FAM-ILY 31

2.7K 255 398
                                    

Biar kalian enggak marah-marah terus...

CHAPTER 31

AUTHOR'S POV

Setelah memastikan Mina sudah duduk di kursi penumpang dengan nyaman, "Aku tutup ya pintunya?" diamnya Mina menghancurkan hati Chaeyoung, perempuan yang kini duduk di sampingnya ini pasti sedang merasakan hal-hal yang tidak seharusnya seorang pun di dunia ini rasakan.

Sekitar 15 menit kemudian pengemudi mobil B 2304 SCY itu menepikan mobilnya, mereka telah sampai di depan kediaman keluarga Son yang bergaya minimalis itu. Perlahan Chaeyoung menyentuh lengan perempuan yang selalu kuat namun tampak rapuh saat ini, "Minari, yuk?"

Chaeyoung membantu Mina membawa semua tasnya, membiarkan Mina hanya memeluk jaket Chaeyoung dan dirinya sendiri saat berjalan masuk ke rumah. Mereka memasuki rumah dalam diam, Chaeyoung membiarkan Mina, ia tidak memaksa Mina bercerita, cukup sudah ia mendengar teriakan-teriakan mereka dari balik pintu apartemen, memastikan bahwa ia memiliki cukup bukti untuk memanggil satpam dan resepsionis yang sebelumnya hampir tidak mengijinkannya naik di tower tersebut.

Mina duduk di sofa, ia menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk tidak menangis namun satu pelukan dari Chaeyoung meruntuhkan pertahanannya, "Keluarin aja..."

Perih hati Chaeyoung mendengar tangisan Mina, di sela-sela tangisnya, terdengar ucapan Mina, lirih, "Gue benci Bambam..." ingin rasanya Chaeyoung menghajar Bambam saat itu juga, ingin rasanya Chaeyoung menyiksa Bambam hingga ia merasakan yang Mina rasakan, tapi ia tahu, di negara patriarki ini, dimana saat terjadi perkosaan yang disalahkan adalah pakaian perempuan, dimana pelaku tetap akan melanglang buana saat korban dibungkam dengan trauma seumur hidupnya, Chaeyoung tahu yang paling penting saat ini adalah Mina, Mina-nya. Bukan emosinya terhadap Bambam, maka Chaeyoung memilih untuk hanya memeluk Mina, memastikan perempuan yang ia sayangi tahu bahwa ia di sampingnya, selalu.

Dalam tangisnya, Mina menggenggam kaus Chaeyoung kuat-kuat, "Aku pengen tonjok dia, Chaeng... Aku benci banget, aku enggak suka, aku benci Bambam..."

Saat ini Chaeyoung sudah tidak bisa menahan air matanya, terlalu sakit baginya mendengar Mina, perempuan yang ia tahu sangat sopan dan lembut, bisa jadi penuh kebencian seperti ini.

Sebelum Chaeyoung dapat menjawabnya, "Dia seenaknya, Chaeng, dia, dia nyium aku, dia meluk aku, aku benci banget, aku jijik..."

Jujur, darah Chaeyoung pun panas mendengarnya, "Aku tendang aja tadi tititnya, hahaha... jijik banget tadi dia buka ikat pinggang, aaargh!" Tawa Mina tampak kosong, tawa Mina seperti menertawakan dirinya, "Kenapa aku mau sih ke apartemen dia, aku tolol banget... Kenapa aku gampang percaya orang? Kenapa sih?!"

"Aku benci diri aku sendiri, Chaeng..."

Di titik ini Chaeyoung menangkup wajah Mina dengan kedua tangannya, "Hey?" Panggil Chaeyoung perlahan, dengan ibu jarinya ia hapus air mata Mina yang tampak tidak ada hentinya mengalir, "Minari?"

Mina membuka matanya, bertemu dengan tatapan hangat dan lembut Chaeyoung, lagi, sepasang bola mata cokelat itu mampu menyihirnya, seolah memberinya kehangatan di sekujur tubuhnya, "Hmm?"

Ingin rasanya Chaeyoung mencium bibir Mina saat itu, tapi ia tahu itu tidak benar, waktunya tidak tepat, oleh karena itu Chaeyoung hanya tersenyum kepada Mina, "Bambam bangsat, Min."

Mina mengangguk cepat membuat Chaeyoung hampir saja tertawa, "Yang dia lakuin ke kamu enggak benar, sama sekali salah, tapi bukan berarti kamu salah telah percaya sama orang."

Perempuan di hadapannya tampak ingin protes namun Chaeyoung melanjutkannya, "Jadikan pelajaran, Minari. Kita enggak bisa atur hidup kita untuk tidak bisa berekspektasi dan ketika ekspektasi kita itu salah, kita pasti akan terluka. Kita enggak bisa atur itu semua, tapi kita bisa atur cara kita merespon luka kita."

FAM-ILY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang