0.0 | Prolog

883 275 627
                                    

Cepat sembunyi, dunia sedang mencari pemain baru. Percayalah, bermain dengannya bukan hal yang menyenangkan.

-----

Ketika dunia mengajakmu bermain, dan kamu dituntut untuk mencari.
Pencarian yang justru membawa pilu.
Apakah kamu akan ikut bermain?
Sayangnya, kau tak bisa menolak.

•••

Sorak-sorai dan tepuk tangan memenuhi setiap sudut ruangan. Kilauan cahaya dari kamera muncul di setiap sisi. Kursi-kursi berderet rapih, terisi penuh. Bahkan tak sedikit yang berdiri berdesakan.
Lampu-lampu menyorot pada seorang wanita yang tengah tersenyum anggun, bintang pada malam ini. Ia berdiri di panggung seorang diri. Suaranya menggema, mengusir bising. Wanita itu membalikkan badan lalu hilang dibalik tirai.

Tak lama muncul satu wanita berjalan dengan anggun, memakai gaun merah selutut. Semua pasang mata terpana dengan keindahan gaun serta kepiawaiannya berjalan. Disusul wanita dengan gaun lain yang membuat mata terus terfokus pada panggung.

Semua, kecuali ... seorang laki-laki yang terduduk lesu di sudut ruangan. Ia memutar mata, menyisir setiap sudut ruangan. Hingga berhenti di satu titik. Seorang gadis berhijab di barisan belakang kursi, berdiri dengan mata berbinar dan senyum yang lebar. Terlihat sangat bahagia, fokusnya tak teralihkan dari panggung. Bahkan pertengkaran tepat di belakang pun tak mengalihkan fokusnya. Beberapa menit laki-laki itu terfokus pada pertengkaran itu. Akhirnya, seorang penjaga membawa mereka keluar dari ruangan. Fokusnya kembali pada gadis berhijab.

"Bahkan dia tak menengok sama sekali," pikirnya. "Aneh. Kenapa mataku lagi-lagi terfokus padanya."

Wajah yang semula lesu kini berubah gusar. Seperti berusaha mengingat sesuatu yang telah lama dilupakan. Matanya terus tertuju pada gadis yang sekarang tengah sibuk merekam atau mungkin memotret? Entahlah. Wajahnya oval terbalut hijab biru tua, kulitnya terlihat gelap, bulu mata lentik dengan mata berbinar. Bibirnya kecil membentuk bulan sabit. Tangannya sibuk memegang handphone, sedangkan satu lagi memegang tas selendang.

"Acara puncak, trunk show, pada Pembukaan Butik Hzfo milik aktris sekaligus designer, Kinan Gravina berlangsung dengan baik. Kinan membuat semua hadirin terpukau dengan gaun-gaun yang di desainnya. Sekarang kita dipersilakan melihat-lihat pakaian-pakaian lain yang berada di lantai dua," ucap salah satu reporter. Ia naik ke lantai dua diikuti partnernya yang membawa kamera.

Laki-laki itu bangkit dari kursi dan berjalan tanpa tujuan. Ia tidak tertarik dengan deretan baju yang memenuhi penglihatan. Tentu saja, hampir semua hanya pakaian wanita. Kembali, matanya mencari seseorang yang membuat wajah gusar beberapa menit lalu. Jilbab biru tua, tas selendang dan handphone putih. Saat itu juga, bukan hanya mata yang terfokus. Namun seluruh tubuh dan pikiran tertuju pada gadis itu. Ingatan itu memenuhi kepala. Senyum tipis terlukis di wajah laki-laki itu.

"Ketemu."

Handphone gadis itu berbunyi, Ia bergegas turun tangga dan menemui seorang laki-laki. Kepala gadis itu dielus sebelum mereka pergi memecah malam.

_______

NOTE:
Jadi, gimana prolognya?
Kritik dan saran terbuka di komentar/DM.
Jangan lupa vote!
Thx.

Ig : @y.orasins_
01/01/21

Hide N SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang