Zombie-zombie berlalu lalang tanpa tenaga di sepanjang jalan ibukota, mengendus dan mengerang setiap saat. Di dalam sebuah minibus, mereka yang tersisa berdiam diri sembari menyeduh ramen instan.
Tujuan mereka saat ini adalah Ansan. Semuanya sepakat untuk bergerak waktu malam karena siapa tahu mereka tak diijinkan masuk ke wilayah hijau karena pakaian berlumuran darah. Orang-orang sana pasti akan mengira mereka terinfeksi, parahnya lagi Daniel.
"Kita ke Ansan malam ini kan?" Tanya Beomgyu sembari memakan ramen cup nya. Sehun merotasi bola matanya dan menggeplak kepala jelmaan beruang hibernasi. "Udah dibilangin berkali-kali jugaan, masih aja nanya."
Beomgyu nyengir kuda, ia pun melanjutkan makannya. Sedangkan Soobin dan Yeonjun telah selesai daritadi. "Persediaan kita menipis.." Celetuk Changbin saat melihat persediaan makan mereka menipis. "Aku sama Soobin akan cari makanan." Yeonjun mengangkat suara seraya menjitak kening Soobin yang tak henti mendusel di dadanya.
"Berhenti, Bin." Yeonjun berkata lembut membuat Soobin menurut layaknya anak anjing. Padahal dia masih ingin mendusel di dada Yeonjun. Empuk, pantas saja Jungsoo betah. Sepertinya Soobin kalah gas dari Jungsoo, anaknya.
Saat mereka sedang berbincang-bincang santai. Tiba-tiba ada yang mengetuk-ngetuk kaca jendela. Semuanya serempak menoleh dan melihat banyak orang mengelilingi minibus. Masih ada orang hidup ternyata di kota mati ini selain mereka.
Soobin memicingkan mata saat melihat sebuah troli yang penuh makanan. Dia menampilkan senyum miringnya. "Milih dibunuh atau membunuh? Merampas atau dirampas?"
Lainnya terheran mendengar penuturan Soobin apalagi Jungsoo yang hanya bisa menatapnya polos sembari memiringkan kepala. "Membunuh dan merampas dong." Balas Yeonjun setelah mengetahui maksud Soobin. "Wah bakalan seru nih.." Lanjutnya dengan senyum ala psycho.
"Bermain lagi ya? Wkwkw.." Beomgyu paham sekarang. Namun dia sedikit tak yakin karena melihat banyaknya orang yang akan mereka hadapi. Apalagi yang bisa diandalin hanya kaum seme, terkecuali Dita sama Yeonjun.
Hueningkai dicoret dari daftar karena dia pasti akan ditugaskan menjaga bagian dalam minibus. Tak lama setelah itu Soobin turun dengan menggenggam sebuah pisau, sedangkan Yeonjun mengekori. Dia membiarkan pacarnya memangsa menu utama.
Yeonjun akan bersenang-senang dengan yang lain. "Wah bola mata hyung bagus, boleh aku koleksi nggak?" Ucapnya saat melihat bola mata hazel dari salah satu di antara mereka. Changbin, Hyunjin, Sehun, dan Daniel turun dari minibus. Keempatnya memandang remeh saat menghitung jumlah musuh yang lumayan banyak.
"Serahkan minibus itu dan kalian selamat!" Ancam salah satu dari musuh. Yeonjun menebak jika dia lah pemimpinnya. Di lihat dari postur dan posisinya. Namun Yeonjun tak tertarik, ia lebih tertarik ke seseorang yang memiliki mata hazel.
"Kau mengincar ku ya bocah?!!" Tanya seseorang yang diincar Yeonjun. Si rubah mengangguk spontan lalu tersenyum sembari mengacungkan sebuah sendok. "Eumm.. aku mau manggil pakai ini, bolehkan?"
Danwoo bergidik ngeri, ia langsung menodongkan senjatanya. Mulut Yeonjun membentuk huruf o, "Wah.. kamu akan melawan ku dengan itu?" Ucap si rubah tanpa ada rasa takut. Dia melangkah maj seraya bersenandung.
"Siapa takut!"
Danwoo termakan oleh pancingan Yeonjun. Ia menembak si rubah, tetapi meleset. Yeonjun dapat melihat jelas tangan Danwoo yang bergetar ketakutan. Dia terkekeh lalu berlari ke arahnya.
Sanwook yang menjadi pemimpin mereka bergerak hendak menyerang Yeonjun. Namun Soobin segera menghalanginya. "Lawan kamu bukan dia." Ucapnya seraya mengayunkan katana nya. Sanwook menghindar dengan cekatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Afraid [Soojun]
Fanfiction[LENGKAP] Suasana yang awalnya tenang kian memburuk saat berita menyebar tentang wabah zombie yang perlahan melahap seisi kota. Apakah mereka semua selamat atau justru akan menjadi sekumpulan pemakan daging manusia itu? Soojun Shipper-!! Homophobic...