07

5.4K 745 122
                                    

Hati terlalu lemah jika seseorang bersikeras menawarkan cinta

•••




Taehyung menepati janjinya, datang pukul delapan pagi sembari menekan bel rumah Jiyeon dengan bersenandung kecil. Menggambarkan suasana hatinya yang teramat bahagia. Hingga tidak bisa lebih bahagia lagi kala Jiyeon yang membukaan pintu dengan wajah bangun tidurnya yang polos seperti bayi, surai panjang yang sedikit berantakan dan mengusap mata kanannya dengan kelima jari rampingnya layaknya anak kecil.

"Astaga!" pekiknya kaget saat menyadari Taehyung lah yang bertamu pagi-pagi sekali.

"Good morning, Baby," sapanya tersenyum lebar memperhatikan raut wajah terkejut Jiyeon yang menggemaskan.

"Apa yang kau lakukan pagi buta seperti ini?!"

Taehyung mendorong tubuh Jiyeon semakin masuk dan melepas sepatunya. "Aku sudah memberitahumu semalam jika aku akan menjemputmu pukul delapan."

Jiyeon sedikit mundur saat Taehyung melewatinya dan melangkah masuk ke ruang tamu. "Tapi aku sudah bilang kalau aku tidak mau! Aku akan tidur seharian ini."

"Dan aku juga sudah katakan tidak ada penolakan," sahut Taehyung menarik tangan Jiyeon. "Di mana kamarmu?" tanyanya sembari menunjuk-nunjuk dua pintu yang berbeda warna. "Yang ini? Atau yang ini?"

"Taehyung! Ini masih terlalu pagi untuk berperilaku menyebalkan!"

Tapi Taehyung terlihat tidak peduli, membuka pintu kayu warna putih. "Nah, ini kamarmu. Tebakanku benar ternyata," ucapnya setelah menemukan potret Jiyeon yang cukup besar di dinding kamar, tepat di atas kepala ranjang yang berseprai biru laut dengan corak gumpalan awan. Pun dengan selimut kusut yang belum dilipat.

Jiyeon menahan lengan Taehyung, mencegah pria itu melangkah semakin ke dalam. "Jangan macam-macam, Tae! Kau tidak boleh masuk ke kamar seorang gadis semaumu!"

Taehyung menyeringai menyebalkan, menarik  kuat tangan Jiyeon yang menahan lengannya, hingga gadis itu hilang keseimbangan dan bertubrukan dengan dada bidang Taehyung yang empuk. Pun aroma segar menguar dari tubuhnya, begitu jantan dan memabukan. "Sangat menyenangkan jika kehidupanku ada kau di dalamnya. Berceloteh tentang ini dan itu, melontarkan kalimat tajammu dengan bibir yang lembut ini, " ucapnya mengusap bibir Jiyeon dengan ibu jari.

Lekas, Jiyeon segera menjauhkan dirinya dari Taehyung. Membuat pria itu tertawa kecil dan mengusap puncak kepala Jiyeon. "Mandilah, aku akan memilihkan pakaian untukmu."

Usai kalimat itu, Taehyung dengan seenaknya membuka walk in closet milik Jiyeon, memilah pakaian apa yang akan gadis itu kenakan, tentunya senada dengan yang  Taehyung kenakan. Kemeja abu-abu dan jeans putih. Lalu pria itu beralih pada laci sebelahnya, membuka dengan bibir melengkung senyuman. Mengambil satu set pakaian dalam Jiyeon yang bewarna hitam.

"Taehyung!" Jiyeon melangkah begitu cepat menghampiri Taehyung. Merebut pakaian dalamnya dan menyembunyikan benda itu ke balik punggungnya.

"Kau—" Jiyeon kehilangan kata-kata.

"Santai, Baby. Hal biasa jika calon suamimu ini memilih pakaian dalam yang akan kau kenakan," tuturnya. "Itu pasti akan terlihat luar biasa jika kau mau menunjukannya padaku saat benda itu sudah melekat di tubuh indahmu."

"Keluar dari kamarku!"

"Nanti, kalau aku sudah memastikanmu mandi."

Jiyeon memejam, mengatur nafasnya dan berharap gadis itu berhasil melerai emosi yang tidak sepantasnya disuguhkan pada pagi hari yang cerah ini. "Aku akan mandi, dan sekarang keluarlah."

Vespertine✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang