Alvaro masih berada tetap dalam posisi memeluk Yona dari belakang sambil menaruh kepalanya di salah satu pundak Yona dan tangannya berada tepat di perut Yona. "Boleh panggil sayang gak?" tanya Alvaro.
"Kenapa enggak," balas Yona.
Alvaro mengelus perut Yona kembali, "Kok masih datar perutnya?" tanya Alvaro bercanda.
"Kan baru dua minggu, sayangg!" balas Yona dan Alvaro pun terkekeh.
"Maaf," ucap Alvaro dengan tiba tiba. "Maaf kenapa?" tanya Yona terheran-heran.
"Karena ngusir kamu dari rumah padahal kamu lagi hamil," jawab Alvaro dengan rasa bersalahnya. Yona pun membalikkan tubuhnya hingga berhadapan dengan Alvaro.
Kini jaraknya dengan Alvaro sangat dekat, bahkan dia dapat merasakan hembusan nafas Alvaro yang tenang. "Lupakan masalah itu. Sekarang kita punya dia yang harus kita jaga," ujar Yona sambil mengarahkan tangan Alvaro untuk memegang perutnya.
Alvaro tersenyum sambil menatap Yona lalu dia mencium keningnya dan setelah itu memutuskan untuk tidur karena, hari sudah cukup larut dan mereka harus istirahat, terlebih kini Yona tidal boleh merasakan kekelahan.
° ° °
Yona membuka kedua matanya ketika merasakan ada sebuah tangan yang berada tepat diatas perutnya dan ya, Alvaro sedang tertidur sambil memeluk Yona. Dia tersenyum ketika melihat wajah tenang Alvaro saat sedang tertidur seperti ini dan tiba tiba-
"Kamu sudah bangun," ucap Alvaro dengan suara seraknya lalu mencium kening Yona sekilas.
"Aku bikin sarapan dulu ya," Yona hendak bangkit dari tempat tidur tapi Alvaro pun menahannya untuk tidak pergi.
"Biar aku aja yang bikin sarapan," sela Alvaro sambil menahan tangan Yona.
"Emang kamu bisa masak?" ledek Yona.
"Liat saja nanti," balas Alvaro kemudian, dia bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan ke toilet bersama Yona untuk menggosok giginya.
Mereka berdua berdiri didepan cermin toilet ini sambil menggosok gigi. Ketika mereka baru saja selesai menggosok gigi, tiba tiba saja Alvaro merasa sangat mual hingga mengeluarkan isi perutnya.
"Huek huek," Yona bingung harus melakukan apa saat Alvaro sedang memuntahkan isi perutnya seperti ini.
"Al! Kamu kenapa?!" tanya Yona dengan panik.
"A- aku gak apa apa, cuma sedikit mual," jawab Alvaro seusai mencuci mulutnya.
Yona langsung membawa Alvaro untuk duduk di ruang makan lalu dia menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga untuk Alvaro. Sebenarnya, Alvaro ingin membuatkan sarapan untuknya dan juga Yona. Namun, dengan kondisinya yang seperti ini tidak memungkinkan dia untuk membuat sarapan.
Beberapa menit Yona membuat sarapan dan hingga akhirnya tiba, dia langsung menyajikan bubur yang ia buat untuk Alvaro dan dirinya di atas meja makan. Tanpa berlama-lama lagi Alvaro langsung menyantap bubur ayam yang ada di hadapannya.
"Al! Yang hamil itu kan aku, tapi kenapa kamu yang mual," tukas Yona sambil melihat Alvaro menyantap bubur ayam itu dengan sangat lahap.
Alvaro hanya menggelengkan kepalanya sebagai tanda kalau dia tidak tau mengapa dirinya lah yang merasakan mual. Saat Yona hendak menyantap bubur ayam ini, dia merasa bau dari bubur ini cukup aneh sehingga, menimbulkan rasa mualnya.
Dengan secepat kilat dia berjalan ke toilet untuk memuntahkan isi perutnya. "Huek huek."
Alvaro yang sadar Yona juga merasa mual, langsung menghampiri dirinya yang sedang berada di toilet dan membantunya untuk mengeluarkan isi perutnya. Setelah selesai, Yona pergi ke kamar untuk beristirahat sedangkan Alvaro menlanjutkan sarapannya yang sedikit lagi habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Kakak Kelas [TELAH TERBIT]
RomanceYona remaja perempuan kelas sebelas Sekolah Menengah Atas yang memutuskan untuk menikah di usia muda karena kondisi keluarganya. Tapi, siapa sangka kalau dia menikah dengan kakak kelas yang menurutnya menyebalkan dan irit berbicara, walaupun Yona me...