halo masih ada yang baca cerita ini kah? Hehe
Aku akan usahain update teratur mulai sekarang yey.
Selamat menikmati.*_*
Lalisa Manoban as Alisa Meryl Clark
Ansell menatapi gadis cantik yang duduk dihadapannya dengan ekspresi lelah. Mereka sudah duduk bersama lebih dari satu jam namun selain percakapan saat mereka memesan makanan, tidak ada suara lain yang mereka keluarkan. Ansell bisa saja mengajak gadis itu bicara lebih dulu, tapi tiap kali Ansell mulai membuka percakapan gadis itu hanya akan menggumam tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"Sayang, aku harus pergi sekarang. Pemotretan akan dimulai 40 menit lagi" Gadis itu akhirnya membuka suara, tapi Ansell rasanya ingin menyuruh gadis itu diam saja dari pada berbicara hanya untuk berpamitan padanya.
Ansell menghela nafasnya perlahan, mencoba menahan semua keluh kesah yang sudah nyaris melompat keluar dari bibirnya. "Kapan pemotretanmu selesai? Aku akan menjemputmu lalu kita makan malam bersama, bagaimana?"
Melihat ekspresi menyesal gadis itu, Ansell lebih dari tau kata apa yang selajutnya dikeluarkan gadis itu, "I'm so sorry Ansell. Malam ini aku sudah janji pada kru untuk makan malam bersama"
Ansel melenguh tidak lagi menutupi perasaannya kecewanya pada gadis di hadapannya. "Lisa, please. Kita sudah tidak bertemu sebulan penuh, dan sekarang kau pergi setelah memberiku waktu hanya satu jam untuk bertemu denganmu. Demi tuhan, kau tidak rindu sama sekali padaku ya?"
Kini giliran Lisa, si gadis berambut coklat itu yang menghela nafasnya. Ia menatapi pemuda dihadapannya berusaha memberi pengertian lewat sorot matanya. "Aku rindu padamu tentu saja. Tapi tetap saja Ansell aku harus profesional dalam pekerjaanku."
Ansell menunduk, memijit pangkal hidungnya dengan gestur frustasi yang membuat Lisa menyerngit. "okay fine," Ansell bersuara, kini memandang balik pada kekasihnya yang sudah terlihat sekali ingin segera pergi. "aku masih akan di Verona hingga akhir bulan, hubungi aku sebelum kau kembali ke London"
Gadis dihadapannya menghela nafas lega, lalu menampilkan senyumnya yang selalu membuat Ansell merasa luluh. "Tentu sayang. Kau orang pertama yang akan ku hubungi ketika jadwalku kosong."
Ansell tidak menjawab, hanya menatapi Lisa ketika gadis itu berdiri dari kursinya dengan gerakan terburu-buru. Lalu mencondongkan tubuhnya untuk mengecup pipi Ansell sebelum menghambur keluar restoran.
Sepeninggal gadis itu Ansell menelungkupkan wajahnya ke meja.
"Bohong."
Ansell lebih dari tau bahwa gadis itu kemungkinan tidak benar-benar berniat untuk memenuhi permintannya. Lisa selalu seperti itu, selalu mementingkan dirinya dan pekerjaannya lebih dari apapun. Bahkan lebih dari Ansell, kekasihnya selama empat tahun terakhir yang kadang hanya meminta satu hingga dua jam dari total dua puluh empat jam di tujuh hari yang dijalani gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet's Little Answer
FanfictionWell, Berniat melarikan diri sejenak dan melupakan segala rutinitasnya yang memusingkan serta kisah cintanya yang baru saja berakhir dengan tragis, justru membuat Katie terjebak dalam kisah lain bersama si pemuda menyebalkan dan kurang ajar yang sia...