Alvaro dan Yona berjalan beriringan memasuki sekolah ini untuk menghadiri acara yang diadakan. Kini Alvaro masih setia menggenggam tangan Yona, namun Yona sedikit penasaran dengan apa yang dikatakan Azriel kepada suaminya.
"Azriel ngomong apa?" Tanya Yona.
Alvaro pun menatap Yona, "Kepo."
"Serius, Al," Kesal Yona lalu mencubit lengan Alvaro.
"Sakit," jawab Alvaro dengan terkekeh.
"Inget ya, jangan jauh-jauh dari gue!" sambungnya kembali.
"Iyaaa."
Saat mereka sedang berjalan, mereka pun bertemu dengan teman mereka yang sedang mengobrol sambil meminum segelas minuman.
"Pasangan ter-uwu sudah dateng," ledek Sandria.
"Lebay," sahut Yona kemudian, dia melepaskan genggaman tangan Alvaro.
Ketika Yona telah berdiri tepat di hadapan Sandria, Sandria pun menanyakan pertanyaan yang kepadanya, "Gimana?" tanya Sandria.
"Gimana apanya?" tanya Yona kembali karena tidak mengerti dengan pertanyaan Sandria.
"Udah ada debay?" ucap Sandria.
"Jangan ngadi-ngadi!" ujar Yona sambil menjitak kepala Sandria.
"Sakitt!!" rintih Sandria lalu mengelus kepalanya.
"Gue masih beradaptasi sama Alvaro," bisik Yona kepada Sandria.
"Ekhem, kita denger," sahut Liam.
Yona dan Sandria lupa bahwa ada Alvaro, Nathan, Rafael, dan Liam yang mendengar percakapan mereka berdua. Kini Yona merasa sangat malu hingga pipinya pun berwarna merah seperti kepiting rebus.
"Lo sih," bisik Yona kembali kepada sahabatnya.
"Sorry," tutur Sandria.
"Acaranya sudah mau dimulai," Alvaro pun berbicara untuk mencairkan suasana.
Tanpa berbicara apapun Alvaro langsung menggenggam tangan Yona kembali lalu membawanya ke tempat yang menjadi pusat acara ini. Terdapat panggung serta banyak kursi untuk para siswa yang datang ke acara ini. Yona dan Alvaro duduk samping sampingan lalu diikuti oleh Sandria, Liam, Nathan dan Rafael.
"Selamat datang untuk kepala sekolah, guru guru, staf sekolah dan para siswa. Acara malam ini adalah malam puncak program kerja dari OSIS periode tahun ini, kami mengucapkan banyak terima kasih atas apresiasi yang diberikan selama OSIS periode tahun ini melaksanakan tugasnya. Sebelum memulai ke acara inti, ada sepatah kata yang akan dikatakan oleh Ketua OSIS kita. Untuk Azriel Ardiwijaya waktu dan tempat dipersilahkan," jelas sang pembawa acara.
"Lo bawa eraphone?" tanya Yona kepada Alvaro.
"Enggak, kenapa?" tanya Alvaro kembali.
"Gak apa-apa," bohong Yona.
Sebenarnya ia merasa melas untuk mendengar Azriel berbicara, namun dia tidak langsung mengatakan hal itu kepada Alvaro. Walaupun Yona tidak memberitahukan Alvaro bahwa ia malas mendengar Azriel berbicara, laki-laki itu sudah paham dengan apa maksud sang istri.
"Sandarin kepala lo ke pundak gue, nanti gue tutup telinga lo pake tangan gue," ucap Alvaro. Yona pun mengikuti ucapan Alvaro untuk menyandarkan kepalanya di pundak Alvaro.
Dia masih bisa mendengar suara-suara namun tangan dan pundak Alvaro membuatnya salah fokus. Dia menjadi nyaman sehingga hanya dapat merasakan kenyamanan ini.
"Terima kasih untuk kepala sekolah, bapak ibu guru, staf sekolah serta siswa siswi yang telah menyempatkan waktunya untuk menghadiri acara yang menjadi program kerja terakhir OSIS periode tahun ini. Saya ingin mengucapkan Terima kasih atas kerjasama nya selama satu tahun ini dan mohon maaf jika masih banyak kesalahan dalam mejalankan tugas kami. Semoga kedepannya akan menjadi lebih baik dari sebelumnya dan selamat menikmati acara malam ini," ucap Azriel memberikan pindatonya dan dibalas dengan tepukan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Kakak Kelas [TELAH TERBIT]
RomanceYona remaja perempuan kelas sebelas Sekolah Menengah Atas yang memutuskan untuk menikah di usia muda karena kondisi keluarganya. Tapi, siapa sangka kalau dia menikah dengan kakak kelas yang menurutnya menyebalkan dan irit berbicara, walaupun Yona me...