38. Tak Akan Berubah

245 36 62
                                    

Jennie sedang berkemas-kemas untuk persiapan pulang ke Korea. Mungkin ini adalah keputusan yang terbaik.

"Kau yakin akan pulang besok, sayang?" tanya Ny. Soojin.

"Ya... Aku akan pulang besok." Jennie menatap Ny. Soojin lalu tersenyum.

"Kau tidak mau menyaksikan hari bahagiaku?" nada Ny. Soojin terlihat kecewa.

Jennie bangkit lalu menghampiri Ny. Soojin lalu memeluknya. "Walaupun aku tidak hadir, kalian tetap menjadi orang tuaku."

Ny. Soojin juga membalas pelukan Jennie. Walaupun dia memang tak memiliki hubungan darah dengan Jennie namun rasa sayang dan cintanya seperti seorang ibu pada anak kandungnya.

"Kau juga harus mempersiapkan pernikahanmu dengan Jungkook. Jangan lupa membicarakan ini padanya." Ny. Soojin kemudian melepas pelukannya lalu beranjak pergi.

Jennie kembali duduk di depan koper yang sedari tadi menyita waktunya. Ia masih bimbang dengan keputusannya kembali ke Korea. Sepertinya Ny. Soojin sangat kecewa tidak bisa berfoto bersama Jennie pada hari yang penuh makna itu.

Jennie mengetuk-ngetuk lantai dengan telunjuknya. "Apa sebaiknya aku menundanya lusa?" Ia berpikir keras. Sebenarnya memang tidak sesuatu yang mendesak untuk pulang. "Sebaiknya aku tunda saja," Jennie menutup koper yang masih terisi setengah itu lalu meletakkannya di bawah tempat tidur.

"Jenn..."

"Ada apalagi Bu?"

***

Tok! Tok!

"Masuklah," kata Yoongi.

Jimin langsung masuk ke ruang rawat Yoongi.

"Kau sedang apa?" Jimin heran melihat apa yang Yoongi lakukan pada piano yang tersedia di ruangan itu.

"Kau tak perlu tau," ketus Yoongi tanpa menoleh pada Jimin.

Jimin mendengus kesal. "Kau tetap si pucat yang menyebalkan." gerutunya. Yoongi kemudian menoleh pada Jimin. "Kenapa? Kau tak terima?" tanya Jimin menyambut tatapan Yoongi.

"Aku sedang menghias piano ini dengan bunga, agar gadis itu bisa sedikit tersenyum." Kata Yoongi sambil menata kerangka bunga berukuran kecil dengan foto di tengahnya. Jimin terkejut mendengarnya. Jimin lantas mendekat dan lebi terkejut lagi karena foto itu adalah foto Jennie. "Oh iya, dimana celana ketatmu? Haha..."

"Kau juga ingat itu?" Jimin sangat senang dan langsung memeluk Yoongi dengan sangat erat. "Akhirnya kau mengingatnya!"

"Hei! Apa-apaan kau?" Yoongi melepas pelukan Jimin.

Raut wajah Yoongi seketika berubah bingung. Ia membolak-balikan kerangka yang sedari tadi dia pegang. "Apa ini?" ia kemudian memberikannya pada Jimin. "Singkirkan ini," katanya lalu berbaring di ranjang.

"Tapi kau baru saja..."

"Ada apa kau kemari?" tanya Dr. Hoseok yang baru saja datang.

"Dia, dia tadi bisa mengingatku dan Jennie lalu tiba-tiba ia melupakannya begitu saja..." jelas Jimin menggebu-gebu.

Dr. Hoseok tersenyum. "Dia memang dalam proses penyembuhan."

"Jadi, maksudmu dia bisa sembuh?"

"Aku tidak bisa menjamin dia akan sembuh total. Namun, aku hanya bisa memperlambat alzeimernya dengan terapi dan obat. Jadi dia bisa mengingat dengan bantuan untuk beberapa waktu ke depan bukan selamanya."

"Dia bisa mengingat Jennie lagi?"

Dr. Hoseok tersenyum lalu mengangguk.

"Aku sangat berharap. Oh iya, aku kemari hanya untuk mengantarkan undangan pernikahan Ny. Soojin."

Sweet Season (Yoongi X Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang