Part 15 - Curiga

1K 167 6
                                    

BUGH..

BUGH..

Para zombie terus-menerus menabrakkan tubuhnya ke pintu. Sesekali mereka mencakar dan mengerang. Soobin, Taehyung, Suga, Hyunjin, dan Changbin sekuat mungkin menahan pintu tersebut agar tak membukakan jalan untuk makhluk-makhluk itu masuk.

Tak lama setelah itu para zombie berhenti mendobrak. Soobin mengernyitkan dahinya. "Kok berhenti ya?" Celetuknya. Suga mengendikkan bahu, lalu terduduk. Tenaganya lumayan terkuras karena seharian ini tidak memejamkan matanya dan bermimpi.

Suga rindu kasurnya di dorm, tapi mustahil untuk melepaskan rindunya. Bisa-bisa dia berakhir menjadi sekumpulan makhluk-makhluk tersebut.

BOOM..

Jantung mereka semua tiba-tiba berdisko. Saling menatap satu sama lain. "Itu suara ledakan bukan?" Tanya Jungkook. "Ya iyalah, Kook. Ya kali bunyi kembang api." Jawab Suga sembari memijit pelipisnya.

Tok..tok..tok

"Aman."

Soobin mengenali suara tersebut. Lantas dia membuka kan pintu. Dia terkejut dengan kehadiran Chanyeol yang menggunakan topeng wajah zombie. Soobin hampir mengayunkan katananya jika Chanyeol tak melepas topeng tersebut.

"Ah, ide yang cemerlang, Yeol." Puji Soobin sembari memeluk Chanyeol yang bangga dengan idenya. "Darimana kau mendapat bom tersebut?" Tanya Suga menyelidik.

Chanyeol pun menunjuk sebuah tas yang tadi diobrak-abrik oleh Hyunjin dan Ryujin. "Aku mendapatkannya di situ." Jawabnya sembari melepaskan pelukan Soobin. Dia hampir kehabisan napas gara-gara dipeluk sama Soobin.

"Ya, sudah. Kita keluar dari sini." Kata Taehyung seraya mengeluarkan pisaunya. Sedangkan Soobin sibuk mengamati jasad para zombie yang tergeletak. "Aku baru sadar kalau darah mereka ungu kehitaman." Ujarnya.

"Loh? Bukannya sama aja ya?" Timpal Hyunjin. "Iya yang kita liat mungkin hampir senada dengan darah manusia, tapi lihat deh." Balas Soobin sembari menunjuk beberapa mayat zombie yang darahnya berwarna ungu kehitaman.

Suga mendekati dua zombie yang berdampingan. Darah keduanya tak sama, yang satu merah kehitaman, yang satunya lagi ungu kehitaman. "Hm.. ada yang aneh." Gumamnya. Lalu dia berjongkok dan menyentuh darah tersebut.

Setelah itu dia menghirup aroma anyir yang sangat kental dan bau bangkai. "Baunya... seperti bangkai. Bukannya waktu itu hanya anyir dan amis ya? Mencurigakan." Kata Suga seraya membersihkan darah yang ada di tangannya.

"Mungkin ini zombie yang diangkut oleh kereta." Terka Beomgyu sembari menembak satu zombie yang berada di gerbong kereta. Cipratan darah zombie tersebut mengenai kaca. Semuanya pun menoleh ke arah kaca tersebut.

Soobin menggelengkan kepala. "Aku curiga ini dampak dari penelitian itu." Dia memang dari dulu mencurigai penelitian yang dikelola oleh Profesor Song. Terlebih lagi ibunya bekerja di situ. "Hahah.. kenapa kita baru sadar ya? Lihatlah, zombie yang keluar dari gerbong itu mengenakan pakaian yang sama." Ujar Changbin.

Yeonjun mengingat saat-saat para zombie keluar dari gerbong kereta api. "Seingat ku sih emang pakaian mereka sama." Timpalnya sembari mengelus surai bocah di gendongannya yang mengigau. "Eum.. ap-pa..hiks.. zom..bie.. per-gi hiks.."

Jungsoo perlahan menangis di gendongan Yeonjun. "Aish.. Njun tenangin tuh bocah!" Titah Suga. Yeonjun mengengguk dan berusaha meredakan tangis Jungsoo.

Groaa..gRoWhh..

Para zombie mulai mendekat karena mendengar tangis Jungsoo. Ryujin menghela napas saat melihat temannya, Chaeyoung, menjadi salah satu dari kerumunan zombie yang mendekat. Jimin memilih untuk memeluk Jungkook yang gemetaran.

Don't Be Afraid [Soojun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang