Ini part Soobin dkk.. akhirnya muncul ide
Happy reading...
------------------------------------------------------------------
Sinar mentari merambat lurus hingga menembus kaca minibus yang ditumpangi mereka. Yeonjun nampak mengerjapkan kedua kelopak matanya. Bibirnya melengguh pelan, dia menyesuaikan pandangannya dengan cahaya yang masuk.
Tangannya mengusap-ngusap matanya lucu. Setelah itu melihat keadaan di dalam minibusnya. Lainnya masih menyelam alam mimpi. Bahkan namja kelinci yang biasanya selalu bangun pagi pun belum memberikan tanda-tanda akan membuka matanya.
Yeonjun tak berniat mengganggu tidur mereka semua. Akhirnya ia hanya memandang ke luar jendela. Tak ada yang menarik. Seperti biasa hanya zombie yang berkeliaran mencari mangsa.
"Aihh.. aku bosan." Gumamnya seraya mengetuk-ngetuk kaca di hadapannya. Tiba-tiba Ryujin muncul di depan jendela minibus yang membuat jantung Yeonjun melompat dari tempatnya.
Ryujin mengode agar keluar dari dalam minibus. Yeonjun pun mengangguk dan membuka pintu minibus perlahan supaya tak membangunkan teman-temanya. Setelah itu membaring Jungsoo di tempat duduknya tadi.
Lalu menutup pintu minibus pelan. "Kamu sendiri?" Tanya Yeonjun. Ryujin menggeleng dan menunjuk sebuah mobil di belakang minibus. "Aku dan rombongan tiba jam 1 malam." Ucapnya.
Yeonjun mengangguk kemudian memperhatikan sekitarnya yang mendadak sepi. Tak ada mayat hidup yang berkeliaran lagi. Padahal tadi dia lihat masih ada yang berlalu lalang.
"Merasa ada yang janggal kan? Aku juga merasa gitu." Terka Ryujin. Dia memang tanggap dalam situasi jika ada yang janggal pasti sadar duluan. "Zombienya kemana ya?" Tanya Yeonjun. "Aku melihat satu zombie mengarah ke gedung yang paling tinggi itu." Jawab Ryujin seraya menunjuk satu gedung paling tinggi.
"Ayo ke sana!" Ajak Ryujin. "Kita harus melewati dua gedung di depan itu baru sampai." Lanjutnya. Yeonjun mengukur jaraknya. Kalau berjalan kaki, mereka bisa menempuh 1,5 km. Beda lagi kalau muter, bisa 2,5 km.
"Kita naik sepeda aja." Saran Ryujin saat melihat sebuah dua buah sepeda tergeletak di jalanan. "Ide bagus." Puji Yeonjun.
Setelah itu Yeonjun melangkah ke bagasi minibus. Dia membukanya terlebih dahulu, lalu membiarkannya bertengger di atas. Yeonjun mengambil satu pistol beserta peluranya yang diletakkan ke tas pinggang berwarna hijau tua.
Dia juga mengambil beberapa bilah pisau dari koper. Soobin memang terbaik dalam senjata. Yeonjun saja nggak tahu darimana mendapatkan benda-benda seperti ini, hanya Soobin dan yang di atas yang tahu.
Ryujin yang berada di belakang Yeonjun langsung mengambil sebuah senapan angin. Dia pandai membawa senjata model beginian. Setelah itu Yeonjun menutup kembali pintu bagasi minibus tersebut.
"Ayo!!" Seru Ryujin sembari berlari ke arah sepeda yang tergeletak. Yeoja itu tak menyadari jika ada satu zombie mendekat ke arahnya. Yeonju yang menyadari hal itu langsung melemparkan sebilah pisau dan tepat mengenai tempurung kepala zombie tersebut.
Zombie tersebut tergeletak di jalanan. Ryujin langsung menginjak kepalanya hingga pecah. Isi kepala zombie itu berceceran. "Otaknya gede tapi kok bodohnya mendarah daging." Ujar Ryujin.
Yeonjun mengambil pisau yang tadi dia lemparkan dan meraih stang sepeda satunya. Setelah itu menaikinya, dan memposisikan kakinya untuk mengayuh.
"Siap belum?" Tanya Yeonjun. Dia nampak antusias padahal tadinya penakut. Apakah Yeonjun punya kepribadian ganda?
Ryujin menggelengg dan menunjuk ke arah minibus. Pintu minibus itu terbuka dan menampilkan Jungsoo yang mengucek-ngucek matanya.
Yeonjun bisa membaca gerak bibir bocah itu yang memanggilnya. Dia mengisyaratkan kepada Jungsoo untuk menutup pintunya dan tertidur. Jungsoo mengangguk dan menutup pintu minibus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Afraid [Soojun]
Fanfiction[LENGKAP] Suasana yang awalnya tenang kian memburuk saat berita menyebar tentang wabah zombie yang perlahan melahap seisi kota. Apakah mereka semua selamat atau justru akan menjadi sekumpulan pemakan daging manusia itu? Soojun Shipper-!! Homophobic...