41 ~ Kebenaran

38.5K 1.7K 28
                                    

Jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan Alvaro belum kunjung tidur. Entah mengapa dia tiba bisa tertidur, padahal dia merasa cukup lelah hari ini. Seketika dia teringat dengan Yona, apakah dia sudah makan? Dia tinggal dimana? Apa dia baik baik saja? Tiba tiba Alvaro merasa bersalah karena, telah mengusir Yona begitu saja tanpa dia mencari tahu kebenaran dari semua masalah ini.

Dia pun bangkit dari tidurnya kemudian, menyalakan lampu kamar dan mengambil handphonenya. Dibukalah handphone miliknya lalu menghubungi ketiga temannya.

"Woy!" -Alvaro.

"Apaan?" -Rafael.

"Lo ngapain nelfon kita?" -Liam.

"Gue baru aja mimpiin Selena Gomez, tiba tiba lo nelfon. Ada apa sih?" -Nathan.

"Gue mau minta tolong sama kalian" -Alvaro.

"Minta tolong apaan?" -Liam.

"Bantu gue cari tau alasan kenapa Yona bisa ada di hotel sama Azriel" -Alvaro.

"Gampang, besok kita cari tau" -Nathan.

"Dan satu lagi, tolong bantu gue cari keberadaan Yona. Gue gak tau dia ada dimana" -Alvaro.

"Iya! Lo tenang aja, pasti kita kita bantu lo" -Rafael.

"Thanks bro" -Alvaro.

Setelah itu, dia memutuskan sambungan telfon tersebut lalu merebahkan tubuhnya kembali untuk tidur, walaupun sejujurnya dia tidak bisa tidur karena, terus menerus memikirkan Yona.

Disisi lain Yona masih terbangun sambil memainkan handphone miliknya. Dia benar benar tidak bisa tidur dan berharap Alvaro datang menghampirinya dan membawanya pulang kembali. Setelah mengingat kejadian ketika Alvaro mengusirnya, air mata Yona terjatuh begitu saja. Ternyata seperti ini rasanya tidak dipercaya oleh seseorang yang sangat dicintai, cukup menyakitkan.

Yona merasa ingin sekali pulang dan kembali dalam dekapan Alvaro yang selalu membuatnya sangat nyaman seakan akan dia adalah perempuan yang paling bahagia di dunia ini, tapi saat ini hubungannya sedang diambang kehancuran karena, kesalah pahaman Alvaro terhadap dirinya.

Diambilnya sebuah tissu untuk membasuh air matanya yang berhasil keluar dan tiba tiba saja dia merasa lapar dan ingin memakan nasi goreng lalu dia pergi ke dapur untuk membuat nasi goreng dengan bahan yang ada. Tak lama kemudian Sandria terbangun dari tidurnya kemudian, menghampiri Yona yang sedang memasak nasi goreng di dapur.

"Lo belum makan?" tanya Sandria.

"Belum," jawab Yona kemudian, tersenyum. "Gue mau dong nasgornya," sambung Sandria lalu Yona menunjukkan ibu jarinya sebagai tanda bahwa dia menyetujui ucapan Sandria.

Tak lama kemudian, nasi goreng yang dibuat oleh Yona pun telah matang dan siap untuk disantap. Dia makan di meja makan bersama dengan Sandria sambil berbincang santai agar suasana tidak terasa hening.

"Besok gue sekolah ya," gumam Yona lalu menyantap nasi gorengnya dengan lahap.

"GAK!" ucap Sandria. "Kenapa? Gue mau kejar nilai gue," sambung Yona dengan menunjukkan wajah memelasnya.

"Intinya lo harus istirahat dulu sampai keadaan membaik," balas Sandria.

"Nilai gue gimana?" tanya Yona lalu Sandria menelan makanannya, "Biarin itu jadi urusan gue," sambung Sandria.

Yona hanya bisa pasrah menerima keadaan ketika Sandria sudah bersikeras melarangnya untuk pergi ke sekolah. Dia kembali menyantap nasi gorengnya hingga habis lalu pergi tidur karena, dia sudah merasa mengantuk.

Married With Kakak Kelas [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang