Bagi Katherine Hathaway, sepanjang hari itu terasa tidak nyata - begitu cepat sekaligus terasa begitu lambat. Rasanya semua hanya terjadi sekelebat mata, dan melambat pada saat-saat tertentu. Pesta meriah yang layaknya negeri dongeng di pagi hari sudah berubah menjadi pesta kebun sederhana dengan anggota keluarga di malam hari. Seperti mimpi, ia bahkan tak benar-benar memperhatikan apa yang terjadi namun tiga puluh hari nyaris telah berlalu. Ia tak bisa melakukan apapun, hanya mengambil sudut terjauh, bersandar di dinding untuk merenung.
"Katie."
Mendengar namanya, Katie mengerjap dan menoleh kebelakang melewati bahunya - melihat Irene berjalan ke arahnya dengan dua gelas anggur putih. Ia tersenyum ketika gadis itu tiba disisinya dan menerima salah satu gelas itu.
"Indah, ya?" Irene menyeruput minumannya dengan santai, tatapan matanya lekat ke depan. Melihat susunan beberapa meja makan segi empat yang diletakkan di taman yang sengaja dihiasi begitu banyak lampu di pepohonan terdekat. "Aku senang kau disini. Melihat bahwa...well, kadang cinta tak melulu berakhir menyedihkan."
Katie terkekeh ringan. Ia memutar-mutar gelasnya, menghirup harum anggur itu tanpa meminumnya. Memang benar, pikirnya. Cinta tak melulu berakhir menyedihkan, tapi cintanya? Yah mungkin tak termasuk kategori yang itu. "Ini bisa terjadi karena kau, kan? Selamat untukmu juga Irene."
"Kelihatannya sih begitu." Irene mencibir jenaka. "Tapi aku percaya ini takdir - yang akan terjadi pasti terjadi."
Positif dan optimis. Betul-betul tipe Irene Harington sekali. Katie tersenyum, menemukan teman seperti lawan bicaranya itu adalah salah satu sisi positif dari rencana impulsifnya yang tak terorganisir. Ia menoleh untuk melihat Irene dan tak bisa tak tersenyum kala menyadari siapa yang sebenarnya menjadi fokus gadis itu. "Kalau kau berencana kembali ke New York, dengan Darren tentunya. Jangan lupa kunjungi aku."
"Oh, sayangku." Irene memutar matanya kesal. Ia tak suka topik ini, kalau bisa ingin rasanya ia merengek agar gadis bersurai pirang itu menetap di Verona. "Aku bisa berakhir diceramahi hingga mengering oleh ayahku kalau aku kembali ke New York. Tapi untukmu, aku janji sesekali akan berkunjung."
Katie tergelak. Ia sudah dengar tentang alasan mengapa Irene terdampar di Italia, padahal dia adalah gadis Inggris yang berkerja di Amerika. "Nanti ku kenalkan pada temanku, Joy."
"Dengan senang hati." Irene tersenyum dan merangkul lengan Katie dengan tangannya yang bebas. "Tapi bukannya masih ada urusan yang harus kau selesaikan sebelum kita membahas perihal, ugh, pulang ke New York?"
Katie tahu kemana arah pembiacaraan ini. Apa yang terjadi pada pesta pernikahan granny pagi ini sungguh membuatnya terombang ambing. Kalau bisa dibilang, ia bahkan seperti tak kenal dirinya sendiri. Ia bukan tipe yang mudah jatuh cinta, tapi karena pemuda tertentu, ia malah bisa amat sangat jatuh cinta dalam kurun waktu singkat. "Yah harusnya begitu, kalau saja aku tak cukup pengecut untuk bicara pada Ansell Jeon."
"Mau sampai kapan kau main kucing-kucingan dengan Ansell dan perasaanmu sendiri?" Irene menggelengkan kepalanya dengan dramatis. "Bersikaplah berani. Take it or leave it. Kau hanya punya dua pilihan. Aku sudah pernah melakukan kesalahan, syukur saja Darren kembali padaku. Ku harap kau tak melakukan hal yang sama."
Katie terdiam, rasanya percuma mengatakan sanggahan yang memang tidak diperlukan. Ia mendesah lelah. "Dimana Ansell Jeon?"
Irene membelalak namun dengan cepat gadis itu menatapnya dengan puas. "Halaman belakang."
Katie nampak tak nyaman, namun ia tahu kalau tidak saat ini maka tak ada yang lagi yang bisa ia selesaikan dengan Ansell Jeon. Ugh, Katie melenguh. Menyelesaikan apanya? Dimulai saja tidak pernah. Ia ingin merengek, namun akhirnya ia menyerahkan gelas ditangannya pada Irene setelah meminumnya hingga tandas. "Aku tinggalkan kau disini, tak apa apa kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet's Little Answer
FanficWell, Berniat melarikan diri sejenak dan melupakan segala rutinitasnya yang memusingkan serta kisah cintanya yang baru saja berakhir dengan tragis, justru membuat Katie terjebak dalam kisah lain bersama si pemuda menyebalkan dan kurang ajar yang sia...