20. Akhir Musim Gugur

253 34 9
                                    

"Kau mengenal Lisa?" tanya Jungkook. Nadanya terdengar posesif.

Ny. Soojin masih diam.

"Dimana dia? Apa yang terjadi padanya?" Jungkook sangat ingin bertemu dengan Lisa. Ia mengira Lisa sudah tiada karena dia kehilangan kabarnya dari 10 tahun.

"Belum saatnya kau tahu."

"Itu bagian dari rencana mu? Jadi aku bisa bertemu dengannya? Lalu Jennie, apa yang aku.."

"Cukup Jungkook, sudah ku bilang. Belum saatnya kau tahu,"

***

Tidak terasa musim akan segera berganti. Hujan, salju, dan badai es akan segera datang. Besok mungkin akan menjadi hari terakhir musim gugur.

"Aku sangat berharap Jennie bisa datang besok," harap Jimin. Jimin sekarang berada di meja kasi bersama Rose. Ia libur mengajar karena sekarang hari minggu.

"Kau mau dia datang?" tanya Rose sambil tersenyum. Jimin mengangguk dan menatap heran Rose karena Rose keluar dari meja kasir dan mengambil bunga dandelion lalu memberikannya pada Jimin.

"Untuk apa?"

"Sekarang kau katakana harapanmu lalu tiup itu. Jennie pasti datang," kata Rose antusias.

Jimin terkekeh kecil tapi tetap melakukannya. Jimin menutup matanya lalu membacakan harapannya dan meniup bunga dandelion itu.

Rose kemudian bertepuk tangan. "Kau ingat? Kita dulu sering melakukan itu,"

"Ya.. dan selalu berhasil. Itu mungkin karena dandelion nya, Rose." Jimin meraih kedua tangan Rose lalu menggenggamnya. Jimin menatap intens mata Rose. "Kau, itu hanya karena kau. Kau rela terluka hanya untuk mengabulkan harapanku. Aku sangat buta dulu,"

Tiba-tiba Jennie berlari ke arah mereka.

Jimin langsung melepas genggamannya. "Hei, kenapa kau lari-lari?"

"Aku ingin meminta bantuan kalian untuk menemaniku konser besok. Aku tidak akan memakai biola jadi kalian harus berkolaborasi yang sangat spesial untukku. Besok adalah hari kelulusanku, okeey." Jennie berbalik hendak meninggalkan mereka yang menatapnya bingung. Setelah bergerak beberapa langkah, dia kembali lagi. "Kalian keberatan?"

Keduanya menggeleng pelan masih dengan tatapan bingungnya.

"Tentu saja begitu, kalian kan sering menari dulu. Nanti malam kita mulai berlatih, aku akan membawakan lagu yang sering kalian tarikan.." Jennie langsung berlari menuju piano yang terletak di bawah pohon cemara.

"Terkabul, kan?" Rose dan Jimin tertawa kemudian.

Sepertinya kali ini Jimin harus berterimakasih pada 'Si Pucat Yoongi'.

***
Jennie mulai berlatih. Ia berlatih bersama Jimin dan Rose. Jennie memilih lagu yang pernah ia tarikan bersama Jimin waktu itu. Saat degupan jantungnya benar-benar tak karuan. Hanya Jimin yang bisa membuatnya seperti itu. Jungkook? Pria itu sering membelainya bahkan menciumnya. Tapi Jennie tidak pernah merasakan itu. Ia biasa saja dengan perlakuan Jungkook. Namun pada Jimin, ia tetap tidak bisa mendapatkan perlindungan. Buktinya, Jimin tidak bisa mencegah Tuan Namjoon untuk tidak mengeluarkannya dari sekolah musik. Sedangkan Jungkook, dia mati-matian menahan Tuan Namjoon untuk mengeluarkan Jennie. Sebenarnya Tuan Namjoon membiarkan Jennie di sekolah itu bukan hanya karena uang tetapi juga karena ancaman Jungkook yang akan membunuhnya.

"Tunggu, gerakan mu terlalu cepat Rose!" Omel Jimin.

"Tidak sepertinya itu salahku, tempo ku masih berantakan." Bela Jennie.

"Tidak sayang, kau benar." Jimin mendekati Jennie dan berusaha duduk di samping Jennie, padahal kursinya hanya untuk satu orang.

"Kursinya tidak muat Jimin!"

Sweet Season (Yoongi X Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang