Yeonjun bersipuh di samping tubuh seseorang yang terkulai lemas. Detak jantung seakan-akan berhenti berdetak menantap wajah damai seorang namja dengan perut bersimbah darah. Bibir namja kelinci itu memucat tak lagi berwarna merah muda.
Kedua matanya menutup sempurna. Bibirnya mengukir senyum seakan tak ada beban yang dia pikul. Yeonjun menitikkan air mata seraya mengelus pipi tembam namja itu. "Soobin..bangun lah.." Ucapnya.
Soobin tak bergeming, dia tetap terlelap dengan damai. Yeonjun menggoyangkan tubuh Soobin perlahan berharap namja itu membuka kedua matanya. "Soobin.. hiks.." Isakan kecil lolos dari bibir sang rubah.
Sehun dan Taehyung hanya menatap sayu Yeonjun yang terus menggoyangkan tubuh Soobin. Namun Soobin tak akan pernah membuka matanya lagi. Dia tak bisa melihat indahnya mentari terbit dan terbenam.
Tak bisa merasakan sejuknya udara ataupun melihat senyum manis Yeonjun yang selalu Soobin dambakan. Namja kelinci itu meninggalkan mereka semua. Tubuhnya kekurangan darah karena luka tusukan di perutnya.
Mereka tak bisa berbuat apa-apa selain berduka. Kini mereka berada di sebuah rumah kecil yang berhasil didobrak pintunya. Membiarkan Yeonjun mengucapkan salam perpisahan kepada namja kelinci yang berjasa.
Jungkook mendekati Yeonjun yang menangis seraya menggoyangkan tubuh tak bernyawa Soobin. "Yeonjun.. jangan sedih. Ikhlasin ya?.."
Yeonjun menggeleng pelan. Dia tetap bersikukuh jika Soobin masih hidup. "NGGAK.. Soobin masih hidup..hiks..Soobin masih hidup." Yeonjun meraung-raung dalam tangisnya. Jungkook berangsur mundur dan memeluk Taehyung.
Ia tak kuat melihat pemandangan menyayat hati ini. Yeonjun mengelus pipi Soobin dan mengecup pelan bibir pucat namja kelinci itu. "Soobin ba..ngun..hiks.. Yeonjunie sayang Soobinie.. jangan tinggalin Yeonjun.." Gumamnya sembari mengelus surai Soobin.
Changbin mendekat hendak membersihkan luka Soobin yang terus mengalirkan darah segar. Namun Yeonjun langsung mendorongnya untuk menjauh. Kemudian memeluk tubuh dingin Soobin.
"Kelinci ku belum mati!!" Ucapnya sembari menatap tajam Changbin yang hanya mematung. Jimin yang berada di dekat Beomgyu menangis. Dia seperti melihat Suga.
Sedangkan Beomgyu memeluk Taehyun yang sesegukan melihat Soobin tak lagi bernapas. Yeonjun terus - menerus berbicara kepada Soobin meskipun ia tahu Soobin tak akan menjawabnya. Namun dia terus seperti itu.
Suara erangan zombie terdengar. Para mayat hidup itu berusaha masuk ke rumah ini dengan mendobrak pintu. Kaca pun menjadi sasarannya. Changbin, Sehun, Daniel, Chanyeol, dan Taehyung bergegas menahan pintu utama.
Mereka tak akan membiarkan zombie-zombie itu masuk. Yeonjun mengabaikan kegaduhan yang terjadi. Dia masih terpaku pada wajah teduh Soobin. "Bin.. hiks.. bangun lah.. ku mohon.." Ucapnya.
"Bin.. ku mohon hiks.. bangun.. aku mencintai mu.." Yeonjun mengakui perasaannya kepada namja kelinci itu. Namun sudah terlambat. Soobin tak bisa membalas perasaan Yeonjun.
"Kita harus keluar dari rumah ini!" Seru Changbin yang di angguki oleh Chanyeol. Zombie-zombie tersebut sangat kuat bahkan mereka berlima tak cukup kuat untuk menahan para mayat hidup itu. Semuanya bersiap untuk melarikan diri. Terkecuali Yeonjun yang senantiasa memeluk Soobin.
BRAK.
Pintu depan berhasil di dobrak. Para zombie masuk seraya mengendus dan mengerang. Chanyeol yang tersungkur ke lantai menjadi sasaran empuk untuk di makan.
"HUWA!! JANGAN.. ARGH TOLONG!" Suara minta tolong Chanyeol sama sekali tak digubris oleh lainnya. Para zombie mengerumuni tubuh Chanyeol. Sisanya mengincar lainnya. Changbin berusaha membuat Yeonjun melepaskan pelukannya ke Soobin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Afraid [Soojun]
Fiksi Penggemar[LENGKAP] Suasana yang awalnya tenang kian memburuk saat berita menyebar tentang wabah zombie yang perlahan melahap seisi kota. Apakah mereka semua selamat atau justru akan menjadi sekumpulan pemakan daging manusia itu? Soojun Shipper-!! Homophobic...