Sinar mentari mengganas, menciptakan atmosfer panas yang membakar pori-pori kulit. Dua kendaraan berbeda ukuran melaju dengan kecepatan penuh. Mengarungi kota mati yang penuh bercak darah dan teror para mayat hidup.
Suara jeritan parau sayup-sayup terdengar. Namun semuanya tetap memilih ego masing-masing untuk bertahan hidup. Tanpa menolong orang yang bukan anggota mereka. Yeonjun bersandar pada jok nya menatap ke luar. Pemandangan kota mati yang sungguh membuatnya lelah.
Jungsoo yang berada di pangkuannya terus bergerak tak kenal lelah. Dia berceloteh tentang segalanya tanpa memikirkan beban hidup sebagai orang bertahan.
"Jungsoo seperti nggak kenal lelah ya..." Celetuk Changbin sambil menoel dagu Jungsoo. "Jangan dimesumin anak orang. Mau jadi pedo ya?" Ujar Sehun seraya menahan tawa melihat bibir Changbin yang manyun.
"Kalau dilihat-lihat Jungsoo tuh kaya perpaduan Yeonjun sama Soobin nggak sih?" Daniel berpendapat saat melihat wajah bocah di pangkuan Yeonjun. Wajahnya putih bersih, kulit sehalus sutra, mata bulat berbinar, dan bibir mungil yang berisi.
Andai Jungsoo seorang yeoja, pasti Daniel sudah memacarinya. "Guys.. sepertinya kita bakal kena masalah deh." Ujar Soobin disertai kekehan. Yeonjun memicingkan matanya dan menjitak namja kelinci itu.
"Aduh yank.. kok di jitak." Soobin mengaduh sembari menunjukkan wajah melas kaya anak kelinci yang terbuang. "Biar nggak konslet tapi malah meledak ya ternyata." Ledek Yeonjun. Seisi minibus tertawa.
Soobin makin memanyunkan bibirnya. "Dih Bin, kamu kaya kembang perawan." Ledek Changbin lalu tertawa. "Enak aja. Aku perjaka." Bantah Soobin. "Mau diperawanin nggak?" Tanya Sehun iseng.
"Kalau anu mu mau di sate, ya silahkan."
Bukan Soobin yang mengancam melainkan Yeonjun. "Bahh.. bini nya belain." Goda Changbin yang langsung disumpel sama dot bayi milik Jungsoo. "Makan tuh bini."
"Makan kamu boleh nggak?"
Soobin melayangkan tatapan mautnya ke arah Changbin seolah berkata 'berani nyentuh, berani mati' Si boncel auto kicep pura-pura nabokin nyamuk. Aneh-aneh saja.
Namun yang pada dasarnya lagi kesambet hantu PMS, Yeonjun pun menjambak rambut Changbin hingga sang empu mengaduh kesakitan. "EH ADUH..ADUH Ampun nyai..."
"NYAI KEPALA MU BOTAK!!" Seru Yeonjun galak. Jambakan di rambut Changbin semakin mengencang. Soobin hanya tertawa melihatnya. Istrinya memang maung. Eh?
Soobin mengalihkan atensi nya ke salah satu gang di samping gedung. Dia melihat seseorang bersandar di tembok gedung seraya tersenyum miring. Tangannya membawa sebuah samurai. Soobin menatap lamat sosok itu hingga sebuah suara membuatnya hilang kendali.
Semua yang berada di dalam minibus berteriak panik. Soobin berusaha menghentikan minibus yang oleng. Akhirnya dia bisa mengendalikannya.
"Kalian semua tak apa?" Tanya Soobin mencairkan kepanikan. Semuanya mengangguk. Wajah Jungsoo nampak yang paling pucat. "Njun hyung, Jungsoo mau muntah tuh." Katanya.
Yeonjun langsung mengambil sebuah kantong kertas yang khusus buat muntahan. Dia menempatkannya di mulut Jungsoo. Seketika bocah itu mengeluarkan isi perutnya. Yeonjun pun mengelus punggung Jungsoo kemudian memberikannya sebotol air mineral.
Wajah Jungsoo tiba-tiba memerah. "Bin, kayanya Jungsoo syok." Ujar Yeonjun seraya memeluk tubuh bocah itu yang bergetar pelan. Soobin menggertakkan giginya. Kemudian menatap sesuatu yang mengejutkannya tadi.
Dia melihat Arkhelus berdiri tegak sembari membawa sebuah kapak. "Bin, kayanya kita nggak bisa menang deh." Celetuk Daniel. Changbin mengikuti arah pandangan kedua namja itu. Matanya sontak membulat. "BIN MEREKA MENUJU MOBIL SI HYUNJIN." Ucapnya setengah berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Afraid [Soojun]
Fanfiction[LENGKAP] Suasana yang awalnya tenang kian memburuk saat berita menyebar tentang wabah zombie yang perlahan melahap seisi kota. Apakah mereka semua selamat atau justru akan menjadi sekumpulan pemakan daging manusia itu? Soojun Shipper-!! Homophobic...