Aku mengangguk sebagai jawaban, nggak ada ruginya juga. "Ya, sudah ayo."

Aku keluar terlebih dahulu dan menyalakan senter yang ku genggam. Sial, aku kaget saat cahayanya menyorot satu zombie di depan sana. Untung jantung ini masih pada tempatnya.

"Kau kenapa?" Tanya Sehun seraya menepuk bahu kiri ku. Aku menggeleng sebagai jawaban. Sehun mengendikkan bahu acuh dan berjalan mendahului ku.

Aku mengekorinya. Sepanjang jalan, aku hanya melihat zombie-zombie lain berkeliaran. Pencahayaan di kota sangat minim setelah awal insiden mengerikan ini. Berguna juga senter yang ku bawa. Walaupun sesekali terkejut ketika zombie itu tepat di samping ku.

Anehnya, mereka tak menerkam ku. Apa bau tubuh ku masih tersamarkan? Apa karena aku belum mandi? Jadi zombie-zombie itu enggan memakan ku.

"Soobin, lihat deh." Ucap Sehun sembari menyorotkan cahaya senternya ke sebuah benda kecil yang tergeletak di tengah jalan. Dia mendekati benda itu, lalu mengambilnya. "Peluru bius."

Aku mendekat ke arahnya dan melihat sendiri sebuah peluru bius tersebut. Di bawah kami terdapat sebuah bola mata. "Tunggu.. ini bola matanya Daniel." Kata ku sembari membawa bola mata itu.

Berlendir dan lengket. Baunya anyir, tapi aku tetap menyimpannya di tas pinggang. "Astaga, aku lupa membawa tas itu." Aku melupakan barang kesayangan tersebut.

Di dalamnya terdapat pulpen serta senjata lainnya dan juga susu almond mini. "Soobin..." Panggil Sehun. Aku menatapnya dengan menaikkan sebelah alis ku. "Berlindung di belakang ku."

"Hah? Apa?"

Growhhh.. Grawhh Rwr..

Aku membalikkan badan dan menemukan 3 zombie hendak menyerang ku. Sehun langsung menembaki zombie-zombie tersebut. Sedangkan aku terduduk di aspal. Jantung ku berdegub kencang persis yang ku alami saat di dorm.

Ini kedua kalinya aku nyaris menjadi santapan zombie. "Mangkanya ngomong jangan kenceng-kenceng." Bisik Sehun tepat di telinga ku. Lalu membantu ku berdiri. "Aishh.. aku kan nggak tahu." Bela ku. Ini bukan sepenuhnya salah aku. Salahkan zombie nya yang memiliki pendengaran super tajam.

Sehun menggelengkan kepalanya dan menembaki zombie-zombie yang mendekat. Senapan yang digunakannya tak menimbulkan suara berkat ku. Tak sia-sia aku bergabung ke organisasi itu.

Organisasi itulah yang membuat ku kenal Aletta. Yeoja manis yang telah ku anggap kakak. Bahkan dia selalu mampir ke dorm untuk memberi sekotak roti mengingat aku adalah maniak roti.

Makan roti itu membuat tubuh bertenaga dan juga memiliki ABS. Tak percaya? Hueningkai saja sering mengelus-ngelus perutku. Katanya nyaman ada bentuknya.

Don't Be Afraid [Soojun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang