31. Rencana Baru

259 41 37
                                    

"Jika kau tidak cepat-cepat menghukumnya, nyawamu dan Ny. Soojin akan melayang... Dead... hahaha..." sahut Jungkook.

"Itu tidak benar, 'kan? Dia sedang mabuk..."

"Sssst.. tenanglah Jennie. Itu yang memang pria itu inginkan."

Jennie mengusak kepalanya kasar. Dia langsung menyambar gelas dihadapannya namun ditahan oleh Tn. Namjoon.

"Biarkan aku minum!!" teriak Jennie. Dia terlihat sangat frustasi.

Tn. Namjoon yang tega melihat Jennie akhirnya membiarkan Jennie. Jennie mengisi gelasnya penuh bahkan sampai tumpah ke meja lalu meminumnya dengan sekali tegukan. Jungkook sudah sangat mabuk hingga dia tak peduli lagi dengan pembicaraan mereka.

"Kenapa harus aku?" Jennie kembali menuang Vodka itu ke gelasnya.

"Kau gadis yang cerdas dan berani.."

"Dan bodoh... haha.." lanjut Jennie sambil tersenyum. Tak butuh banyak Vodka untuk membuatnya mabuk. Dia bukan peminum aktif jadi sangat mudah membuat efek mabuk untuk tubuhnya.

"Jenn..." Tn. Namjoon menahan Jennie yang akan menuangkan Vodka lagi ke dalam gelasnya. Namun Jennie tetap berusaha menuangkannya. "Sudah!"

"Setiap aku menolong, aku tak mendapat balasan apapun! Aku bisa menerima jika tak ada balasan. Namun, itu juga melukaiku. Aku kehilangan semuanya karena menolong Lisa!! Lalu aku harus menyerahkan nyawaku juga?!" kata Jennie dengan nada yang sedikit menyeret dengan mata yang mulai terlihat sayu sambil mengebrak meja.

"Tapi dialah yang menolong hidupmu selama ini!" perkataan Tn. Namjoon seakan menampar Jennie. "Ayo pulang, kau mabuk." Tn Namjoon membantu Jennie berdiri mengalungkan sebelah tangan Jennie pada lehernya. "Jungkook kau mau kembali juga?"

"Iya, aku harus menjaga Lisa." jawab Jungkook.

***

Jennie mengerjapkan matanya berkali-kali. Dia sudah berada di rumah Ny. Mona. Dia bangkit dari tidurnya.

"issh.." Jennie mengerang sambil memegang kepalanya. Ia masih merasakan pusing.

Cekrek

"Kau sudah bangun," Ny. Soojin memasuki kamar Jennie dengan membawa nampan berisi secangkir teh lemon, segelas susu vanilla, dan roti gandum. Ia kemudian meletakkannya di nakas. Pertama, ia memberikan teh lemonnya untuk menetralkan rasa pusingnya.

Jennie menyeruputnya sedikit demi sedikit karena teh itu masih sedikit panas. Setelah menghabiskannya, Ny. Soojin memberikan susu dan rotinya. Kebiasaan Jennie saat sarapan adalah menyelupkan roti ke dalam susu. Dari berusia 8 tahun sampai umurnya menginjak 24 tahun, kebiasaan itu tak pernah berubah. Dia sangat menikmati sarapannya.

"Sepertinya hari ini adalah hari pertama musim semi. Suhunya sudah menurun dan salju sudah tak turun lagi. Matahari juga mulai muncul. Ini adalah musim favoritmu dan juga Lisa." Ny. Soojin membelai lembut surai Jennie.

"Apa rencanamu?" tanya Jennie masih sibuk dengan roti dan susunya.

"Rencana apa, sayang?" Ny. Soojin sangat bingung.

Jennie menatap Ny. Soojin. "Untuk mantan suamimu,"

"Kau sudah bertemu Tn. Namjoon?" Jennie mengangguk. "Mudah. Kau cukup membuat laporan baru dan menunjukkan sebuah berkas pada polisi. Selesai."

"Ada apa kau dengan mantan suamimu? Tunggu, Jin dan Yoongi..."

"Tidak." potong Ny. Soojin cepat. Jennie menatap Ny. Soojin penuh tanya. "Jin adalah anak kandungku. Yoongi," Ny Soojin menjeda perkataannya seperti berusaha menahan tangisnya. "Yoongi anak selingkuhan suamiku. Saat itu aku sangat marah karena dia menggendong Yoongi ke rumah. Aku meminta cerai dan tak memberikan sedikit harta pun untuknya karena sudah aku atas namakan untuk Jin." jelas Ny. Soojin.

Sweet Season (Yoongi X Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang