Semua orang yang selamat akhirnya bisa bernapas lega di Ansan. Termasuk dengan Soobin dan teman-temannya. Dua hari telah berlalu mereka mengungsi, tak ada namanya darah bermuncratan di tubuh mereka.
Tak ada lagi mayat hidup yang mereka hadapi untuk sementara waktu. Saat ini adalah waktu makan malam. Biasanya para militer akan memberikan bahan makanan yang cukup untuk sehari bahkan dua hari.
Beruntung ada Yeonjun yang bisa mengatur bahan makanan. "Wahh.. Daging, akhirnya makan daging." Beomgyu terlihat antusias pada menu makan malam kali ini. Yeonjun tersenyum lalu mempersilahkan untuk makan.
Setelah itu dia mencari keberadaan namja kelincinya yang tak menampakkan batang hidungnya. Yeonjun mencari-cari hingga keluar rumah, ia pun melihat Soobin yang terdiam sembari menatap langit.
"Soobin." Panggil Yeonjun. Namja kelinci itu menoleh dan tersenyum. "Oh hyung, sini." Yeonjun pun duduk di samping Soobin di teras. Dia menyandarkan kepalanya ke bahu Soobin. "Kenapa di sini?" Tanyanya.
"Hanya ingin menghirup udara segar.." Jawab Soobin seraya mengelus kepala Yeonjun hingga membuat si empu mendekur layaknya kucing. Dia jadi gemas sendiri. Namun momen keduanya rusak karena beberapa tentara berlarian menuju jalan masuk.
Yeonjun beranjak berdiri dan melihat tentara yang nampak tergesa-gesa, bahkan raut wajahnya panik. "Firasatku buruk, hyung." Ujar Soobin sembari menggenggam sebilah pisau yang entah dia dapat darimana.
Suara tembakan menggema, membuat keduanya saling pandang. "Tentara bodoh." Ucapnya. Yeonjun menepuk jidatnya, para tentara itu tak memberi peredam suara pada senjatanya. Mereka akan membuat para zombie berdatangan.
Changbin dan Sehun keluar dari dalam. "Ada apa ini?" Tanya mereka serempak. Soobin menoleh sejenak. "Ansan diserang, aku sudah menduga hal ini." Jawabnya. Yeonjun menatap lamat kekasihya.
"Kamu sudah menduga hal ini?"
"Iya, dari awal."
Ketiganya terkejut, mata mereka seakan-akan meminta penjelasan kepada Soobin. "Ada seseorang yang membuntuti kita, atau entahlah. Firasatku hanya berkata jika tempat ini hanya akan aman dalam waktu singkat." Jelasnya.
"Ada dua faktor, satu si penguntit itu yang menyuruh zombie ke sini. Dua, jarak Seoul ke Ansan itu lumayan dekat." Lanjutnya. Yeonjun termenung, dia berpikir kalau zombie tak mungkin membuntuti atau menemukan lokasi Ansan dalam waktu secepat ini dan bisa berbondong-bondong.
Seketika sebuah ingatan terlintas di kepalanya. "Leo Arkhata." Gumam Yeonjun. Soobin menoleh ke hadapan kekasihnya. "Pasti ulah Leo." Yeonjun sangat yakin jika ini ulah si saudara Theo. Apalagi dia pernah melihat Leo berkomunikasi dengan para zombie.
"Memang benar, itu ulah saya."
Suara seseorang membuat mereka terkejut dan mencari sumbernya. Keempatnya menatap seorang namja yang berdiri di atap rumah lain yang dekat dengan rumah yang mereka diami. "Leo.." Soobin tak percaya jika itu Leo Arkhata.
"Wah.. ada Xander ya? Murid ku jadi pengkhianat rupanya." Ejek Leo seraya tertawa keras. Soobin, Yeonjun dan Changbin memandang datar si biang keladi. "Waras nggak sih?" Celetuk Sehun yang membuat Leo menghentikkan tawanya.
"Umm.. waras hehehe.." Balas Leo seraya terkekeh dan menatap tajam Soobin. "Mr. Xander, apa kau bisa menghadapi para zombie hasil penelitian ku?" Tantangnya. Namja kelinci itu mempertahankan ekspresi datarnya lalu mengacungkan jari tengahnya.
Leo tertawa keras lalu memanggil sesuatu dengan bahasa zombie. Soobin melongo melihat tiga makhluk di belakang Leo. Tubuhnya kurung kering memanjang, memiliki cakar yang panjang dan runcing, matanya hanya satu, giginya tajam hingga keluar dari mulutnya, dan kulitnya berwarna hijau kehitaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Afraid [Soojun]
Fanfic[LENGKAP] Suasana yang awalnya tenang kian memburuk saat berita menyebar tentang wabah zombie yang perlahan melahap seisi kota. Apakah mereka semua selamat atau justru akan menjadi sekumpulan pemakan daging manusia itu? Soojun Shipper-!! Homophobic...