3 ~ Pertemuan

43.6K 2.8K 60
                                    

Yona masuk ke dalam rumah dengan sangat malas dan ketika dia hendak masuk ke dalam kamarnya, sang mamah memanggilnya, kemudian dia menghampiri sang mamah.

"Ada apa mah?" tanya Yona.

"Nanti malam kita ada makan malam sama keluarga calon suami kamu," tutur mamah.

"Kamu dandan yang cantik ya, pakai gaun juga," sambung mamah.

"Iya mah," jawab Yona, kemudian dia berjalan kembali ke kamarnya.

Setibanya di kamar, dia langsung mengunci pintu lalu mencari gaun yang masih dia miliki di dalam lemari bajunya. Dia pun menemukan satu gaun yang sangat dia suka, sebenarnya dia memiliki banyak sekali gaun, tapi karena kondisi keuangan keluarga yang tidak stabil maka dia menjual semua gaun miliknya kecuali gaun yang satu ini. Dia menyukai gaun itu karena gaun itu diberikan oleh mamah dan papahnya ketika dia ulang tahun yang ke lima belas.

"Muka calon suami gue kayak gimana ya?" ucap pada dirinya sendiri sambil memperhatikan gaun yang dia ambil dari dalam lemari.

"Tapi gue penasaran juga sama mereka. Hanya demi seorang anak, mereka sampai mau mengeluarkan uang yang banyak," sambungnya lalu dia menaruh gaun itu di kasurnya dan dia pergi mandi untuk bersiap siap nanti malam.

°    °    °

Yona telah siap dengan riasan serta gaun yang dia pakai. Dia merapikan barang-barang yang hendak dia bawa seperti handphone, powerbank, dan beberapa alat make up.

"Yona ayo berangkat," panggil papah dari luar kamar Yona.

"Iya pah, sebentar," balas Yona, kemudian dia merapihkan rambutnya sekali lagi lalu keluar dari kamar menghampiri mamah dan papah.

"Mamah, papah, Kak Yona mau kemana?" tanya Yuna.

"Kita ada urusan dulu, kamu jagain rumah dan Yasya ya. Nanti kalau ada apa apa langsung telfon mamah saja," jelas mamah.

"Iya mah."

Mamah, Papah, dan Yona berjalan keluar dari rumah kemudian, masuk ke dalam mobil sedan berwarna hitam. Mobil yang mereka gunakan ini bukanlah mobil milik mereka melainkan mobil dari keluarga sang calon suami Yona. Keluarga itu mengirimkan mobil sedan sekaligus supir untuk mempermudah Yona dan keluarganya datang ke pertemuan makan malam.

Yona merasa jatungnya berdegup dengan sangat kencang sampai-sampai tangannya gemetar, mamah yang menyadari akan hal itu langsung menenangkannya.

"Tenang aja," ujar mamah sambil menggenggam tangan putrinya yang gemetar.

Yona pun menunjukkan senyumannya. "Iya mah."

Tak lama kemudian, mereka tiba disebuah restauran ternama yang menyediakan makanan dengan kualitas serta harga yang cukup tinggi. Bisa dibilang restauran ini termasuk restauran bergengsi di Jakarta bahkan di Indonesia.

Mereka masuk ke dalam restauran ini dengan dituntun oleh seorang waiter menuju meja yang telah disediakan. Yona melangkahkan kakinya dengan sangat ragu dan dia pun menggenggam tas miliknya dengan sangat kencang.

Setelah berjalan dari pintu masuk, mereka tiba disebuah meja yang dimana sudah ada sepasang suami istri, seorang nenek dan perempuan yang mungkin usianya tidak berbeda jauh dengan Yona. Ya, mereka adalah sang keluarga calon suami Yona.

"Selamat datang, silakan duduk," sambut seorang laki-laki yang sepertinya akan menjadi mertua Yona.

Mamah, papah dan Yona pun duduk di kursi yang telah disediakan untuk mereka semua. Terlihat sekali mereka menunjukkan wajah yang bahagia dengan senyuman mereka yang hangat seperti sinar mentari pagi, tapi entah mengapa Yona merasa ada sesuatu yang mengganjal.

Married With Kakak Kelas [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang