Rembulan termenung dengan kilaunya, menyinari tanpa pamrih sekaligus bersedih. Belahan dunia yang dia temani telah berubah menjadi wilayah mati. Kehidupan yang tersisa layaknya kunang-kunang, cahaya kecil bergermalap. Keheningan seakan-akan menguasai. Tak ada lagi suasana hangat dan dingin. Tidak ada lagi warna.
Namun hal tersebut tak menyurutkan sebuah harapan, sekecil apapun itu bila ada usaha. Tak akan mustahil terwujud. Layaknya Soobin dan kawan-kawan yang mati-matian melawan penghancur kehidupan di bumi. Meskipun mereka tahu, kehilangan senantiasa menanti.
"Sial.. aku baru balik, udah main diterjang zombie," umpat Changbin yang ketika tiba ditujuan justru diterjang zombie gendut. Beruntung dia bisa membasminya. Saat ini banyak sekali tubuh zombie yang terbaring dengan bagian yang mungkin tak utuh lagi.
Hyunjin, Soobin, Yeonjun, Sehun, dan Changbin yang menghabisi puluhan zombie tersebut karena berani mengepung wilayah pertemuan mereka. "Merepotkan sekali," ujar Yeonjun sembari menghilangkan nyawa zombie terakhir dengan melintir kepala zombie tersebut.
"Namanya juga hama." Soobin menambahkan seraya memutar-mutar katana-nya. Hyunjin di sampingnya langsung siaga, takut kalau benda itu lepas kendali dan menebasnya. "Santai kali, Njin. Nggak bakal kena kamu," ucap Soobin menyadari tatapan waspada rekannya.
Hyunjin merotasi bola matanya, "Siapa tahu kan, kamu berniat mengurangi anggota." Soobin melengos, kepalan tangannya ia layangkan ke kepala Hyunjin. "Cari mati kalau bunuh salah satu dari kalian," timpalnya.
Yeonjun yang tepat berada di belakangnya pun menarik-narik ujung jaket Soobin. Si empu menoleh dan bertanya, "Kenapa hm?" Yeonjun menatap mata Soobin dalam dengan puppy eyes, mengandalkan kelemahan lawan untuk mendapatkan sesuatu. "Umm.. Onjun mawu baju balu, yang ini kotol. Hum, boleh ya!!>~<" pintanya sembari menggenggam jari telunjuk Soobin layaknya seorang bayi.
Soobin menganga, dia terkena damage. Wajah dan suara imut kekasihnya membuat pertahanannya runtuh. Padahal penampilan Yeonjun jauh dari kata imut. Ia memang menggunakan hoodie kebesaran, tetapi penuh cipratan darah bahkan wajahnya juga demikian. Salah satu tangannya yang tak memegang jari Soobin nampak memegang pisau.
Noda darah yang masih baru atau sudah mengering sangat kentara. Mata Soobin sepertinya ada konsleting, Yeonjun yang menyeramkan dikira imut. "Oke kita akan--"
"HELLO EPRIBADEH, COGAN IN HERE!!" seru Beomgyu sembari berlari menggendong Taehyun ala bridal style. Soobin dan Yeonjun memandang si beruang dengan tatapan malas. "Merusak momen uwu," ujar keduanya.
"Lah..lah kok wajah kalian nggak senang gitu, padahal aku punya pengumuman penting," kata Beomgyu seraya menurunkan Taehyun. "Dunia tentram damai saat kamu ilang," ungkap Yeonjun santai. Beomgyu merengut, "Tega kamu, aku habis jadian tahu sama Taehyun."
"Taehyun, selamat kamu tak beruntung."
"Sialan kamu, Njun hyung."
Hyunjin menyimak saja, lebih baik menunggu jemputan daripada ikut adu mulut bersama Yeonjun dan Beomgyu. "Bin, jemputannya mana?" tanyanya. "Macet kali," jawab Soobin asal seraya berjalan memasuki sebuah toko baju. "Idih, dikira lampu lalu lintas masih nyala, ya kali zombie naik mobil." Hyunjin mendumel sendiri.
Tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi hampir saja menabraknya jika di tak ditarik oleh Sehun hingga jatuh terduduk. Kendaraan tersebut akhirnya menabrak sebuah pohon besar. Hyunjin mengelus dada, nyawanya kali ini selamat. Changbin dan Sehun penasaran, siapa yang mengendarai mobil tersebut secara gila-gilaan.
Keduanya mendekat perlahan, alangkah kagetnya saat melihat ada zombie yang terikat di kursi pengemudi. Zombie tersebut meronta-ronta, kemudian menoleh. "Anjir, kaget. Nolehnya kaya mbak Suzina yang cosplay kunti," ujar Changbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Afraid [Soojun]
Fanfiction[LENGKAP] Suasana yang awalnya tenang kian memburuk saat berita menyebar tentang wabah zombie yang perlahan melahap seisi kota. Apakah mereka semua selamat atau justru akan menjadi sekumpulan pemakan daging manusia itu? Soojun Shipper-!! Homophobic...