22

3.6K 506 53
                                    

If you ever leave me, Baby
Leave some morphine at my door
Cause it would take a whole lot of medication
To realize what we used to have
We don't have it anymore



Langkahnya yang sempat terhenti, kini mulai kembali membawa tungkainya melewati Youmi yang masih menekukkan wajahnya. Hingga wanita itu berdiri cepat dan menahan lengan Jiyeon yang akan memasukan password pada pascode apartemennya.

"Ji–Jiyeon. Aku dijebak," ucapnya gemetar. Matanya yang menatap Jiyeon terlihat liar dan tidak fokus. "Aku mohon, bantu aku."

"Kau mengkonsumsi obat?" Jiyeon jelas meragukan jika wanita di hadapannya kini dalam keadaan sadar.

Gelengan segera didapat gadis itu sebagai jawaban. Youmi meneguk ludahnya susah payah dan bibir yang bergetar menahan isakan. "Aku dijebak, sumpah! Aku tidak melakukannya."

Alis Jiyeon bertaut bingung melihat raut frustasi Youmi. Menghela nafasnya, gadis itu membuang muka dan melanjutkan menekan password apartemennya.

"Jiyeon ... aku mohon," lirih Youmi putus asa.

Jiyeon menghentak kasar tangan wanita itu dari pergelangannya. Membuka pintu apartemen dan menatap dingin wanita yang sudah melahirkannya. "Masuklah."

Youmi terdiam sejenak, sebelum mengangguk cepat dan masuk ke dalam. Disusul Jiyeon dan gadis itu menutup kembali pintunya. Mengganti sandal rumahnya, gadis itu melirik Youmi yang duduk gelisah di atas sofa, melewatinya dan berjalan ke dapur. Bagaimana pun, ia masih ingat cara memperlakukan seorang tamu kendati tamu yang tidak diundang dan begitu dibencinya.

Jiyeon meletakan secangkir teh hangat di meja di hadapan Youmi. Duduk di sofa yang berbeda dan menyenderkan punggungnya pada sandaran sofa. "Apa maksudmu?"

"Aku dijebak oleh seseorang, dia menuduhku menyelundupkan narkoba. Dan dia meminta bayaran yang mahal padaku, jika tidak dia akan melaporkanku ke polisi. Sumpah, Jiyeon. Aku tidak melakukan itu, aku difitnah," jelas Youmi.

"Siapa?"

Pandangan Youmi terangkat naik dan menatap mata putrinya yang dingin. "Siapa yang menuduh dan meminta bayaran padamu?" tanya Jiyeon memperjelas.

"Kim Taehee, aku tidak mengenalnya, Jiyeon. Sungguh."

Jiyeon memejamkan matanya, ia sudah menduga jika ibu Taehyung akan semakin gencar menekannya. Dan caranya tidak main-main, sekarang melibatkan orang-orang di sekeliling Jiyeon.

"Aku akan mengurusnya, kau tenang saja."

"Tapi ... bagaimana? Aku pun tidak memliki uang untuk menyewa seorang pengacara."

"Aku akan memikirkan semuanya. Sekarang, kembalilah ke rumah. Jangan terlibat apapun lagi," balas Jiyeon. Seiring nafas yang ia hirup beberapa menit terakhir, hatinya cukup berdenyut sakit melihat betapa hancurnya Youmi. Memang sisi dalam dirinya seolah mengatakan wanita di hadapannya ini pantas menerimanya. Tapi ia tidak bisa memungkiri hati kecilnya merasa kasihan. Bagaimanapun, Youmi tetaplah ibu kandungnya. Jiyeon tidak akan mengelak akan fakta yang satu itu.

Youmi terlihat bersalah, kedua mata lelah itu menyoroti Jiyeon dengan perasaan kalut dan penyesalan. Seolah tahu jika putrinya tidak ingin mengulik kembali semua yang pernah terjadi diantara mereka, Youmi memilih berdiri dan pamit untuk pergi. Karena ia mengerti, Jiyeon membantunya, bukan berarti gadis itu sudah memaafkan kesalahannya. Kesalahan yang teramat fatal dan menghancurkan keluarga kecil mereka.






•/•






There's no religion that could save me
No matter how long my knees are on the floor
Ooh so keep in mind all the sacrifices I'm makin'
Will keep you by my side
Will keep you from walkin' out the door.




Vespertine✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang