9. Rumah Sakit

422 54 10
                                    

"Cantik," puji Jungkook mengamati penampilan Jennie yang terlihat bak putri dari Yunani. Dia memakai gaun putih itu dengan riasan yang tidak terlalu menor tapi tetap terlihat anggun. Rambut panjangnya di biarkan terurai.

"Aku ingin tetap di sana," kata Jennie sendu.

Jungkook mendekap Jennie. "Aku mengerti, jika kau lulus nanti kau masih bisa berkunjung ke sana, atau mungkin kau bisa jadi pelatih," katanya menenangkan.

"Ya..." Jennie mengambil tasnya lalu bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Kau naik kereta?"

Jennie mengangguk. Ini adalah hari yang sangat berat. Di satu sisi ia ingin mengulangi hari-hari sebelumnya yaitu dengan sengaja menghindari ujian atau datang untuk mengetahui fakta baru dari Yoongi.

Jennie sudah berada di dalam kereta. Seperti biasa ia selalu melewati dua perjalanan agar dia bisa kembali ke pemberhentian, sebrang sekolah musik. Setelah menghabiskan 90 menit berkeliling, Jennie akhirnya masuk ke aula yang telah di rubah menjadi sebuah panggung pertunjukkan. Seluruh murid berkumpul di sana. Semua berantusias ingin menyaksikan para senior yang akan lepas dari sekolah ini. Para senior tentu juga berlomba-lomba untuk mendapatkan posisi lulusan terbaik di tahun ini. Karena perjalanannya tadi, Jennie melewatkan pembukaan ujiannya. Ketika dia masuk, sorotan mata kaget dari para pelatih berhasil ia dapatkan. Termasuk kepala sekolahnya, Tn. Namjoon.

Para senior telah menunjukkan penampilan terbaiknya. Ada yang berkolaborasi dengan penyair, penyanyi, penari, bahkan pelukis. Juga ada yang berkolaborasi dengan alat musik lain seperti gitar, biola, violin, harmonika, dan alat musik tradisional.

"Kau datang sayang," Jimin menghampiri Jennie. Dia menatap Jennie dengan mata yang berbinar, dia sangat terpukau dengan kecantikan Jennie. Sedangkan mata Jennie menyisir pandangan mencari pria berkulit pucat yang menjanjikannya sesuatu itu. Namun nihil, Jennie tidak dapat menemukannya.

"Terima kasih Soyeon, baiklah selanjutnya Kim Jennie!" panggil MC. Itu artinya sekarang gilirannya untuk tampil.

Jimin menangkup pipi Jennie agar dia membalas tatapan Jimin."Kau pasti bisa," sahutnya lembut.

Mereka langsung naik ke atas panggung. Ada jeda waktu karena anggota mereka kurang satu, dan sang pemain biola pun juga ikut naik ke atas panggung. Tapi, dia bukan Yoongi.

"Dimana Yoongi?" tanya Jennie sedikit khawatir. Jangan sampai hal terburuk yang selalu ia pikirkan terjadi.

"Sepertinya dia tidak datang, dia kan pelupa. Coklat yang baru dia makan saja, ia masih menuduhku telah memakan coklat itu, sepertinya dia penggemarku yang tertunda haha..." niat bercanda Jimin tidak mempan untuk Jennie sekarang. Ia sangat geram dengan Yoongi. Bisa-bisanya ia melupakannya.

Jennie menghembuskan nafasnya kasar. Gairahnya untuk bermain piano seketika hilang. Karena dia sudah terlanjur di depan akhirnya ia memainkan piano di hadapannya. Emosi yang tak terkontrol membuat tempo melodinya berlarian kemana-mana. Tentu sang pemain biola dan Jimin sangat kebingungan mengikuti permainan Jennie yang semakin lama semakin cepat. Mereka bertiga masih terlihat kompak. Mereka masih bisa mengikuti tempo cepat Jennie. Lama kelamaan bionis dan Jimin melepas Jennie yang sudah tak terkontrol. Semua penonton tentu heran dengan perlakuan Jennie. Awalnya Jennie memainkannya dengan lembut walau dengan tempo cepat, lama kelamaan tekanan tangan Jennie pada tuts piano semakin keras dan kasar sampai..

JREEEENGGG!!!!

Jennie menekannya keras dengan kedua tangannya. Air mata langsung mengucur deras. Ia mengingat kembali saat sang kakak menjatuhkan kepalanya pada piano dan membuat tuts piano itu tertekan dan menimbulkan suara yang sama seperti akhir permainan Jennie tadi. Dia langsung bangkit dari duduknya dan berlari pergi.

"Jennie..." panggil Jimin.

"Dia memang datang, tapi tidak menyelesaikan permainannya," kata Tn. Namjoon lalu beranjak pergi, seleranya untuk melihat penampilan murid-muridnya langsung pudar.

Jennie terus berlari hingga langkahnya terhenti di taman belakang sekolah. Dia menangis dengan isakan yang sangat keras. "Aku tidak bisa melakukannya,"

"Kau tidak menyelesaikannya?" tanya seorang pria di belakangnya.

Jennie langsung menoleh ke asal suara. Pria bersweater hitam dan celana birumuda rumah sakit berdiri di belakangnya. Ternyata pria itu adalah pria yang dicarinya. Dia langsung menghampiri Yoongi dan memberikan pukulan pelan pada dada Yoongi. "Sialan! Kemana saja kau?! Hiks.."

Yoongi memeluk Jennie. "Maafkan aku, aku ada masalah sedikit. Kertas yang berisi kode yang kuceritakan padamu itu hilang, jadi aku harus memeras otakku untuk mengingat hal itu lagi. Dan tidak memungkinkan untuk bermain biola dan mengiringimu,"

"Kau memaksa otakmu lagi demi aku?" Jennie jadi merasa bersalah sekarang. Wajah pucat Yoongi terlihat sangat jelas.

"Aku tidak ingin kau membenciku," Yoongi tersenyum dengan bibir putihnya.

"Astaga Yoongi, maafkan aku.." Jennie kembali menangis. Namun ia merasa lebih baik saat berada di pelukan Yoongi. Dia nyaman berada di pelukan orang yang baru dikenalnya. Wow.

"Ayo, aku akan menepati janjiku," Yoongi menggandeng Jennie keluar dari sekolah musik.

Mereka sudah berada di dalam mobil. Mereka duduk di belakang. Kali ini sopir pribadi Yoongi yang menyetir.

"Kau baik-baik saja?" khawatir Jennie.

"Aku sangat baik, apalagi melihat ada bidadari di sampingku," kata Yoongi sambil tersenyum manis, membuat pipi Jennie merona sempurna hingga ia memalingkan wajahnya.

Mereka diantarkan ke salah satu rumah sakit. Tidak terlalu jauh tapi Jennie tidak pernah tau tempat ini. Mungkin dia kurang berjalan-jalan di kota ini.

"Salang Hospital? Kenapa kita kemari?" heran Jennie.

"Ayo masuk,"

Mereka turun dari mobil dan langsung berjalan menyusuri rumah sakit. Yoongi seperti mengingat-ingat satu tempat, itu terlihat karena dari tadi ia mengerutkan keningnya. Jennie hanya sabar mengekor pada Yoongi. Satu jam berkeliling akhirnya mereka berhenti di salah satu ruangan. Ruangan itu bernama 'Ruang Inap Gangguan Otak'. Yoongi mengajak Jennie memasuki ruangan itu.

"Kau mau bertemu siapa di sini?" di dalam ruangan itu terdapat tiga orang pengidap gangguan. Mereka sama-sama sedang melamun. Mereka terdiri dari dua laki-laki dan satu wanita.

"Formasi ini sama seperti dulu," kata Yoongi. Otaknya kembali bekerja mengingat kejadian dulu. "Gangguan otak kami, sama-sama akibat terjatuh. Kadang kami merenung kadang kami ingin mengatakan apa saja. Diantara mereka, aku yang paling ringan gangguannya. Jadi aku masih bisa menangkap curhatan mereka dan kurasa curhatan itu untuk seseorang yang sama," rasa pusing mulai menghampiri Yoongi.

Jennie sengaja diam agar Yoongi tidak melupakannya. Dia mencerna dalam-dalam perkataan Yoongi. Dia sama sekali tidak paham. Siapa yang dia maksud? Kakaknya dari Busan, dan setaunya Jin ke Seoul hanya untuk menjalani sekolah musik saja.

"Pria itu sangat sayang pada adiknya, tapi caranya salah. Aku selalu menangis mendengar semua curhatannya. Sedangkan wanita itu, merasa sangat kehilangan adiknya. Keduanya menitipkan pesan yang sama untukku, sampai aku sangat dekat dengan kedua ibu mereka," kepalanya terasa sangat pusing, pandangannya kabur tidak karuan. Dan ia pun terjatuh karena tidak kuat lagi menahan tubuhnya.

"Yoongi!!"

🎼🎼🎼

TBC Kawan...

Waduhh apan lagi tuh?

Mereka siapa?! Cepat katakan!!!

Sudah jangan emosi mending pantengin terus yaa...

Jangan lupa Vomment ea

Ketahuilah Mereka Adalah Manusia ~ Yoongi

Sweet Season (Yoongi X Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang