39. Haruskah Melupakanmu?

539 56 65
                                    

Tn. Taehyong menatap sang buah hati dalam. "Kau masih mengingatku?" tanyanya pada Yoongi yang sedari tadi hanya menatap Tn. Taehyong dalam keheningan. Mereka sedang berada di ruang kunjungan.

"Ya. Aku sudah mendapatkan memoriku kembali, walaupun tidak banyak. Setidaknya aku mengingat semua orang terdekatku." kata Yoongi. Suaranya terdengar lemah. Dia seperti sedang terluka.

"Bagaimanapun juga kau adalah satu-satunya penerusku." Tn. Taehyong menepuk pundak Yoongi.

"Ya, kau juga satu-satunya yang ku miliki." Yoongi tersenyum tipis.

"Bagaimana keputusanmu? Kau mau melanjutkan sebagai musisi atau meneruskan usaha bir ayah? Masalah ilegal itu, Andrew sudah menyelesaikannya. Aku tidak memaksa, tapi kurasa kesehatanku terus menurun karena kebiasaanku terlalu sering minum." Tn. Taehyong pernah menanyakan ini beberapa waktu lalu. Tapi, Yoongi belum menjawabnya karena dia masih bingung.

"Sepertinya untuk mengingat banyak nada dan melodi terlalu berat untukku. Jadi, kurasa lebih baik aku membantu usaha ayah saja. Semua data tertulis, jadi aku mungkin bisa."

"Sepertinya aku akan mati di penjara busuk ini. Hukuman itu terlalu lama." Tn. Taehyong tertawa pahit. Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar. Apalagi melihat kesehatannya yang semakin memburuk.

"Jangan mengatakan itu. Aku akan meminta bantuan pada Ny. Soojin," Yoongi mengakhiri waktu kunjungannya dan memutuskan pergi ke rumah Ny. Soojin. Lebih tepatnya rumah pemberian Tn. Namjoon untuk Jennie.

Yoongi memilih kereta sebagai tunggangannya. Tak sengaja dia bertemu dengan Jimin. "Jimin? Kau mau kemana?"

"Hai Yoongi," Jimin dan Rose kemudian duduk di sebelah Yoongi. "Aku mau menghadiri pernikahan Jungkook. Kau sendiri?"

"Kalau begitu kita searah. Aku mau menemui Ny. Soojin, ada sesuatu yang harus ku bicarakan." Sebenarnya, Yoongi juga sudah mengingat Jennie. Namun dia tidak merasa menyukai gadis itu. Jadi dia kini tidak terlalu cemburu. Padahal beberapa waktu lalu dia sangat membenci telah menyaksikan Jungkook yang melamar jennie.

"Oo, begitu..."

Yoongi memilih untuk tidur karena Jimin sedang asik dengan Rose.

"Hei, kau kenapa?" tanya Yoongi.

Jennie langsung memeluk Yoongi erat. Dia langsung menumpahkan semua kesedihannya yang ditahannya sejak tadi."Yoongi... hiks mereka semua hanya menyukai Lisa dan selalu membantunya... Padahal aku yang sebenarnya terluka... hiks tidak ada yang membantuku Yoongi... Aku tidak kuat lagi..." keluh Jennie.

Yoongi membalas pelukannya sambil mengusap halus punggungnya. "Tenanglah Jennie, Aku akan selalu membantumu. Aku akan memberikan seluruh alat penggerak dan seluruh indera di tubuhku juga seluruh kekuatanku untukmu, kau punya aku..." katanya menenangkan.

***

"Tidak, tidak! Aku lulus Yoongi aku berhasil!! Aku bahkan dikirim ke London! Percayalah Yoongi!!" Jennie memeluk erat Yoongi.

"Iya aku percaya," Yoongi membalas peukan Jennie lalu mengusap lembut punggung Jennie.

***

Jennie langsung bertepuk tangan antusias dan memainkan piano dengan senyum manis yang masih merekat di wajahnya.

"Dia tersenyum tanpa beban. Jika senyum itu merekah sampai giginya terlihat dengan mata berbinar juga, tandanya dia..."

"Tidak menutupi kesedihannya. Aku tahu pucat, aku mengenal dia lebih lama darimu." potong Jimin.

***

Sweet Season (Yoongi X Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang