Aroma manis dan sedikit suara berisik dari arah dapur mengusik pagi Jiyeon. Gadis itu terbangun dari lelapnya dengan balutan selimut yang menutupi tubuh polosnya. Melirik sebelahnya, Jiyeon tidak mendapati pria yang semalam begitu bergairah hingga mereka baru saja mencicipi tidur pukul 4 pagi.
Tanpa sadar, kedua sudut bibir itu melengkung ke atas, membingkai senyum manis di wajah cantiknya. Jiyeon duduk dan memunguti pakaiannya yang berserakan di atas lantai kayu mengkilap ini. Mengenakannya dengan perlahan karena pergerakan tubuh yang tiba-tiba membuatnya sedikit nyeri di bawah sana. Juga pegal luar biasa. Namun tidak ditampik jika ia merasa senang Taehyung mencintainya sedemikian rupa.
Berjalan menuju kamar mandi, Jiyeon menyikat gigi dan membasuh wajahnya sebelum keluar dan menghampiri kekasihnya yang mungkin saja sudah berkutat dengan sarapan mereka.
Dan benar saja, Taehyung baru saja menyelesaikan pancake terakhir dan memindahkan pancake tersebut dari teflon ke piring yang sudah ia sediakan. Jiyeon semakin ringan melangkahkan kaki mendekati kekasihnya. Memeluk punggung lebar itu dan bersandar menikmati wangi Taehyung yang segar. Sepertinya Taehyung sudah terlebih dahulu mandi. Pakaiannya pun sudah rapi.
"Duduklah, Sayang." Membimbing gadisnya untuk duduk, Taehyung menuangkan madu pada dua pancake yang bertumpuk di atas piring gadisnya. Juga mengisi susu pada gelas di hadapan Jiyeon. "Habiskan sarapanmu," ucapnya mencium pelan pipi kiri Jiyeon sebelum beranjak dan duduk di hadapan gadis itu.
Jiyeon mengangguk senang dan segera melahap pancake-nya. Tekstur lembut pada pancake buatan Taehyung membuatnya takjub begitu tercecap lidahnya. Rasa manisnya juga pas, tidak terlalu berlebihan. "Kau selalu bisa membuatku terkejut dengan kemampuan memasakmu," ujar Jiyeon tulus.
Taehyung pun ikut tersenyum mendengar penilaian gadisnya. "Baguslah kalau kau menyukainya. Habiskan semua, Baby. Jangan sampai ada yang bersisa." Mereka melanjutkan kembali sarapan yang tertunda sejenak. Dengan Taehyung yang memasukan potongan pancake tanpa minat dan mata yang melihat gadisnya terus menerus.
Kenapa bisa wajah itu terlihat begitu tenang menyembunyikan peliknya masalah yang datang menghadang?
•/•
Jiyeon keliru jika berasumsi Taehyung bangun dan mandi pagi-pagi sekali untuk berangkat kerja. Karena pria itu kini tengah duduk santai di sofa dengannya. Menikmati tayangan televisi dan tidak sekalipun melirik gadis yang bersandar nyaman di bahu kanannya.
Jiyeon melirik langit pada jendela yang terbuka. Mendung ... seakan awan kelabu tersebut tidak mampu lagi menahan bebannya. Tidak ada matahari cerah yang selalu antusias memberi penerangan pada pukul sembilan pagi. Udara dingin yang lembab pun ikut menjamah epidermis kala berhasil mencuri celah pada jendela yang sengaja dibuka pemiliknya.
"Ji?" Suara berat Taehyung mengalihkan atensi Jiyeon pada langit mendung yang tampak tertarik pada atmosfir aneh yang tercipta secara tiba-tiba.
"Ya, Sayang?" Jiyeon mengangkat kepalanya dari bahu Taehyung. Menyamankan posisi duduknya untuk menatap kekasihnya yang tampak serius. Namun belum mengalihkan tatapannya dari televisi. "Tae?"
"Kau tidak ingin membicarakan sesuatu padaku?" tanya Taehyung masih belum menoleh pada gadisnya.
Jiyeon tertegun, berpikir jika memberitahu Taehyung masalah yang tengah ia hadapi. Tapi ia juga tidak ingin membebani, biarlah ini ia hadapi sendiri daripada harus membuat Taehyung semakin kesulitan.
"Aku mencintaimu." Hanya itu yang Jiyeon sampaikan. Namun respon Taehyung membuat dahinya mengerinyit. Rahang pria itu mengeras dan tampak menahan emosi. "Sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vespertine✔
RomanceLife is too short for shitty sex and bad relationships. So go find someone who fucks you right and treats you how you deserve to be treated