27

3.4K 529 153
                                    

Bulan demi bulan terlewati sebagaimana mestinya. Meninggalkan apa yang harus ditinggalkan dan mempertahankan sesuatu yang bisa dipertahankan. Seperti yang dilakukan Jiyeon sekarang. Melewati lima bulan  meninggalkan semua yang berhubungan dengan Taehyung, dan membawa satu-satunya yang ditinggalkan Taehyung sebagai kenangan yang bisa Jiyeon pertahankan.

Memang sulit, tiada hari yang Jiyeon lalui tanpa memikirkan Taehyung. Semua masih sama meski apa yang terjadi sudah berbeda. Posisi Taehyung di hatinya masih sama, dan posisi Taehyung pada nyatanya benar-benar jauh berbeda. Mereka tidak lagi bertatap muka untuk sekedar saling menyapa. Asing dan hilang.

Itu sebabnya Jiyeon memutuskan pergi dan menetap di sebuah rumah impian yang sempat ia bangun. Meski terancam dijual karena masalah yang diberikan ibu Taehyung, Jiyeon masih berhasil mempertahankannya. Rumah sederhana di tepi pantai. Sedari dulu ini yang ia harapkan, dan satu harapan yang tidak terkabulkan adalah bersama ayahnya tinggal di tempat nyaman ini.

Namun tidak mengapa, karena sekarang Park Youmi tinggal bersamanya. Hubungan keduanya mulai membaik karena Jiyeon memang bukan tipikal gadis yang menghitung dosa orangtuanya sendiri. Ia benci, tapi rasa memaafkan itu ternyata lebih mendominasi. Apa yang sudah ibunya perbuat pada sang ayah, biarlah menjadi urusan mereka berdua. Dan apa yang sudah Youmi lakukan pada Jiyeon sudah gadis itu biarkan berlalu.

Mereka perlu menata dari awal, memperbaiki apa yang sudah hancur berantakan. Melupakan dan tidak akan mengungkit-ungkit lagi semua yang pernah terjadi. Dan Jiyeon kembali menerima sosok seorang ibu di kehidupannya. Hal yang sudah berhenti ia dapatkan bertahun-tahun lamanya. Sekarang ia rasakan kembali.

Youmi memberi semua saran dan nasehat untuk kehamilan putrinya. Tidak memperbolehkan Jiyeon kelelahan dan bersekutu dengan Mingyu untuk melarang Jiyeon beraktivitas terlalu banyak. Ya ... Mingyu benar-benar mewujudkan keinginannya untuk libur selama yang ia mau. Membangun rumah persis di samping rumah Jiyeon dalam waktu singkat.

Tidak mempermasalahkannya, Jiyeon justru senang jika Mingyu menemaninya. Pria itu benar-benar cekatan membantu Jiyeon, entah itu menemani Jiyeon berbelanja bahan masakan. Atau menemani Jiyeon ke rumah sakit untuk periksa kandungan sekali bulan. Yang seharusnya Jiyeon bersama Taehyung, namun gadis itu sekarang sadar posisinya. Tidak mungkin ia meminta hal seperti itu meski Taehyung lah yang lebih berhak atas bayi yang tengah ia kandung.

"Makan siang, Sayang!" seruan Youmi dari arah dapur membuat Jiyeon beranjak dari balkon kamar dan turun ke bawah dengan hati-hati. Meski tidak terlalu besar, tetap saja Jiyeon selalu menjaga langkahnya.

"Wanginya enak," ucap Jiyeon begitu sampai di anak tangga terakhir. Melihat Youmi yang sudah selesai menata makanan di atas meja.

"Kau pasti sudah lapar, 'kan? Sini makan yang banyak."

"Mingyu mana?" tanya Jiyeon menarik kursi dan mendudukkan dirinya perlahan.

"Sebentar lagi juga ke sini."

Dan benar saja, pria berkulit tan itu datang dengan sekantong belanjaan. Berjalan dengan ringan dan mengeluarkan dua kotak susu dan meletakkannya pada rak di atas tempat persediaan gula dan kopi instan.

"Padahal aku mau membelinya nanti malam," ujar Jiyeon yang teringat kalau susu yang kini rajin di konsumsinya takarannya hanya sisa untuk sekali minum lagi.

"Aku sudah membelinya, Ji." Mingyu berjalan menghampiri mereka di meja makan dan duduk di samping Jiyeon dengan tersenyum menatap hidangan di depan mata. Memang sudah menjadi kebiasaan jika Mingyu bergabung dengan Jiyeon untuk makan siang, makan malam, maupun sarapan pagi. Karena kerap kali Mingyu yang memasak menggantikan Youmi jika dengan pergi ke Seoul untuk mengurus beberapa hal seperti memantau toko buku yang kini dipercayakan pada Hoseok dan hal lain yang belum bisa diceritakannya pada putrinya.

Vespertine✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang