Bae Joohyun as Irene Emilia Harington
Katie Hathaway sampai di Verona dengan perasaan aneh yang tidak bisa ia definisikan sama sekali. Ia sungguh tidak menyangka sama sekali bahwa setelah melewati begitu banyak hal yang terjadi tiba-tiba dan melampaui setiap menit yang terasa begitu lama setiap harinya, kini ia sudah benar-benar sampai di sana, di Verona, sendirian pula. Semalam, ketika ia sampai di penginapannya ia langsung jatuh tertidur bahkan tanpa mengganti bajunya atau sekedar mencuci wajahnya. Jelas betul bahwa penerbangan dari New York ke Roma, dan Roma ke Verona benar-benar menguras tenaganya sampai nyaris tak bersisa sama sekali. Kepalanya pening, dan bahkan sisa jet lag-nya masih terasa sampai saat ini dan itu nyaris membuatnya merengek.
Sungguh Katie adalah tipe orang yang selalu merencanakan tentang apa yang akan ia lakukan secara terperinci di dalam kepalanya, dan ia tidak menyukai adanya perubahan mendadak, atau sesuatu yang melenceng keluar dari rencananya. Namun hidup selalu begitu penuh kejutan, setidaknya begitulah yang ia pikirkan saat ini. Bila harus diingat kembali, saat ini seharusnya ia berada bersama Jayden, menikmati liburan romantis mereka. Bergelung hangat di bawah selimut dengan pemuda itu di malam hari, dan menikmati jalan-jalan berdua dengan tangan yang saling terpaut di siang hari.
Tapi siapa sangka sekarang ia justru terdampar di negara lain, sendirian dan sejujurnya tidak tahu apa yang akan ia lakukan karena sedari awalpun perjalanan ini disusun oleh mantan kekasihnya itu. Poin yang satu ini saja sudah cukup untuk membuatnya merasa seperti anak kecil tersesat yang merindukan rumah. Kenapa juga ia nekat tetap jauh-jauh pergi ke Verona seorang diri, padahal ia punya cukup banyak alasan untuk kabur ke belahan dunia lain yang jauh dari bayangan dan impian-impiannya yang kandas bersama Jayden? Walaupun begitu semua sudah terjadi dan ia tidak mungkin lagi mundur saat ini, maka dari itu Katie tak punya hal lain untuk dikeluhkan. Hal paling cerdas yang bisa ia lakukan sekarang adalah berusaha menikmati semua ini, toh perjalanan ini sudah dibayar penuh.
Pagi itu tanpa pikir panjang Katie memutuskan untuk mengunjugi Rumah Juliet, tanpa alasan tertentu dan hanya karena ia teringat percakapan singkatnya dengan seseorang di dalam pesawat. Ia melenguh, tanpa pikir panjang adalah kata yang sangat tidak cocok dengan Katie sama sekali, tetapi nyatanya saat ini ia sudah menapakkan kakinya di tempat itu, di sebuah lorong dengan banyak tulisan acak berbagai bahasa yang berujung pada sebuah halaman rumah berbentuk persegi panjang yang dikelilingi dinding bata coklat pudar yang sebagian besarnya sudah ditutupi oleh tanaman Ivy yang merambat dan menjalar kemana-mana.
Ah, jadi ini rumah Juliet yang terkenal itu.
Saat ia duduk di bangku taman di halaman luas itu, Katie bia melihat segerombolan orang saling bergantian berfoto dengan patung Juliet, berpose menangkup payudara patung itu karena dipercaya dapat membawa kesuburan, sungguh sebuah kepercayaan yang aneh bagi Katie. Sayup-sayup ia bisa mendengar suara isak tangis. Hell bahkan jika diperhatikan dengan seksama ia bisa melihat banyak gadis dan wanita muda yang sedang teriksak, menggumam dengan berbagai bahasa, sambil menulis di sebuah kertas yang akhirnya mereka tempelkan di salah satu sisi dinding batu rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet's Little Answer
FanfictionWell, Berniat melarikan diri sejenak dan melupakan segala rutinitasnya yang memusingkan serta kisah cintanya yang baru saja berakhir dengan tragis, justru membuat Katie terjebak dalam kisah lain bersama si pemuda menyebalkan dan kurang ajar yang sia...