Well, Berniat melarikan diri sejenak dan melupakan segala rutinitasnya yang memusingkan serta kisah cintanya yang baru saja berakhir dengan tragis, justru membuat Katie terjebak dalam kisah lain bersama si pemuda menyebalkan dan kurang ajar yang sia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Yerim as Katherine Jerym Hathaway
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeon Jungkook as Ansell James Jeon
++++++
Cinta adalah sebuah kata bodoh dengan sejuta makna yang mana ia yakini memiliki lebih banyak makna negatif dibandingkan positif, tetapi dia yang memutuskan tetap terjatuh dan terbuai akan kata bodoh yang satu itu sudah pasti lebih bodoh. Setidaknya begitulah yang dipikirkan oleh Katherine Hathaway.
Katie dan cinta sudah jadi paduan konyol yang menyedihkan, Dumb and Dumber Duo. Tapi lagi-lagi Katie dihadapkan dengan kata bodoh itu untuk kedua kalinya dan masih saja merasa nyaris jatuh. Ya, hanya nyaris. Ia tidak akan membiarkan dirinya berkubang di kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Katie tidak akan membuat gelar Dumb and Dumber Duo nya memiliki pangkat kuadrat. Apalagi jika ia harus kembali berkubang dan berurusan dengan cinta karena si brengsek nan arogan itu.
Ansell Jeon.
Pemuda itu kini berdiri di hadapannya dengan pakaian kasual berwarna gelap yang terlihat mahal, menyerigai dan menatapinya seolah ia adalah alien yang baru datang dari kerak planet lain - menyebalkan dan membuatnya risih bukan main. Tetapi mungkin karena udara yang hangat, mungkin karena bangunan dengan asitektur yang indah di sekelilingnya, atau mungkin karena cahaya matahari yang memantul di mata pemuda itu yang legam seperti malam tanpa bulan, entah untuk keberapa kalinya di hari-hari menjengkelkan yang ia lewati bersama pemuda itu, Ansell Jeon terlihat secerah dan seindah matahari pagi hari di mata Katie.
Well, tapi tunggu saja sampai mulut pemuda itu bersuara.
"Hei, rambutmu tidak kau sisir, ya? Asal kau tahu saja rambutmu tampak seperti sarang lebah."
Dasar brengsek tidak berbudi!
Gadis itu melenguh, dengan refleks menyentuh gumpalan rambut pirang yang ia gelung longgar di kepalanya. "Aku memang menatanya seperti ini," Ia melenguh. "dan ini adalah mode rambut yang populer di Korea. Kau tidak punya internet, ya?" Katie mendelik pada Ansell, separuh dari dirinya merasa bangga karena berhasil menyuarakan pikirannya tanpa ada kata makian.
"Menurutmu?" Ansell menggerdikan bahu, tatapannya sama sekali tak menunjukan ketertarikan pada topik bahasan mereka, namun Katie cukup mengenalnya hingga ia bisa melihat binar jahil di mata yang sama."namun kurasa aku memang tak pernah dan merasa tak harus memberi perhatian pada hal-hal dari negara tempat para pria menari itu."
Katie mendecih. "Urus saja rambutmu sendiri! Heck bahkan rambutmu terlihat seperti anjing kehujanan."
Pemuda itu tidak marah dan membalas ucapannya seperti yang Katie kira akan ia lakukan, justru pemuda itu terkekeh ringan. Berjalan ke sisinya, menepuk kepalanya dengan lembut, dan membuka pintu mobil untuknya.
"Silahkan masuk Miss Hathaway." Gadis itu nyaris menjatuhkan rahangnya, jelas-jelas tidak menutupi keterkejutannya atas perilaku si pemuda yang lagi-lagi tertawa ringan. Dari jarak sedekat ini Katie baru sadar bahwa Ansell punya luka goresan tipis di pipinya, dan menyipitkan matanya ketika ia tertawa.
Hell, apakah Ansell selalu semanis ini?
"Well, aku tau aku tampan, tapi bisakah kau berhenti menatapiku seperti itu?" Ansell mencondongkah tubuhnya ke arah Katie, dan menyerigai kecil ketika wajah mereka hanya berjarak sejengkal. "Kau terlihat lapar dan ingin menelanjangiku. You scared me young lady"
Mendengar kalimat tak senonoh itu lantas Katie mendorong wajah Ansell dengan telapak tangannya, melompat masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya keras-keras, mengabaikan si pemuda yang masih terbahak di luar sana. Katie menggerang, untuk sejenak, demi tuhan hanya untuk beberapa mili sekon Katie mengakui ia sempat terpesona pada Ansell, tap ia yakin ekspresinya pasti tidak semesum itu.
Dasar badebah sialan, tidak tau sopan santun!
Ketika Ansell duduk di sisinya, Katie berusaha mati-matian untuk tidak menoleh kearahnya. Sederhana saja karena ia tahu keinginan untuk untuk meninju Ansell tepat di wajah sama besarnya dengan keinginan untuk menarik leher pemuda itu dan menciumnya tepat di bibir. Oh tuhan, Katie merasa dia sudah mulai tidak waras karena terlalu sering bergaul dengan badebah di sampingnya itu.
"Sudah siap?" Ansell menoleh ke arahnya, memastikan si gadis pirang telah menggunakan sabuknya pengamannya dengan benar. "Aku harap kau bersiap untuk melihat salah satu tempat paling menakjubkan di Italia. Oh kau tidak lupa membawa gaun untuk pernikahan nenekku, kan?"
Katie tidak menjawab, hanya menanggapi si pemuda dengan anggukan singkat sebelum mengalihkan pandangannya ke depan ketika mobil mereka mulai melaju. Demi tuhan, Katie hanya berniat liburan dan menenangkan diri sementara dari kehidupannya di New York yang mulai terasa rumit dan membuat kepalanya pusing. Tapi siapa sangka kini ia duduk dan berkendara dengan seseorang yang bahkan tidak ia ketahui eksistensinya di dunia ini sampai tiga minggu yang lalu, dan juga sekaligus badebah paling rumit serta paling memusingkan yang pernah ia kenal di sepanjang hidupnya, tepat di salah satu kota paling romantis di dunia.
++++++
This is the first story that I wrote on this platform a.k.a Wattpad. I hope you guys kindly leave a comment and press that little star button he he he.
BangtanVelvet forevahhh 💖
.....................
Juliet'sLittleAnswer 2020
.....................
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.