16 ~ Khawatir

39.7K 2.2K 58
                                    

"Pak agak cepet ya, saya lagi buru buru," bohong Yona, dia berkata seperti itu agar cepat sampai di rumahnya dan terbebas dari rasa takutnya.

Saat ini dia benar benar ketakutan hingga air matanya akan menetes namun dia tahan, karena kalau dia menangis berarti dia melemah, dan bisa saja hal itu di manfaatkan oleh sang driver.

Chat

Yona
Gue takut banget
Tolong gue Al
Gue gak tau harus ngapain lagi

Alvaro
Lo tenang aja, gue lagi lacak posisi lo
Jangan putusin sambungan telfon gue

Yona
Iya, tapi gue gak bisa tenang
Gue takut di apa apain

Alvaro
Postif thinking, lo bakal baik baik aja
Sekarang gue mau lo telfonan sama gue, tapi bicara yang normal aja
Di loudspeaker juga

Yona
Iya

* * *

"Hallo Al" -Yona.

"Lo dimana?" -Alvaro.

"Lagi di jalan, tapi gue gak tau ini dimana, ini jalanannya sepi banget gelap juga" -Yona.

"Oke, hati hati di jalan, kalau ada apa apa kabarin gue" -Alvaro.

"Iya" -Yona.

"Gue tunggu di rumah ya, jangan lama lama" -Alvaro.

"Iya" -Yona.

Mungkin sang driver mendengar percakapan Yona dengan Alvaro kemudian sang driver memilih melewati jalan yang ramai, dan disaat itu lah Yona benar benar merasa tenang. Tak jauh lagi komplek rumahnya pun terlihat. Tak lama kemudian mereka tiba di rumah Yona, dia turun dari motor itu lalu berbicara kepada sang driver.

"Saya ambil uangnya dulu ya di dalam," ujar Yona dengan gemetar.

"Eh eh, gak usah mbak, saya juga lagi buru buru ada urusan," balas driver itu ketakutan kemudian dia menancapkan gas motornya meninggalkan rumah Yona.

Yona berjalan masuk ke dalam rumah sambil menahan nangis walaupun matanya sudah memerah namun dia tetap menahannya. Ketika dia masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu rumah tiba tiba saja-

*Hug

Alvaro memeluk Yona dengan sangat erat seakan akan dia tidak ingin kehilangan Yona ataupun melepaskannya. Kaget? Tentu saja, Yona terkejut ketika tiba tiba saja Alvaro memeluknya.

"Lo gak apa apa kan?" tanya Alvaro sambil memeluk Yona dengan erat.

"Gue khawatir sama lo," sambung laki-laki itu.

Kali ini Yona sudah tidak bisa menahan air matanya, dia pun membenamkan wajahnya di dalam pelukan Alvaro. Dia menangis sejadi jadinya, karena dia sudah benar benar ketakutan.

"Maafin gue, harusnya gue jemput lo," ucap Alvaro merasa bersalah.

Tangan Yona meremas kuat baju milik Alvaro, karena saat ini dia sedang melampiaskan semuanya. Alvaro yang tidak peduli dengan bajunya yang basah karena air mata Yona, tetap memeluknya dengan erat.

Married With Kakak Kelas [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang