"Taehyung! Kau tidak bisa seperti ini!" cetus Jiyeon tidak bisa lagi menyembunyikan kekesalannya. "Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku besok karena aku masih terikat kontrak dengan BILLION!" Dadanya turun naik karena emosi yang mulai menguasai. "Dan ayah! Aku tidak bisa meninggalkan ayah—"
"Pertama, aku sudah membayar pinalty dengan BILLION. Jadi, kau hanya bekerja untuk WILD saat ini. Dan yang kedua, ayahmu akan liburan tiga hari ke depan di Busan, bersama Hoseok tentunya. Mereka akan menginap di villaku dan akan menghabiskan waktu bersenang-senang dengan memancing dan mencoba banyak hal," jelas Taehyung.
Jiyeon mendesah kesal. Mengusap wajahnya sedikit kasar dan mengatur nafasnya yang memburu. "Jadi kau sudah merencanakan ini dari awal?"
"Begitulah," sahut Taehyung membenarkan.
Jiyeon memejam, Taehyung benar-benar pria otoriter dan mendapatkan semua apa yang ia inginkan dengan cara paling gila. "Tunggu sebentar," Jiyeon berbalik, berjalan sedikit menjauhi Taehyung yang menahan tawanya melihat wajah Jiyeon yang merah padam karena emosi.
"FUCK!" teriaknya pada hutan tak bersalah. Terbawa angin yang berhembus dan cukup untuk membuat burung-burung berterbangan setelahnya.
Sementara Taehyung tertawa memegang perutnya. Tentu saja momen lucu ini akan menjadi kenangan indah dalam hidup pria dewasa itu.
"Ayo! Baby, sepertinya aku harus mencari cara untuk meredakan emosimu," ajak Taehyung menghampiri Jiyeon dan merangkul bahu gadis itu.
Selama enam menit perjalanan, yang ditemui Jiyeon hanyalah pepohonan. Jelas saja, mereka kini berada di tengah-tengah hutan cemara dan jalan setapak yang mereka lalui hanya untuk dua orang. Semakin memudahkan Taehyung merangkul Jiyeon dengan alasan takut Jiyeon tergelincir.
Hingga Jiyeon dibuat menghentikan langkahnya untuk merasa terpesona pada pemandangan di depan mata. Taehyung benar, ia akan terpukau. Lantaran yang berada di depan matanya kini sungguh menakjubkan. Resort yang begitu indah. Dengan glamping warna warni yang random. Tidak tersusun rapi namun di situlah ketertarikannya. Terhitung enam belas glamping yang terbuat dari rangka baja dan ditutupi dengan kain cerah bernuansa hijau, fuchsia dan biru.
Taehyung membimbing Jiyeon terus berjalan, menggenggam tangan lembut itu dan mereka berhenti di depan bangunan utama resort yang didesain berbentuk zig-zag dengan keseluruhannya berwarna putih.
Pegawai resort menghampiri mereka, mengucapkan selamat datang sambil memberi wellcome drink dan kalung dari rangkaian bunga. Dan salah satu diantaranya memberikan keycard pada Taehyung. Setelahnya, Taehyung mengiring Jiyeon menaiki buggy car berwarna putih yang akan membawa mereka menuju kamar resort. Diiringi dengan dua pegawai yang membawa barang mereka dengan buggy car hitam. Jiyeon tak henti-hentinya merasa takjub sepanjang perjalanan mereka menuju kamar resort yang ternyata terletak paling ujung yang berukuran sama dengan kamar lainnya. Namun milik mereka memliki kain atas berwarna biru.
"Hanya satu kamar?" tanya Jiyeon begitu Taehyung memegangi tangannya untuk menuruni buggy car.
"Satu kamar yang tersisa, Baby."
"Taehyung!"
"Calm down ... Aku tidak akan berbuat macam-macam," ucapnya disusul dengan kerlingan nakal. "Kecuali jika kau yang memintanya."
"Bullshit!" balas Jiyeon berjalan mendahului Taehyung ke depan kamar mereka. Dekorasinya sederhana, namun sangat mewah. Semua sisi dilapisi kaca, hingga seseorang dari luar bisa melihat apa yang terjadi di dalam jika tidak menutup tirai keemasan yang mengelilingi dinding kaca.
Taehyung memasukan keycard-nya pada sistem sensor dan pintu kamar langsung terbuka. Hingga dua pelayan tadi berjalan masuk dan meletakan dua koper besar di sudut ruangan. Setelah mendapat tips dari Taehyung, kedua pelayan tadi pergi membawa satu buggy car bersama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vespertine✔
RomanceLife is too short for shitty sex and bad relationships. So go find someone who fucks you right and treats you how you deserve to be treated