Ternyata selama ini Taehyung tidak benar-benar mengetahui karakter ibu kandungnya sendiri. Menerima laporan jika Taehee bergerak terlalu jauh untuk menekan Jiyeon membuat Taehyung terdiam di balik meja kerjanya. Rasanya sesak dan nyeri kepala yang menghantamnya bertubi-tubi. Dan Jiyeon pun tidak pernah memberitahunya sedikitpun.
Bagaimana bisa ia tidak tahu jika gadisnya menghadapi tingkah ibunya sendiri?
Namun yang paling membuatnya lebih buruk adalah tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menahan Taehee. Ia merasa tidak berguna di sisi Jiyeon. Gadis itu berjuang sendiri dan tidak melepaskan Taehyung seperti janjinya.
"Gadis itu juga berencana menjual toko buku dan rumahnya. Dia tengah mencari pembeli," ucap Kim Namjoon selaku pengacara pribadi Taehyung.
Pria itu lengah hingga baru saja mengetahui masalah besar yang tengah Jiyeon hadapi. "Jadi ... aku harus bagaimana sekarang?" lirih Taehyung benar-benar frustasi.
"Anda tahu sendiri jika perusahaan kecil yang tengah anda rintis belum sepenuhnya kuat jika nyonya Kim menghancurkannya," balas Namjoon ikut prihatin. Karena memang tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menentang Taehee yang terlalu berkuasa.
Juga jika Taehyung melepaskan semuanya, sudah dipastikan pria itu tidak akan bisa bekerja di manapun. Akan lebih berat bagi Jiyeon untuk hidup bersamanya.
"Saya memang tidak memahami jika berada di posisi Anda sekarang. Tapi ... bukannya lebih baik jika melepaskannya?"
Tidak! Taehyung tentu tidak akan pernah siap untuk itu. Bagaimana bisa ia hidup tanpa Jiyeon. Akan jadi apa hari yang ia lalui jika tidak ada Jiyeon di hidupnya?
Membayangkannya saja sudah membuat Taehyung bergidik ngeri. Ya Tuhan ... apa yang harus aku lakukan?
"Benar jika Jiyeon akan menjual semuanya?"
Namjoon mengangguk sopan menanggapinya. "Rumah yang baru saja gadis itu bangun juga akan dijual. Jadi bisa dibilang, tidak satupun yang Jiyeon punya saat ini, untuk membayar uang yang diminta nyonya Kim atas tuduhan penyelundupan obat-obatan terlarang Park Youmi."
"Dan Jiyeon tidak akan membiarkannya. Seberapapun bencinya dia pada ibunya, gadis itu tidak akan membiarkan ibunya dipenjara," jelas Taehyung lemah.
Rasanya ia ingin membawa Jiyeon lari jauh tanpa bisa dijangkau oleh ibunya. Tempat di mana mereka akan menua bersama dengan anak-anak mereka kelak. Hidup bahagia meski hanya sederhana. Tapi dengan apa? Semua membutuhkan biaya, dan itu adalah masalah utamanya saat ini.
Seharusnya Taehyung memang merintis bisnisnya sedari dulu. Namun sekarang semua sudah terlambat, ia baru saja mendirikan perusahaan saat pertama kali melihat Jiyeon. Dan langsung jatuh cinta dengan gadis dingin itu.
Pintu ruang kerja pria itu disentak kasar hingga terbuka. Membuat kedua pria dewasa tersebut mengalihkan atensi mereka pada perempuan cantik yang tak lagi muda.
"Hai, Putraku," sapa Taehee masuk seenaknya dan mendudukkan diri di atas sofa.
Taehyung melirik Namjoon yang membungkuk sopan padanya dan Taehee sebelum beranjak pergi dan menutup pintu kembali.
Pria itu hanya menatap sinis ibunya, tidak membalas sapaan wanita itu dan sebisa mungkin mengabaikan keberadaannya.
"Ah~ pasti pengacamu itu sudah memberitahukan perihal kekasih yang kau banggakan itu,'kan?"
Mendengar itu pun membuat Taehyung mendidih, dirinya seperti terlempar dalam lautan api amarah yang siap melalap habis tubuhnya dan orang di sekitarnya. "Sudah kubilang. Aku tidak akan melepaskannya," jawab Taehyung dengan gigi terkatup rapat. Rahangnya mengeras dan matanya enggan menatap ibunya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vespertine✔
RomanceLife is too short for shitty sex and bad relationships. So go find someone who fucks you right and treats you how you deserve to be treated