Insiden serangan zombie kembali melanda. Banyak tentara yang gugur dalam medan pertempuran. Sedangkan yang selamat mengungsi ke pos lainnya. Pos 3 yang merupakan harapan terakhir di Ansan. Lokasinya berada di kompleks perumahan elite yang sangat luas.
Pantas saja jika dijadikan pos terakhir. Namun Soobin dan tim nya tidak mengungsi di daerah sana. Firasat Soobin sangat buruk, entah apa yang akan terjadi. Hatinya menyuruh dirinya untuk tidak ke tempat itu.
Penyerangan zombie untuk kedua kalinya bukanlah hal tidak disengaja melainkan sengaja. Pasti ada orang dalam dari peristiwa ini. "Kok janggal ya.." Celetuk Changbin tiba-tiba. Soobin menoleh dan menaikkan sebelah alisnya.
"Coba deh, masa serangan dua kali. Tapi anehnya, tuh zombie menang mulu. Nyerangnya pas keadaan senyap." Terang Changbin. Mereka kini berada di sebuah rumah terbengkalai. Bukannya gimana-gimana ya, soalnya rumah ini menyatu sekali dengan alam.
Mereka memang berencana beristirahat di tempat itu. Meskipun tempat ini angker. Zombie jauh lebih seram daripada hantu. "Aku juga ngerasain hal janggal." Kata Yuna sembari menerawang. "Ngerasa nggak kalau pimpinan para tentara itu tiba-tiba hilang?" Lanjutnya.
"Iya juga ya.." Timpal Sehun. Dia menyadari hal itu. "Oh baru sadar." Sahut Daniel. Soobin mengernyitkan dahi. "Baru sadar gimana?"
"Lah.. masa nggak liat? Kalo tuh upil kerbau ngendap-ngendap kaya apa aja terus bawa temennya yang udah ke bius." Jelas Daniel. Dia memang melihat dengan mata kepalanya sendiri. Jika pemimpin pasukan tentara itu justru penyebab terjadinya insiden penyerangan zombie.
Yeonjun tiba-tiba tertawa. Seluruh pasang mata menyorot padanya. "Pacarmu nggak waras ya, Bin?" Celetuk Sehun yang langsung ditendang sama Soobin. "Enak aja ngatain pacar ku nggak waras." Namja kelinci itu membela kekasih rubahnya.
Sejak insiden ini terjadi. Sangat jarang bagi mereka menggunakan embel-embel 'hyung' karena disaat seperti ini siapa sih yang ingat umur. Jin saja nggak mempermasalahkan umurnya, tapi tetap dipanggil dengan embel-embel 'hyung'.
"Hahaha... bapak botak itu ngajak berantem." Ujar Yeonjun sembari tertawa terbahak-bahak. Soobin menyeringai, ide jahatnya keluar seketika. "Bagaimana kita ajak saja sedikit bermain?" Tanya kepada si rubah.
"Pft.. hahaha ide bagus, Bin." Balas Yeonjun seraya tertawa. Jungkook dan Taehyung bergidik ngeri melihat keduanya merencanakan ide gila. "Kok firasatku nggak enak ya?" Ujar Jungkook sembari menelan salivanya.
Taehyung tersenyum dan mengecup kening kekasihnya. "Biarkan saja mereka, mending kita nganu aja." Usulnya sembari menaik turunkan alis. Jungkook menghela napas. "Yang di mobil masih kurang? Anu ku masih sakit, Hyung." Ucapnya seraya menampilkan wajah melasnya.
Jimin memijat pelipisnya. "Ini mereka aneh-aneh aja dah.." Lirihnya yang angkat tangan dengan pembahasan sepasang kekasih di sampingnya. Dia heran, kenapa harus satu agensi bahkan satu grup dengan orang mesum. Meskipun dia juga mesum kalau sama Suga, tapi itu dulu. Sekarang ia insaf kok, hanya berlaku sampai wabah zombie ini menghilang.
"Pembahasan yang ambigu sekali." Celetuk Hyunjin yang tengah merokok hingga asapnya membubul ke atas. Taehyun bangkit dari pangkuan Beomgyu lalu merampas rokok tersebut da menginjakkanya. "Jangan merokok!" Larangnya.
Hyunjin mendesah frustasi. Insiden ini membuatnya gila lama-lama. Dia berharap agar vaksinnya segera di temukan. "Ah iya nggak ngerokok lagi." Balasnya sembari mendekati Dita yang asyik berfoto ria di kondisi abnormal.
Dita menoleh lalu menepuk pahanya. Hyunjin mengerti isyarat itu langsung berbaring di lantaai yang kotor dengan kepala yang berada di paha yeoja itu. Dita dengan lembut membelai surai Hyunjin. Dia tahu jika namja stress karena insiden ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Afraid [Soojun]
Fanfic[LENGKAP] Suasana yang awalnya tenang kian memburuk saat berita menyebar tentang wabah zombie yang perlahan melahap seisi kota. Apakah mereka semua selamat atau justru akan menjadi sekumpulan pemakan daging manusia itu? Soojun Shipper-!! Homophobic...