Part 42 - Akhirnya

871 127 128
                                    

DORR

Suara lesatan peluru menggema dimana-mana. Orang yang melesatkannya tersenyum puas saat dua zombie tumbang bersamaan. Ia membersihkan pistolnya tersebut menggunakan lap yang selalu dibawanya. 

"Kamu pinter atau bodoh?" Celetuk Sehun sembari menatap Changbin yang membersihkan pistolnya dengan hati-hati. Ia merasa gerakan Si Boncel slow motion di matanya. "Pinter dong." Balas Changbin seraya memasukkan lap nya ke dalam saku celananya.

"Aduh." Keluhnya saat Sehun mendaratkan jitakan ke kepalanya. "Apa maksud mu?" Tanyanya sembari melontari tatapan membunuh kepada si pelaku. Sehun menghela napas panjang dan menebas zombie-zombie yang berdatangan ke arah keduanya. "Liat tuh, banyak zombie yang dekat kan!?" 

Changbin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Habis, seru sih. Kan mau kali penembak jitu yang sekali tembak, dua tiga orang tumbang. Jadi bukan salah ku." Elaknya. Sehun pun menendang tulang kering Changbin hingga si empu mengaduh kesakitan. "Makan tuh penembak jitu."

Lalu Sehun kembali fokus ke arah zombie-zombie yang berdatangan. Namun tiba-tiba Changbin menjambak rambutnya sangat kuat hingga membuatnya menunduk. "Heh Changbin!! Apa-apaan kamu!?" Dia kesal karena Changbin menjambaknya sambil menggoyang-goyangkan kepalanya. 

Bintang-bintang kecil seperti mengelilingi kepalanya berkat perbuatan Si Boncel yang tak tahu malu justru semakin brutal menjambaknya. "YAK..LEPASIN!" Perintahnya dengan nada tinggi. "NGGAK MAU!" Tolak Changbin, dia tetap akan melakukan hal ini sampai Sehun meminta maaf karena asal menjitaknya.

Tiba-tiba sebuah tarikan di telinga masing-masing membuat keduanya merintih dan memohon. "Aduh-aduh sakit, Njun." Sehun memandang ke arah Yeonjun yang menatapnya tajam seperi hendak mengguliti kulitnya. Dia menahan tangan Yeonjun agar tak semakin menarik telinganya. 

"Bagus..bagus.. bukannya bantuin malah gelut. Zombie banyak noh malah jambak-jambakan. Banci ya?" Omel Yeonjun sarkas sembari melepaskan jewerannya. Changbin langsung mengelus-elus telinganya yang memerah. "Sakit tahu, Njun." Keluhnya.

Yeonjun melirik sadis. "Apa?! Mau lagi hah!? Masih untung telinga kalian nggak aku potong." Katanya sambil menodongkan pisau yang dari tadi dibawanya. Lalu menusuk salah satu zombie yang akan menerkamnya dari samping. "Siapa yang nembak tanpa peredam suara hah!?" Tanyanya sembari bermain dengan zombie yang terus berdatangan.

Sehun menjawab jika Changbin yang melakukannya. Tangannya senantiasa mengayunkan pedang untuk menembas kepala-kepala para zombie. Sementara Changbin hanya menekuk wajahnya untuk menanggapi seraya menendang ala Bruce Lee ke zombie yang henda mengigitnya. Entah kenapa kepala zombie tersebut langsung terlepas.

Di sisi lain. Soobin nampak mengamati ketiganya dari atap rumah. Lalu menunduk ke bawah, tepat di kerumunan zombie yang mengulurkan tangannya ke atas, tepatnya ke dirinya. "Kalau kalian para fans ku, aku salami. Nah, modelan kaya kalian yang ada kena gigit tangan ku." Soobin ngedumel sendirian seraya melempari zombie-zombie tersebut dengan genting tanah liat.

Soobin nampak bermain-main dengan zombie-zombie tersebut. Dia bahkan memberi susu almond di tas pinggangnya untuk para makhluk tak berotak. Beberapa zombie ada yang memuntahkannya membuat Soobin tersenyum kecut. "Padahal enak, mau roti?" Tawarnya sembari membuka bungkusan roti. Tak lupa dia mengambil tangan buntung yang ditemukannya. 

Ia mengiris tipis daging tangan buntung tersebut lalu melubangi bagian tengah roti untuk dimasukkan daging tersebut. Setelah itu Soobin mengolesinya dengan darah. "Nah jadi deh, roti daging manusia ala Choi Soobin." Bangganya pada dirinya sendiri. Kemudian melempari roti tersebut ke arah zombie.

Para zombie pun berebutan memakannya. Soobin tersenyum bangga di atas sana. Hyunjin yang bersamanya hanya menepuk jidatnya melihat tingkah patnernya. "Kenapa aku dapat patner modelan kaya dia astaga." Gumamnya.

Don't Be Afraid [Soojun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang