Duapuluh Tujuh

263 49 9
                                    

🕊️

Sedari tadi mata Minji tidak pernah lepas dari  ruangan yang sekarang tertutup, pikiran Minji kalut. Sejak Jisoo pingsan dan dilarikan ke rumah sakit, Minji hanya bisa menangis dalam diam sembari menunggu sang dokter yang memeriksa Jisoo keluar.

Pintu ruangan dimana Jisoo berada terbuka, menampilkan seorang pria dengan setelan jas putih rapinya berjalan menghampiri Jisoo dan 3 orang pemuda.

" Bagaimana keadaan Jisoo? " Tanya Minji. Siapapun dapat melihat betapa takut dan khawatirnya Minji saat ini.

" Apa disini ada keluarganya? " Tanya dokter tersebut yang mempunyai name tag Kim Seok Jin di jasnya.

" Saya. Saya keluarganya " kata Minji. Dia tidak sabaran mendengar penjelasan dokter mengenai kondisi Minji saat ini.

" Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa dia pingsan seperti itu "

" Sebelumnya apa yang pasien konsumsi sebelum akhirnya ia jatuh pingsan " tanya dokter Seok Jin.

Minji terdiam dan sempat berpikir beberapa menit. " Tadi dia hanya minum jus jeruk dan kue tart "

" Pasien mengalami alergi parah terhadap susu. Sepertinya dalam kandungan kue tart nya terdapat begitu banyak susu, karena jika pasien hanya mengonsumsi sedikit kandungan susu, ia hanya akan merasakan gatal diarea mulutnya. Tetapi ini ia merasakan sakit sampai akhirnya pingsan " jelas dokter Seok Jin.

Minji langsung lemas. Bagaimana bisa ia lupa jika sahabatnya mempunya alergi terhadap susu, dan mengapa ia tidak memeriksa kue tart yang dimakan oleh Jisoo.

" Beruntungnya kalian cepat membawanya kemari, karena jika terlambat sedikit saja kemungkinan pita suaranya akan menghilang " tambah dokter Seok Jin.

" Apa boleh kami menjenguknya? " Tanya salah satu pemuda.

" Silahkan. Dia masih belum sadar karena pengaruh obat, kemungkinan besok dia baru sadar " ujar dokter Seok Jin.

Minji dan ketiga orang pemuda itu mengangguk paham. Dokter Seok Jin pun mulai melangkah pergi, tapi sebelum pergi ia menepuk pundak Minji, untuk menenangkan gadis itu bahwa sahabatnya sekarang baik-baik saja.

Minji dan tiga orang pemuda itu pun bersama-sama melangkah masuk kedalam ruang inap Jisoo. Minji dapat melihat temannya yang terbaring kaku, dengan infus dipunggung tangannya. Minji menghampiri Jisoo dan duduk disamping brankar Jisoo.

Minji tidak bisa menghentikan laju air matanya, ia terus menggenggam tangan Jisoo. Seakan-akan memberi kekuatan bahwa ada Minji yang akan menemaninya.

" Maafkan aku Jisoo, seharusnya aku memeriksa kue tart itu terlebih dahulu. Jika aku memeriksanya pasti kamu tidak akan berakhir seperti ini " ucap Minji dengan isak tangis.

Seseorang menepuk pundak Minji pelan, membuat Minji menghapus air matanya lalu menolehkan wajah sekaligus badannya. Minji menatap pemuda itu penuh tanda tanya.

" Aku ingin bertanya? "

" Silahkan! " Balas Minji setelah melepaskan genggaman tangannya pada Jisoo.

" Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Jisoo bisa memakan kue tart itu " tanya pemuda itu dengan nada sedikit emosi.

" Kue tart yang dimakan Jisoo adalah kue pemberian seseorang. Jisoo bilang ada seseorang yang mengantarkan kue tart ke apartemennya, setelah itu ia menerimanya " jelas Minji. Minji menceritakan apa yang Jisoo beritahukan padanya tadi sebelum kejadian.

" Hyung, apa kamu tidak berpikir jika ini disengaja? Bagaimana bisa ada seseorang yang tiba-tiba mengantarkan kue tanpa nama pengirim " celetuk salah satu pemuda yang duduk di sofa.

Love Cold Man | Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang